Kalau seorang pria menikahi wanita sholehah, maka sungguh dia akan menjalani hidup yang harmonis, sekalipun ia miskin. (Syaikh Shaleh Al-Fauzan dalam Al-Ittihaf hlm. 858)
Berlaku pula sebaliknya, banyak wanita yang memilih suami di awal pernikahan dengan motivasi yang beragam, mulai dari ketampanan, kemapanan, bahkan garis keturunan.
Namun, tanyalah wanita-wanita yang telah mencicipi asam-manis kehidupan rumah tangga. Ternyata suami sholeh, bertakwa, berakhlak, bertanggung jawab, itulah yang membahagiakan dan menjadikan mereka tentram.
Hal itu telah terbukti dan banyak kita saksikan dari rumah-rumah orang-orang beriman. Mereka diliputi kebahagiaan, anak-anak yang menyejukkan mata, hubungan suami istri yang sakinah dan penuh mawaddah, walau secara ekonomi jauh dari standar cukup.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah dahulu memperingatkan, “fadzhfar bidzaatid diin, taribat yadaak,, utamakanlah yang memiliki agama, jika tidak kau akan merugi.”
Seorang ulama salaf juga pernah berkata, “siapa yang menikah karena menginginkan kehormatan maka dia akan hina. Siapa yang menikah karena cari harta maka dia akan melarat. Namun siapa yang menikah karena agamanya maka Allah akan kumpulkan untuknya harta dan kehormatan bersama agama.”