takhrij hadits keutamaan shalat Dhuha.
إنّ في الجنَّةِ بابًا يُقالُ له: الضُّحى، فإذا كان يومُ القِيامةِ نادى مُنادٍ: أينَ الَّذينَ كانوا يُديمونَ صلاةَ الضُّحى؟ هذا بابُكم فادْخُلوه برَحمةِ اللهِ..
(Terjemah hadits ini ada di poster bawah)
Adapun dari jalur Abu Huroiroh, haditsnya di keluarkan oleh ath Thobroni di dalam "Al Mu'jamul Ausath" nya dengan sanadnya dari Bisyr bin Al Walid, dari Sulaiman bin Daud, dari Yahya bin Abi Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Huroiroh Radhiyallahu 'anhu secara marfu' dengan lafazh seperti di atas.
Ana katakan: Sanad ini sangat lemah. Karena ada seorang rowi yg bernama Sulaiman bin Daud yg di nilai oleh para ulama hadits dengan "Matrukul hadits (haditsnya di tinggalkan).
Kemudian yg kedua dari jalur Anas bin Malik. Haditsnya di keluarkan oleh Al Khathib Al Baghdadiy di dalam "Tarikh Baghdad" nya dengan sanadnya dari Ali bin Al Fath, dari Yahya bin Syabib, dari Sufyan Ats Tsauri, dari Al A'masy, dari Anas secara marfu' dengan lafazh:
إن في الجنة بابا يقال له : ضحى ، فمن صلى صلاة الضحى ...... حتى تدخله الجنة
"Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pintu yg di namakan : Dhuha. Maka barangsiapa yg melakukan sholat Dhuha ......dst..sampai ia di masukkan ke dalam surga."
Ana katakan: Hadits ini memiliki 3 cacat:
1. Keterputusan antara Al A'masy dan Anas, di mana para ulama menyebutkan bahwa Al A'masy tidak pernah mendengar Anas.
2. Perawi bernama Yahya bin Syabib, yg tertuduh melakukan pemalsuan hadits yg di sandarkan kepada Sufyan Ats Tsauri.
3. Perawi yg bernama Ali bin Al Fath, yg di nilai sebagai majhul hal.
Dengan adanya cacat ini, maka hadits di atas berderajat palsu.
Al Imam Ibnu Asakir di dalam "Tarikh Dimasyqi" juga mengeluarkan hadits yg serupa dari Anas. Namun di dalam sanadnya juga ada perawi yg tertuduh memalsukan hadits, yaitu yg bernama Ya'qub bin Al Jahm. Sehingga derajat hadits ini pun palsu.
Kesimpulan: Berdasarkan penelitian di atas dengan di kumpulkannya riwayat² tadi, maka hadits tersebut berderajat *Palsu*