Rabu, 16 Oktober 2019

konsekwensi orang yg berilmu

Yakin mau jadi orang berilmu?

Baca dulu konsekuensinya berikut ini:

1. Harus siap berjalan di jalan yang terjal, sebagaimana Rasulullah bersabda:

مَن سَلَكَ طَريقًا يَلتَمِسُ فيهِ عِلمًا

"siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu..." (HR Muslim no 2699)

kata سلك menurut bahasa: سار فيه مُلِحًّا في سيره "berjalan dengan kondisi terdesak dalam langkahnya". Dan jika lihat kata سِلْك berasal dari asal kata yang sama, yang mana artinya "kawat berduri", itu sebabnya dipilih kata سلك untuk menunjukkan terjalnya jalan yang akan ditempuhnya, bukan سار atau مشى atau yang lainnya.

2. Harus siap untuk tidak bersantai-santai, bahkan terkadang kurang tidur. Sebagaimana Yahya bin Abi Katsir berkata:

 لا يُستطاع العلم براحة الجسد

"Ilmu tidak akan diperoleh dengan tubuh yang santai" (Jami' bayanil ilmi wa fadhlih: 1/348)

3. Harus siap dengan kehidupan yang sempit dan menahan diri. Sebagaimana Imam Syafi'i berkata:

طلبه بِذِلّة النفس وضيق العيش

"Ilmu dituntut dengan menahan diri dan kehidupan yang sempit" (Tadribur rowi: 2/584)

4. Harus siap meninggalkan duniawi. Sebagaimana Imam Syafi'i berkata:

لا يطلب أحدٌ هذا العلم بالملك

"Tidak mungkin ilmu diperoleh dengan serba ada" (Tahdzibul Asma wal Lughot: 54)

5. Harus siap jaga adab di hadapan guru. Sebagaimana dikisahkan dari Ahmad bin Sinan:

كان عبد الرحمن بن مهدي لا يتحدث في مجلسه ولا يقوم أحد ولا يبري فيه قلم ولا يتبسم أحد

"dulu di majelis Abdurrahman bin Mahdi (gurunya), tidak ada seorang pun yang berani berbicara, tidak ada yang berdiri, tidak ada yang meruncingkan pena, dan tidak ada yang tersenyum" (Siyaru a'lamin nubala: 17/161)

6. Harus siap istiqomah dalam waktu yang panjang. Syaikh Utsaimin mengatakan:

ألا يأخذ من كل كتاب نتفة أو من كل فن قطعة ثم يتركه

"janganlah mempelajari satu buku sedikit-sedikit, atau setiap cabang ilmu sepotong-sepotong kemudian dia tinggalkan" (Kitabul ilmi: 39)

7. Harus siap mengorbankan harta. Imam asy-Syafi'i berkata:

لَا يَصْلُحُ طَلَبُ الْعِلْمِ إِلَا لِمُفْلِس

“Tidak layak disebut penuntut ilmu kecuali orang yang siap bangkrut” (Al-Jami’ li akhlaqir rawi: 1/104)

Simak baik-baik syair Ibnul Anbari berikut ini:

العلم أوفى حليةٍ ولباسِ                
والعقل أوقى جُنةِ الأكياسِ

كن طالبًا للعلم تحيي إنما              
جهل الفتى كالموت في الأرماسِ

وصُن العلوم عن المطامع كلها       
لَترى بأن العز عز الباسِ

والعلم ثوب والعفاف طرازه          
ومطامع الإنسان كالأدناسِ

والعلم نور يُهتدى بضيائه            
وبه يسود الناس فوق الناسِ

ilmu adalah perhiasan dan pakaian yang paling sempurna,
dan akal adalah penutup pundi-pundi yang paling aman.

jadilah penuntut ilmu yang senantiasa hidup, karena kebodohan seorang pemuda bagaikan mayat dalam kuburan.

jagalah ilmu dari nafsu duniawi, kelak kau akan mengetahui bahwa harga diri yang hakiki adalah harga diri seorang pemberani.

ilmu adalah pakaian dan kesederhanaan adalah mereknya, adapun nafsu manusia terhadap dunia adalah nodanya.

ilmu adalah cahaya dimana seseorang ditunjuki dengan cahayanya, dengannya pula derajat manusia menjadi lebih tinggi satu dengan yang lainnya.

(al-Wafi bil wafayat: 18/149)

Jadi, masih yakin mau jadi orang berilmu?

Nadwa abu khunaizah