Umar bin Abi Anas rahimahullah mengisahkan bahwa ketika Khalifah Bani Umayyah, Al Walid bin Abdil Malik memerintahkan untuk merobohkan rumah-rumah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan memasukkannya ke dalam area perluasan masjid beliau melihat para putra sahabat tenggelam dalam tangisan...
Beliau berkata,
فَلَقَدْ رَأَيْتُنِي فِي مَجْلِسٍ فِيهِ نَفَرٌ مِنْ أَبْنَاءِ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - مِنْهُمْ أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ. وَأَبُو أُمَامَةَ بْنُ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ. وَخَارِجَةُ بْنُ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ وَإِنَّهُمْ لَيَبْكُونَ حَتَّى أَخْضَلَ لِحَاهُمُ الدَّمْعُ.
"Sungguh aku telah melihat di majelis, putra-putra para sahabat Rasulullah... di antara mereka Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf, Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, dan Khaarijah bin Zaid bin Tsabit... mereka menangis sampai jenggot-jenggot mereka basah dengan air mata..."
Abu Umamah mengatakan,
لَيْتَهَا تُرِكَتْ فَلَمْ تُهْدَمْ حَتَّى يَقْصُرَ النَّاسُ عَنِ الْبِنَاءِ. وَيَرَوْا مَا رَضِيَ اللَّهُ لِنَبِيِّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَمَفَاتِيحُ خَزَائِنِ الدُّنْيَا بِيَدِهِ.
"Alangkah baiknya bila bangunan-bangunan tersebut dibiarkan begitu saja tidak dihancurkan, hingga manusia tidak berlebih-lebihan dalam membangun karena mereka bisa melihat kesederhanaan yang telah Allah takdirkan bagi Nabi-Nya, dalam keadaan kunci-kunci perbendaharaan dunia ada di tangan beliau." (Thabaqat Al Kubra, 1/387)
Ustadz wira bachrun