Prinsip "ambil baiknya, buang buruknya" itu hanya berlaku bagi yang sudah mutqin dalam ilmu. Adapun bagi pemula, maka semuanya akan tampak baik baginya, sehingga akhirnya dia mengikuti keburukan tanpa disadari olehnya. Oleh karena itu, para ulama' terdahulu sudah jauh-jauh hari mewasiatkan kepada kita untuk berhati-hati agar tidak sembarangan dalam menimba ilmu.
Suatu ketika Abu Zu'rah ar-Raziy rahimahullah ditanya tentang al-Harits al-Muhasibiy dan kitab-kitabnya. Beliau menjawab,
إياك وهذه الكتب، هذه كتب بدع وضلالات، عليك بالأثر، فإنك تجد فيه ما يغنيك عن هذه الكتب، قيل له: في هذه الكتب عبرة، فقال: من لم يكن له في كتاب الله عبرة فليس له في هذه عبرة
"Waspadalah kalian dari kitab-kitab tersebut. Itu adalah kitab-kitab kebid'ahan dan kesesatan. Wajib bagi kalian untuk berpegang teguh pada atsar. Karena sesungguhnya kalian akan mendapati di dalam atsar tersebut sesuatu yang mencukupi kalian dari kitab-kitab tadi." Kemudian ada yang menimpali, "Di dalam kitab-kitab tersebut ada 'ibrah (pelajaran yang bisa diambil)." Maka Abu Zur'ah berkata, "Barangsiapa yang tidak bisa mengambil 'ibrah dari Kitabullah, maka dia tidak akan bisa mengambil ibrah dari kitab-kitab tersebut."
Yakni, barangsiapa yang belum mutqin ilmunya sehingga belum bisa memahami Kitabullah dengan pemahaman yang benar, maka dia tidak akan bisa membedakan mana yang haq dan mana yang bathil dari kitab-kitab tersebut.
Ustadz Dr andy oktavian latief