Imam Abul Wafa` Ali bin Aqil Al-Baghdadi Al-Hanbali adalah salah satu imam madzhab hanbali yang masyhur.
Ia adalah murid Qodhi Abu Ya'la. Dan menjadi matarantai fiqh hanbali. Ia dikenal sebagai orang jenius. Kitabnya Al-Funun sebanyak 700 jilid adalah bukti keimamahannya.
Namun, Ibnu Aqil pernah tergelincir dalam kubangan kesesatan madzhab muktaIlah. Sampai para ulama Hanabilah dizamannya memintanya taubat. Mereka mengecam, membantahnya, bahkan mengancamnya.
Kenapa Ibnu Aqil terpengaruh muktazilah? Sebabnya karena belajar kitab-kitab kalam--meskipun dilakukannya secara sembunyi-sembunyi.
Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Lisan Al-Mizan berkata:
وهذا الرجل من كبار الأئمة ، نعم كان معتزليا ؛ ثم أشهد على نفسه أنه تاب عن ذلك وصحت توبته. ثم صنف في الرد عليهم وقد أثنى عليه أهل عصره ومن بعدهم وأطراه ابن الجوزي وعول على كلامه في أكثر تصانيفه
"Ibnu Aqil termasuk imam besar. Betul dulunya ia menganut muktazilah kemudian ia bersaksi atas dirinya bahwa dirinya telah taubat darinya. Dan taubatnya benar. Kemudian ia menulis kitab-kitab yang membantah kaum muktazilah. Sehingga para ulama dimasanya dan sesudahnya memujinya. Termasuk yang memujinya adalah Ibnul Jauzi dan ia seringkali berpedoman pada pendapatnya Ibnu Aqil dalam banyak karangannya."
Kitabnya Imam Ibnu Aqil dalam Ilmu Ushul Fiqh adalah salah satu kitab penting di dalam madzhab. Bahkan menjadi salah satu rujukan utama.
Kitab tersebut diterbitkan dua penerbit hasil kerja dua muhaqqiq: 1) Prof. Dr. George Maqdisi, dan 2) Prof. Dr. Abdullah At-Turki.
George Maqdisi adalah orientalis berdarah Arab dan menjadi guru besar di Amerika. Ia adalah orientalis yang punya spesialisasi tentang madzhab hanbali. Dan karangan-karangannya tentang Hanbalisme sangat berharga. Saya telah membaca sebagiannya. Dan saya mendapat banyak faedah darinya.
Sedangkan Syaikh Abdullah At-Turki adalah doktor ushul fiqh lulusan Universitas Al-Azhar. Ia merupakan faqih yang banyak mentahqiq kitab-kitab fiqh dan ushul fiqh karya para imam Hanabilah. Bahkan selama berpuluh tahun para thullab Hanabilah mempelajari fiqh hanbali melalui hasil karyanya.
Di hadapkan pada realitas itu saya sempat bimbang mana yang akan saya beli dari dua edisi Kitab Al-Wadhih Fi Ushul Al-Fiqh?
Dalam kebimbangan itu saya membaca catatan kaki Syaikh Abdurrahman Al-Utsaimin dalam Thobaqot Al-Hanabilah tentang dua edisi tersebut. Maka, saya mengutamakan tahqiq Syaikh Abdullah At-Turki yang diterbitkan Muassasah Ar-Risalah.
Meskipun ada catatan dari Syaikh Abdurrahman Al-Utsaimin namun saya minta dipastikan bahwa edisi Kitab Al-Wadhih Fi Ushul Al-Fiqh adalah edisi mutakhir; bukan edisi copy paste cetakan pertama yang perlu disempurnakan sebagaimana catatan yang diberikan Syaikh Abdurrahman Al-Utsaimin.
Ustadz hafidin achmad luthfie