"Aqidah Salaf Bukan Untuk Diperdebatkan"
Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi
Diantara alasan utama kokohnya Aqidah Salaf shalih adalah karena mereka memiliki keyakinan yang sangat kuat terhadap agama dan aqidah mereka sehingga tidak butuh menawarkannya pada pendapat dan logika orang lain.
Berbeda halnya dengan ahli bid’ah dan ahli filsafat, mereka berpindah-pindah dari keyakinan menuju keyakinan lainnya karena mereka selalui dibayangi oleh keraguan dan kerancuan.
Umar bin Abdul Aziz berkata: “Barangsiapa menjadikan agamanya sebagai bahan perdebatan maka dia akan sering berpindah-pindah pendapat”. (Al-Ibanah 2/503 oleh Ibnu Baththoh).
Suatu saat, ada seorang berkata kepada Imam Malik: Wahai Abu Abdillah, dengarkanlah aku, saya akan berdialog dan berdebat denganmu jika engkau kalah maka engkau ikuti pendapatku. Kata Imam Malik: Bagaimana jika ada orang lain yang mendebat kita lalu dia mengalahkan kita? Orang tersebut menjawab: “Ya kita ikuti dia”. Serentak Imam Malik mengatakan: Wahai Abdullah, sesungguhnya Allah mengutus Muhammad dengan satu agama, namun mengapa saya melihat dirimu berpindah-pindah dari agama menuju agama lainnya”. Beliau juga mengatakan: “Apakah setiap kali datang seorang yang lebih lihai berbicara, lalu kita tinggalkan apa yang dibawa oleh Jibril kepada Muhammad?!! (Al Ibanah 2/507-508)
Pernah juga ada seorang datang kepada Imam Hasan al-Bashri seraya mengatakan: Wahai Abu Said, marilah kita berdebat tentang agama, maka Hasan menjawab: “Saya telah yakin dengan agama saya, jika memang kamu kehilangan agamamu maka pergi dan carilah”. (Al Ibanah 2/509)
Nukilan-nukilan atsar di atas menunjukkan kokohnya ulama salaf dalam beragama dan tidak butuh kepada perdebatan dan dialog untuk mencari pemikiran dan pendapat lainnya yang menyimpang.
"Tsabatu Aqidah Salaf" karya Syeikh Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin Al Abbad.