Ibnu Taimiyyah adalah imam kabir. Imam-imam besar dizamannya dibuat kagum padanya. Para syuyukhnya, aqronnya, thullabnya, bahkan imam-imam yang bukan siapa-siapanya bertemu kemudian diskusi dengannya, seperti Ibnu Daqiq Al-Ied, memuji dan menyanjungnya.
Tak berhenti di situ bahkan musuh-musuhnya, seperti Syaikh Kamaluddin bin Az-Zamalkani--hakim agung madzhab syafi'iyyah (qodhi qudhot asy syafi'iyyah), mengakui imamahnya. Ibnu Katsir menukil dalam Al-Bidayah Wa An-Nihayah ucapan Syaikh Ibnu Az-Zamalkan pada Ibnu Taimiyyah saat umurnya masih 30 tahun:
إنه اجتمعت فيه شروط الاجتهاد على وجهها، وأن له اليد الطولى في حسن التصنيف، وجودة العبارة، والترتيب والتقسيم والتبيين
"Sesungguhnya pada diri Ibnu Taimiyyah terpenuhi syarat-syarat ijtihad secara sempurna. Ia punya kemampuan hebat dalam menulis karangan yang bermutu, dengan bahasa yang bagus, serta susunan, pembagian dan penjelasan yang apik."
Az-Zamalkani ketika membaca salah satu bukunya Ibnu Taimiyyah lalu menuliskan syair padanya:
ماذا يقول الواصفون له ... وصفاته جلت عن الحصر
هو حجة لله قاهرة ... هو بيننا أعجوبة الدهر
هو آية في الخلق ظاهرة ... أنوارها أربت على الفجر
"Apakah yang akan dikatakan orang-orang padanya?
Sementara kebaikan-kebaikan dan keutamaan-keutamaannya tak terbatas
Ibnu Taimiyyah adalah hujjah Allah yang kokoh
Dia hidup di tengah kita sebagai keajaiban masa
Dia juga merupakan tanda kebesaran (Allah) yang nyata di tengah manusia
Dan cahaya-cahaya ilmunya lebih terang dari fajar"
Ibnu Taimiyyah pernah dikeroyok ramai-ramai dalam sebuah majelis yang dihadiri para qodhi dan ulama. Mereka bermaksud menyidang dan menghakiminya. Mereka mempermasalahkan taqrirnya mengenai sifat dalam Kitab Al-Wasithiyyah. Mereka hendak mendebatnya dan kalau berhasil mengalahkan hujjahnya, maka menjadi mudah buat mereka untuk memvonisnya sesat. Namun, kesemuanya berakhir dengan gagal total. Ibnu Taimiyyah justru menjadi bintang di majelis itu. Dia membuktikan dirinya sebagai lautan ilmu manqul dan ilmu ma'qul.Para qodhi dan ulama yang mendebatnya justru kewalahan dalam berdebat dan berargumentasi dengannya.
Dan, diantara yang hadir adalah Syaikh Shofiyyuddin Al-Hindi, yang dikenal sebagai mutakallim besar dalam madzhab asy'ariyyah. Ibnu Katsir menceritakan:
وحضر الشيخ صفي الدين الهندي ، وتكلم مع الشيخ تقي الدين كلاما كثيرا ، ولكن ساقيته لاطمت بحرا
"Turut hadir dalam majelis itu Syaikh Shofiyyuddin Al-Hindi. Ia berdebat lama dengan Ibnu Taimiyyah. Namun, serangan jurus-jurus ilmu kalamnya justru tenggelam dalam lautan ilmunya Ibnu Taimiyyah."
Ada lebih dari seratus ulama memuji dan menyanjung Ibnu Taimiyyah. Mereka bukan Hanabilah. Namun, berasal dari madzhab di luar Hanabilah, terutama para imam-imam syafi'iyyah yang besar dan terkenal. Anda bisa baca hal tersebut dalam kitab Ar-Radd Al-Wafir.
Bahkan para orientalis Barat yang melakukan penelitian dan pengkajian pada turots Ibnu Taimiyyah juga dibuat kagum. Mereka mengakui Ibnu Taimiyyah adalah tokoh pemikiran kaliber dunia, punya pengaruh yang sangat besar dalam sejarah, serta selalu hadir dalam kancah dialektika ilmu. Silakan dibaca buku yang saya sertakan fotonya di bawah.
Maka, jangn heran kalau Ibnu Taimiyyah begitu dikagumi dan dicintai. Mereka berasal dari berbagai madzhab. Namun, sayangnya para pecinta Ibnu Taimiyyah tersebut mendapat perlakuan yang melanggar HAM dan menyalahi kemuliaan syakhshiyyah Islamiyyah dari pembencinya. Seperti kasus yang menimpa Ibnu Abil 'Izz Al-Hanafi. Istrinya difasakh secara zalim darinya. Kemudian istrinya dikawini oleh orang yang melakukan fasakh yang dipaksakan tersebut.
Tiga kitab di bawah adalah kitab yang ditulis Syaikh Masyhur Hasan tentang mihnah atau tribulasi yang dialami sebagian pecinta Ibnu Taimiyyah.
Kitab tersebut merupakan riset yang luas atas puzzle-puzzle peristiwa yang tersebar dibanyak kitab. Silakan dibaca. Sangat bermanfaat sekali kajian peristiwa dan sejarahnya.
Ustadz hafidin achmad lutfie