Kemuliaan Imam Ibnu Taimiyah dari telegram ust Salman Ali
(Kisah Imam Ibnu Taimiah Yang Sangat Pemaaf Walaupun Hampir Di Bunuh)
1) Imam Ibn Taimiah seorang ulamak yang berani.Beliau berdebat dengan ramai orang untuk menegakkan sunnah dan menghapuskan amalan amalan yang bertentangan dengan agama seperti khurafat,bidaah dan syirik
2) Sultan An-Nashir Ibn Qolawuun memiliki orang kanannya dari kalangan para ulama bid’ah yang memusuhi Ibnu Taimiyyah, dan mereka berfatwa kepada Sultan agar membunuh Ibnu Taimiyyah. Akan tetapi sultan hanya memenjarakan Ibnu Taimiyyah dan tidak membunuhnya.
3) Maka pada suatu saat datanglah Al-Jaasyinkir menggulingkan dan merebut kekuasaan dari Sultan. Akhirnya orang kanan sultan tersebut berkhianat dan membelot meninggalkan sultan dan membai’at Al-Jaasyinkiir. Tentu hal ini membuat murka sultan. Maka sultan akhirnya berusaha merebut kembali kekuasaannya dan akhirnya ia berhasil. Ternyata orang kanan sultan tersebut kembali kepada sang sultan, yang hal ini membuat sang sultan marah dan mengetahui bahwasanya mereka adalah para penjilat.
4) Akhirnya sultan pun mengeluarkan Ibnu Taimiyyah dari penjara dan menyambut Ibnu Taimiyyah dengan penuh penghormatan di hadapan orang-orang kanan tersebut yang pernah berfatwa untuk membunuh Ibnu Taimiyyah. Lantas sultan mengeluarkan secarik kertas dari kantongnya yang ternyata isi kertas tersebut adalah fatwa orang-orang kanan tersebut untuk membunuh Ibnu Taimiyyah. Tentunya sang sultan sudah menyimpan dendam yang sangat besar, dan berharap agar Ibnu Taimiyyah berfatwa sebaliknya untuk membunuh orang-orang kanan tersebut.
5) Ibnu Taimiyyah berkata, “Akupun faham maksud Sultan, dan aku tahu bahwasanya ia menyimpan dendam dan kemarahan yang sangat dalam terhadap orang kanan tersebut, kerana mereka telah membelot darinya dan membai’ah Al-Jasyinkir…, maka akupun mulai memuji para ulama, iaitu orang orang kanan tersebut, dan menyebutkan jasa mereka, dan seandainya mereka pergi maka sultan tidak akan mendapatkan lagi orang orang kanan yang seperti mereka”.
6) Kemudian sultan berkata kepada Ibn Taimiah, “Mereka (para ulama dan orang kanan) tersebut telah menyakitimu dan berulang-ulang ingin agar engkau dibunuh”.
7) Ibnu Taimiyyah berkata, “Barangsiapa yang menyakitiku maka aku telah memafkannya, dan barangsiapa yang menyakiti Allah dan RasulNya maka Allah akan membalasnya, aku tidak akan membela diriku sendiri”.
Akhirnya hilanglah kemarahan sultan.
(Lihat kisah ini Al-Bidaayah wa An-Nihaayah 18/93-95 (tahqiq At-Turki) dan juga Al-’Uquud Ad-Durriyyah hal 221)
- Dr. Rozaimi Ramle -
https://homeofhadith.blogspot.com/search?q=Ibnu+Taimiyah+&m=1