BENCI JADI CINTA
Adalah Tsumamah Bin Utsal, seorang tokoh Bani Hanifah (بني حنيفة) yang berasal dari Yamamah (Nejd), berhasil ditawan pasukan berkuda (خيلا) yang dikirim oleh Rasulullah Shalallohu Alaihi Wassallam pada sebuah peperangan.
Ia kemudian diikat di salah satu tiang diantara tiang-tiang di Masjid Nabawi.
Rasulullah keluar (hendak sholat) dan menemuinya kemudian bersabda: "Apa yang ada dalam benakmu wahai Tsumamah?"Dia menjawab: "Dalam benakku adalah hal yang baik wahai Muhammad (maksudnya Rasulullah dikenal sebagai orang yang pemaaf lagi baik), jika engkau membunuhku berarti engkau membunuh orang yang mempunyai darah (maksudnya jika ia dibunuh, maka pengikutnya akan balas dendam dan menumpahkan darah), namun jika engkau berbuat baik padaku, berarti engkau telah berbuat baik pada orang yang pandai berterima kasih. Dan jika engkau menginginkan harta katakan saja, engkau akan diberi sekehendakmu."
Kemudian Rasulullah meninggalkannya hingga keesokan harinya, beliau bertanya: "Apa yang ada
dalam benakmu wahai Tsumamah?" Dia menjawab: "Keadaanku adalah sebagaimana yang telah aku katakan padamu, namun jika engkau berbuat baik padaku, berarti engkau telah berbuat baik pada orang yang pandai berterima kasih. Jika engkau membunuhku berarti engkau membunuh orang yang mempunyai darah. Dan jika engkau menginginkan harta katakan saja, engkau akan diberi sekehendakmu."
Kemudian Rasulullah meninggalkannya, hingga esok harinya, beliau bertanya lagi: "Apa yang ada dalam benakmu wahai Tsumamah?" Dia menjawab: "Keadaanku adalah sebagaimana yang telah aku katakan padamu, namun jika engkau berbuat baik padaku, berarti engkau telah berbuat baik pada orang yang pandai berterima kasih. Jika engkau membunuhku berarti engkau membunuh orang yang mempunyai darah. Dan jika engkau menginginkan harta katakan saja, engkau akan diberi sekehendakmu."
Kemudian Rasulullah Shalallohu Alaihi Wassallam bersabda:
"Bebaskanlah Tsumamah!" Lalu dia pergi menuju ke arah pohon kurma dekat masjid, kemudian mandi dan masuk masjid lalu berkata:
أشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمداً عبده ورسوله
"Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Wahai Muhammad, demi Allah, tadinya tidak ada wajah yang paling aku benci di muka bumi ini selain wajahmu, akan tetapi kini wajahmu adalah wajah yang paling aku cintai.
Demi Allah, tadinya tidak ada agama yang paling aku benci selain agamamu, namun sekarang agamamu adalah agama yang paling aku cintai. Demi Allah tadinya tidak ada negeri yang paling aku benci selain negerimu, kini negerimu adalah negeri yang paling aku cintai.
Sesungguhnya pasukanmu menangkapku, saat aku hendak umrah, bagaimana pendapatmu?" Rasulullah menyampaikan berita gembira kepadanya, dan beliau memerintahkan padanya agar pergi umrah. Saat tiba di Mekkah, seorang berkata kepadanya: "Apakah kamu telah pindah
agama?" Dia menjawab: "Tidak, akan tetapi aku memeluk agama Islam bersamaRasulullah. Demi Allah, tidak akan datang kepada kalian sebiji gandumpun dari Yamamah sampai kalian mendapat izin dari Rasulullah Shalallohu Alaihi Wassallam.
Inilah indahnya Islam, bahkan saat peperangan sekalipun Allah Azza Wa Jalla memrintahkan agar berbuat baik pada setiap tawanan. Tidak mendzolimi mereka dan semaksimal mungkin memberikan perlakuan terbaik kepada mereka. Hingga bukan tidak mungkin, kebencian yang sudah mendarah daging sekalipun terhadap agama ini akan berubah 180 derajat menjadi cinta yang begitu besar..... ماشاء الله
---------------------
(Sedikit Rangkuman dari kajian pagi ini bersama Fadhilatussyeikh Abdul Rozaq bin Abdul Muhsin Al Badr حفظه الله pada hadist ke 1155 di kitab مختصر صحيح مسلم للحافظ المنذري).
Masjid Nabawi Madinah Al Munawwarah
Selasa, 18 Rabiust Tsani 1443
Fauzy (Aboe Fatih Al ANSHARI)
#masjidnabawi
#madinahalmunawwarah
-------------------------
Catatan lain diluar kajian, bahwa Hadist ini yang menjadi dasar diperbolehkannya Non Muslim memasuki kota Madinah. Seperti yang telah disampaikan oleh Syaikh Utsman Al-Khamis, asal Kuwait. Beliau menyampaikan bahwa di tahun ke-9 Hijriyah, Nabi shallallahu alaihi wa alihi wa sallam, menawan Tsumamah bin Utsal dengan cara diikat di salah satu tiang masjid Nabawi. Padahal dia saat itu seorang musyrik yang halal darahnya.
Pembolehan tersebut, karena tidak didapati dalil yang melarangnya dan asal hukumnya mubah. Hal ini dapat diambil contoh di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, banyak utusan dan orang-orang kafir musyrik menemui Rasulullah di dalam kota Madinah. (Bisa diperiksa di رد المحتار 6/387 مواهب الجليل 3/381 روضة الطالبين 10/308-310 كشاف القناع 3/135).
Ustadz muhammad fauzy ilham
https://www.facebook.com/1287495972/posts/10221641656172521/