Mempelajari adab dan akhlak adalah perkara penting bagi seorang muslim. Agar dia bisa berakhlak seperti akhlak Rasulullooh Shallallohu 'alaihi wa sallam. Bahkan Abdullah bin Mubarak rahimahullah mengatakan:
طلبت الأدب ثلاثين سنة وطلبت العلم عشرين سنة كانوا يطلبون الأدب ثم العلم
“Saya mempelajari adab selama tiga puluh tahun dan saya mempelajari ilmu (agama) selama dua puluh tahun, dan dahulu mereka (para ulama salaf) memulai pelajaran mereka dengan mempelajari adab terlebih dahulu kemudian baru ilmu”.[Ghayatun Nihayah]
al-Ustadz Rido
Abu Hafidzh
I غفر الله له ولوالديه I
(Lulusan Darul Hadits Dammaj Yaman)
📚 Pembahasan :
*"Kitab Hilyah Tolibil Ilmi Penulis: Syaikh Bakr bin Abdullah Abuzaid"*
*Tema:"Menuntut Ilmu Agama Adalah Ibadah"
🚻Untuk Umum, Kaum Muslimin dan Muslimah.
_Bagi jamaah yang membawa anak kecil, harap diperhatikan adab-adab penuntut ilmu dan adab-adab di Masjid dengan menertibkan anak-anaknya._
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
"Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan, maka ia mendapatkan pahala sebagaimana orang yang melakukan." [HR. Muslim, 35
=================================================
MATERI KAJIAN
شرح حلية طالب العلم
الفصل الأول
[متن]: آداب الطالب في نفسه
1. العلم عبادة :
أصل الأصول في هذه "الحلية" بل ولكل أمرٍ مطلوبٍ علمُك بأن العلم عبادة، قال بعض العلماء : ”العلم صلاة السر، وعبادة القلب”.
Pasal yang pertama
Adab penuntut ilmu terhadap dirinya
1. Menuntut ilmu adalah ibadah.
Pokok dari perhiasan (penuntut ilmu) ini, atau bahkan ssri setiap perkara yang dicari, adalah engkau mengetahui bahwa menuntut ilmu adalah ibadah.
Sebagian ulama berkata: "ilmu adalah shalat yang tersembunyi, dan ibadah hati".
شرح:
← عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه، كان يقول: «لأن أجلس في مجلس فقه ساعة أحب إلي من صيام يوم وقيام ليلة». [أخرجه البيهقي في «المدخل إلى السنن الكبرى» (461)].
Ibnu Mas'ud berkata: Aku duduk di majlis ilmu satu jam saja, lebih aku sukai dari pusa sehari dan shalat semalaman". [Al Madkhol / Al Baihaqi]
←قال الشافعي رحمه الله : «طلب العلم أفضل من صلاة النافلة»[أخرجه البيهقي في «المدخل» (474)، وأبو نعيم في «حلية الأولياء» (9/ 119)،].
Imam Syafii berkata: menuntut ilmu lebih utama dari shalat sunah". [Al Madkhol / Al Baihaqi]
← قال الشافعي : «ليس بعد أداء الفرائض شيء أفضل من طلب العلم»، قيل له: ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: «ولا الجهاد في سبيل الله عز وجل»[ أخرجه البيهقي في «المدخل إلى السنن الكبرى» (475)]
Imam Syafii berkata: "Tidak ada amalan yang lebih utama setelah yang wajib, dari menuntut ilmu". Kemudian dikatakan kepadanya: "Tidak juga jihad fi sabilillah?". Imam Syafii berkata: "Tidak juga jihad fi sabilillah".
← وقال الله تعالى: ( وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِیَنفِرُوا۟ كَاۤفَّةࣰۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةࣲ مِّنۡهُمۡ لِّیَتَفَقَّهُوا۟ فِی ٱلدِّینِ وَلِیُنذِرُوا۟ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوۤا۟ إِلَیۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ یَحۡذَرُونَ). [Surat At-Taubah 122]
(Bahasa Indonesia)
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. [Surat At-Taubah, Ayat 122]
← قال سمعت سفيان الثوري : «لا أعلم شيئًا من الأعمال أفضل من العلم أو الحديث لمن حسنت فيه نيَّتُه». [أخرجه الدارمي في «سننه» (335)، وأبو نعيم في «الحلية» (6/ 363)، والبيهقي في «المدخل إلى السنن الكبرى» (470)، ، بسند صحيح.].
Berkata Sufyan bin Said Ats Tsauri: "Aku tidak mengetahui suafu amalan yang lebih utama dari menuntut ilmu atau mencari hadits bagi orang yang bagus niatnya". [Sunan Darimi]
← قال الإمام أحمد – رحمه الله تعالى -: (( العلم لا يعدله شيء لمن صحت نيته )). قالوا : كيف ذلك ؟ (( ينوي رفع الجهل عن نفسه وعن غيره )). [مسائل ابن هاني]
Imam Ahmad mengatakan: "Menuntut ilmu, tidak ada yang menandinginya, bagi siapa saja yang benar niatnya". Ada yang bertanya: "Bagaimana niat yang benar itu?". Imam Ahmad mengatakan: "Dia berniat untuk mengangkat kebodohan dari dirinya dan orang lain". [Masail ibni Hani]
← قال مُطرِّف بن عبد الله بن الشِّخِّير : «فضل العلم أحب إلى الله من فضل العبادة». [أخرجه أحمد في «الزهد» (1335)، وابن أبي شيبة في «مصنفه» (35600)، والبيهقي في «المدخل إلى السنن الكبرى» (457)، وابن عبد البر في «جامع بيان العلم وفضله» (104).].
Muthorrif bin Abdillah bin Asy Syikhir berkata: "Keutamaan ilmu lebih dicintai Allah dari dari keutamaan ibadah". [H.R. Ahmad]
Rasululloh Shallallohu 'alaihi wa sallam bersabda:
و فضل العالم على العابد كفضل القمر ليلة البدر على سائر الكواكب،
"Dan keutamaan orang yang berilmu daripada orang yang ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama atas semua bintang" . [H.R. Shahih ibnu Majah syaikh Al-Bani ]
← قال الخطيب: طلب الحديث في هذا الزمان أفضل من سائر أنواع التطوع؛ » اهـ[شرف أصحاب الحديث (ص81- 86].
Al Khotib mengatakan: "Mencari hadits (menuntut ilmu) dizaman ini lebih utama dari seluruh ibadah sunah". [Syaraf Ashabil Hadits]
← وقال النووي رحمه الله: «والحاصل أنهم متفقون على أن الاشتغال بالعلم أفضل من الاشتغال بنوافل الصوم والصلاة والتسبيح ونحو ذلك من نوافل عبادات البدن؛ ومن دلائله سوى ما سبق أن نفع العلم يعم صاحبه والمسلمين، والنوافل المذكورة مختصة به. ولأن العلم مصحِّح؛ فغيره من العبادات مفتقر إليه. ولأن العلماء ورثة الأنبياء، ولا يُوصَف المتعبِّدون بذلك. «المجموع» (1/ 21، 22).
Imam Nawawi berkata: "Hasilnya adalah, para ulama sepakat bahwa menyibukkan diri dengan ilmu lebih utama dari menyibukkan diri dengan ibadah ibadah sunah seperti puasa, shalat, bertasbih dan yang semisal dengan itu dari ibadah ibadah sunah. Sebabnya adalah bahwa manfaat ilmu mencakup dirinya dan kaum muslimin. Adapun ibadah sunah yang disebutkan, manfaatnya hanya untuk dirinya sendiri. Dan sebabnya juga karena ilmu dapat memperbaiki (amal). Dan sebabnya juga, bahwa semua ibadah membutuhkan ilmu. Dan sebabnya juga, marena ulama adalah pewaris para nabi, dan ahli ibadah tidaklah dikagakan sebagai ahli ibadah kecuali dengan ilmu". [Al Majmu']
→ Ibadah yang dilakukan dengan tanpa ilmu, maka akan banyak kesalahan dan kerusakannya, sehingga menjadikan ibadah yang kita lakukan, tidak bernilai dan tidak diterima oleh Allah Ta'aala. Bahkan, apabila ibadah yang kita lakukan, tidak sesuai atau menyelisihi apa yang diajarkan oleh Rosululloh Shallallohu 'alaihi wa sallam, maka kita terancam masuk kedalam api neraka.
Allah Ta'aala berfirman:
[ ١ ]- (فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ * الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ * الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ)
[Surat Al-Ma'un 4 - 6]
Artinya:
"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. orang-orang yang berbuat riya". [Surat Al-Ma'un 4 - 6]
- "Wail" adalah suatu lembah di neraka jahannam, Sebagaimana yang di jelaskan oleh imam atThobary di dalam tafsirnya [Tafsir AtThobary]
(Arabic Tabari Tafseer)
وقوله: ( فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ * الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلاتِهِمْ سَاهُونَ) يقول تعالى ذكره: فالوادي الذي يسيل من صديد أهل جهنم للمنافقين الذين يصلون, لا يريدون الله عز وجل بصلاتهم, وهم في صلاتهم ساهون إذا صلوها
-> قوله "فويل": أي عذاب لهم . [ تفسير القرطبي]
(Arabic Ibn Kathir Tafseer)
وقال عطاء بن دينار الحمد لله الذي قال "عن صلاتهم ساهون" ولم يقل في صلاتهم ساهون. وإما عن وقتها الأول فيؤخرونها إلى آخره دائما أو غالبا وإما عن أدائها بأركانها وشروطها على الوجه المأمور به. وإما عن الخشوع فيها والتدبر لمعانيها فاللفظ يشمل ذلك كله ...
(Surat Al-Ma'un, Ayat 5)
Atha ibnu Dinar mengatakan (yang dimaksud lalai dari shalatnya)": "...Adakalanya karena tidak menunaikannya di awal waktunya, melainkan menangguhkannya sampai akhir waktunya secara terus-menerus atau sebagian besar kebiasaannya. Dan adakalanya karena dalam menunaikannya tidak memenuhi rukun-rukun dan persyaratannya sesuai dengan apa yang diperintahkan. Dan adakalanya saat mengerjakannya tidak khusyuk dan tidak merenungkan maknanya. Maka pengertian ayat mencakup semuanya itu". [Tafsir ibnu katsir]
★> Orang yang mabuk tidak syah shalatnya karena orang yang mabuk tidak mengetahui apa yang dia ucapkan. Maka hendaklah kita berusaha untuk memahami apa yang kita baca didalam shalat, dengan berusaha mempelajari bahasa arab, agar shalat kita tidak seperti shalatnya orang yang mabuk. Maka orang yang memiliki ilmu agama, memahami bahasa arab dan lainnya, akan lebih bisa menyempurnakan ibadahnya kepada Allah Ta'aala.
[ ٢ ]- (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا)
[Surat An-Nisa' 43]
(Bahasa Indonesia)
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan..."
[Surat An-Nisa', Ayat 43]
قال الإمام القرطبي: قوله تعالى: "حتى تعلموا ما تقولون" فإذا كان بحيث لا يعلم ما يقول تجنب المسجد مخافة التلويث ؛ ولا تصح صلاته وإن صلى قضى .
- imam Al Qurthuby mengatakan: .
Apabila (seseorang) smpai tidak mengetahui apa yang dia ucapkan, maka tidak syah shalatnya dan apabila dia shalat, maka dia mengulang shalatnya. [Tafsir Qurtubhy]
[ . ]- عن أم المؤمنين أم عبد الله عائشة رضي الله عنها قالت: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه، فهو ردٌّ))؛ رواه البخاري ومسلمٌ، وفي روايةٍ لمسلمٍ: ((من عمل عملًا ليس عليه أمرنا، فهو ردٌّ)).
[ . ]- عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي خُطْبَتِهِ يَحْمَدُ اللَّهَ، وَيُثْنِي عَلَيْهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ، ثُمَّ يَقُولُ: (("مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَه.ُ إِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ ثُمَّ يَقُولُ: بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ وَكَانَ إِذَا ذَكَرَ السَّاعَةَ احْمَرَّتْ وَجْنَتَاهُ وَعَلَا صَوْتُهُ وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ كَأَنَّهُ نَذِيرُ جَيْشٍ يَقُولُ صَبَّحَكُمْ مَسَّاكُمْ ثُمَّ قَالَ: مَنْ تَرَكَ مَالًا فَلِأَهْلِهِ وَمَنْ تَرَكَ دَيْنًا أَوْ ضَيَاعًا فَإِلَيَّ أَوْ عَلَيَّ وَأَنَا أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ")) . [رواه مسلم، أبو داود، النسائ، ابن ماجه، أحمد، الدارمي وللفظ للنسائي ]
→ Sempurna iman taqwa Dengan ilmu agama
← وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ مُخۡتَلِفٌ أَلۡوَٰنُهُۥ كَذَٰلِكَۗ إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَٰٓؤُاْۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ. [Surat Fathir, Ayat 28]
★> menuntut ilmu agama, ibadah yang dapat mudahkan kita untuk masuk kedalam sorga dan melebihkan kita atas yang lainnya, dan seorang yang memiliki ilmu agama akan didoakan dan dimohonkan ampunan untuknya oleh para makhluk Allah yang ada dilangit dan dibumi. Dan seorang alim lebih afdol dari abli ibadah Maka ini menunjukkan menuntut imu agama adalah ibadah yang sangat agung dan mulia
Rosulullooh Shallallohu 'alaihi wa sallam bersabda :
- من سلك طريقا يطلب فيه علما سلك اللّه به طريقا من طرق الجنة ، وإن الملائكة لتضع أجنحتها رضا لطالب العلم ، وإن العالم ليستغفر له من في السموات ومن في الأرض والحيتان في جوف الماء، وإن فضل العالم على العابد كفضل القمر ليلة البدر على سائر الكواكب، وإن العلماء ورثة الأنبياء ، وإن الأنبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما إنما ورثوا العلم، فمن أخذه أخذ بحظ وافر". (رواه أبو داود والترمذي. وصححه الشيخ الألباني في صحيح ابن ماجة عن أبي الدرداء)
Artinya:
"Barang siapa yang berjalan untuk mencari ilmu agama, maka Allah permudah baginya jalan menuju surga. Dan sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya untuk orang-orang yang mencari ilmu karena mereka ridho dengannya. Dan sesungguhnya semua makhluk yang ada di langit dan di bumi hingga ikan-ikan yang ada di lautan memohonkan ampunan (kepada Allah) untuk orang-orang yang berilmu (dan yang mencari ilmu atau mengajarkan ilmu karena Allah). Dan keutamaan orang yang berilmu daripada orang yang ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama atas semua bintang. Dan sesungguhnya para 'ulama adalah pewaris Nabi, dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya, maka dia telah mengambil bagian yang besar." [H.R. Abu Daud, ibnu Majah, Shahih sunan ibnu Majah]
-> Menuntut ilmu agama adalah ibadah yang mndatangkan sakinah, rahmat dan keridhoan Allah Ta'aala
- ” وما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله ويتدارسونه بينهم إلا نزلت عليهم السكينة وغشيتهم الرحمة وحفتهم الملائكة وذكرهم الله فيمن عنده “. ). (رواه مسلم عن أبي هريرة)
Artinya: “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya” (HR. Muslim no. 2699).
- ️في الصحيحين، من حديث أبي هريرة رضي الله عنه، أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قال: ( لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الجَنَّةَ"، قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "لا، وَلا أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ ) البخاري (5673) ومسلم (2816)
-> Menuntut ilmu agama adalah ibadah yang sangat dicintai Allah. Dan Allah memberi taufiq kepada para hamba yang dicintainya untuk bisa beribadah dengan memahami ilmu agama ini.
- Rosulullooh Shallallohu 'alaihi wa sallam bersabda :
"مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ". (متفق عليه عن معاوية)
Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka akan Allah fahamkan akan agamanya.
★→ Kemurkaan Allah bagi orang yang tidak mengamalkan ilmu agama
(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفۡعَلُونَ كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُوا۟ مَا لَا تَفۡعَلُونَ). [Surat Ash-Shaf 2 - 3]
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan". [Surat Ash-Shaf 2 - 3]
-> Ilmu agama adalah ibadah yang pahalanya akan senantiasa mengalir kepada kita.
Rosulullooh Shallallohu 'alaihi wa sallam bersabda :
[- "إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ ، صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ". (رواه مسلم عن أبي هريرة)
"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim)