Kamis, 31 Oktober 2019

Syaikh Ibnu Utsaimin -rahimahullah- ditanya:Menyebutkan kemungkaran publik yang tersebar di kalangan kaum muslimin, apakah itu termasuk provokasi?

Syaikh Ibnu Utsaimin -rahimahullah- ditanya:
Menyebutkan kemungkaran publik yang tersebar di kalangan kaum muslimin, apakah itu termasuk provokasi? 

Sebab Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda: Barangsiapa mengingkari maka dia telah berlepas diri, dan siapa yang membenci maka dia telah selamat, dan siapa yang ridho dan ikut..."

Kalau ada kemungkaran semacam itu, kita ingkari atau diam?

Jawab:
Mengingkari kemaksiatan yang terang-terangan tidaklah termasuk dalam provokasi selama tidak diarahkan ke si penanggung jawab (pemerintah), misalnya engkau katakan: Riba merajalela, musik dimana-mana... Masyarakat diingatkan tentang hal-hal itu, maka ini tidak mengapa, dan bukan provokasi terhadap pemerintah.

Adapun jika dikatakan: Fulan telah membuka lebar-lebar jalan menuju ini, ini dan ini.. Maka ini provokasi.

Sumber audio: https://ar.alnahj.net/audio/504
Ustadz ristiyan Ragil putradianto 

ketika sholat tak mampu mencegah kemungkaran

Ketika Shalat Tak Mampu Mencegah Kemungkaran⁣⁣
⁣⁣
Ketika shalat kita tak mampu mencegah diri kita dari kemungkaran. Maka shalat kita pasti ada cacatnya. Boleh jadi cacat itu ada pada aqidah kita. Karena Syaikh Husain Al 'Uwaisyah hafizhahullah mengatakan,⁣⁣
⁣⁣
‎فَإِنَّ الصَلَاةَ لَا تُصْلِحُ إِلَّا بِصِحَّةِ العَقِيْدَةِ⁣⁣
⁣⁣
"Karena tidak akan baik shalat melainkan kecuali dengan benarnya aqidah".⁣⁣
⁣⁣
(Ash Sholah Atsaruhu fii Ziyadatil Iman wa Tahdzibun Nafsi hal. 43) ⁣⁣
__________________⁣⁣
kontakk.com/@indonesiabertauhid 
__________________⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
♻ Silakan disebarluaskan⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
#indonesiabertauhid

betapa bernilainya ilmu

Betapa Bernilainya Ilmu 
Ibnu Al 'Utsaimin rahimahullah berkata,⁣
‎أن العلم هو أفضل نعمة أنعم الله بها على الإنسان بعد الإسلام و الإيمان⁣
"Sesungguhnya ilmu (agama) merupakan sebuah nikmat paling utama yang Allah anugrahkan setelah nikmat Islam dan Iman".⁣
[Syarh Riyadhush Sholihin hal. 10/IV]⁣
__________________⁣
Kontakk.com/@indonesiabertauhid 
__________________⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
♻ Silakan disebarluaskan⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
#indonesiabertauhid

Rabu, 30 Oktober 2019

ciri ciri mukmin

Kegembiraan ketika selesai mengerjakan amal shalih adalah ciri ciri seorang mukmin, Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda :

مَنْ سَرَّتْهُ حَسَنَتُهُ وَسَاءَتْهُ سَيِّئَتُهُ فَذَلِكُمُ الْمُؤْمِنُ
"...siapa yang kebaikannya menjadikan dia gembira dan keburukannya menjadikan dia bersedih maka itulah tanda orang yang beriman." ( HR Imam At Tirmidzi )

Kegembiraan karena telah dipermudah oleh Allah Ta'ala untuk diberikan petunjuk - taufiq dan kemampuan untuk mengerjakan amal amal shalih, inilah tiga hidayah yang senantiasa diperlukan oleh seorang hamba : hidayah irsyaad, taufiq dan tatsbit.

Sekaligus disana ada isyarat halus bahwa diantara tanda amal shalih diterima adalah perasaan gembira pelakunya setelah dia mengerjakan amal tersebut, kegembiraan yang dipercepat didunia sebelum dia mendapatkan ganjaran diakhirat kelak atas amal amal shalihnya.

Pujilah Allah Azza wa Jalla yang memberikan rasa gembira ketika kita mengerjakan amal shalih dan keluhkanlah diri kepada Allah Al Qadir apabila kegembiraan kita ada didalam kemaksiatan.

Ustadz abu asma andre

hati hatilah dalam berfatwa

Hati-hatilah dalam Berfatwa

عن عقبة بن مسلم قال: صحبت ابن عمر رضي الله عنهما اربعة وثلاثين شهرا فكثيرا ما كان يسأل فيقول: لا ادري، ثم يلتفت الي فيقول: تدري ما يريد هؤلاء، يريدون ان يجعلوا ظهورنا جسرا لهم الي جهنم (جامع بيان العلم وفضله ٨٤١/٢

Dari Uqbah bin Muslim ia berkata: Saya membersamai Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma selama tiga puluh empat bulan. Banyak pertanyaan yang diajukan kepadanya dan dijawab dengan, saya tidak tahu. Lantas ia menoleh kepadaku dan bertanya: Tahukan kamu apa yang diinginkan oleh mereka? Mereka ingin menjadikan punggung-punggung kita sebagai jembatan menuju neraka jahanam. 

 وعن ابن مسعود رضي الله عنه قال: ان من يفتي في كل ما يستفتونه لمجنون

Sahabat Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu Anhu berkata, "Benar-benar gila orang yang berfatwa atas semua pertanyaan yang diajukan kepadanya."

 وعن ابن عمر رضي الله عنهما قال: العلم ثلاثة اشياء: كتاب ناطق وسنة ماضية ولا ادري 

Abdullah ibn Umar Radhiyallahu Anhuma berkata: Ilmu mencakup tiga hal: Al Qur'an, Sunnah Rasulullah Shallahu alaihi Wa Sallam dan (kalimat) saya tidak tahu. 

Min Akhbaris Salafish Shalih, Hal 75

-------------------------------------------------------------------------------

Boleh dishare seluasnya tanpa mengurangi isi tulisan.

Dibagikan oleh :
Rumah Ilmu Dar Alamiyyah & kampus dakwah Utsman dibawah bimbingan Ust. Anton Abdillah Al Atsary.

nama Allah Al Alim

#Nama_Allah_ُالعَلِيم_Al 'Alim

📝Berkata Syaikh DR. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al 'Abbad hafidzahumaAllahu :

Nama Allah (العَلِيمُ Al 'Alim) Maha mengetahui, Ilmu yang mencakup dan meliputi segala sesuatu. Allah mengetahui apa yang sudah terjadi dan apa yang akan terjadi.
sebagaimana firmanNya :

يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ 

"Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka". (Qs. thaha : 110)

dan mengetahui apa yang tidak terjadi dan bagaimana kalau terjadi, sebagaimana firmanNya :

وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ

"Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka". (Qs. al an'am : 28)

Ilmu Allah tidak didahului oleh ketidak tahuan, tidak pula ada kelemahan dan kekurangan, tidak ditimpa oleh lupa. berbeda dengan ilmunya makhluq yang serba kurangan dari berbagai sisi, yaitu :

1. Ilmu makhluq sangat sedikit. sebagaimana firmanNya :

وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا

"dan tidaklah kamu diberi ilmu melainkan sedikit". (Qs. al isra' : 85)

2. Ilmu makhluq diawali dengan kebodohan. sebagaimana firmanNya :

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا 

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun". (Qs. an nahl : 78)

3. Ilmu makhluq sering ditimpa oleh kelupaan. sebagaimana firmanNya :

وَلَقَدْ عَهِدْنَا إِلَىٰ آدَمَ مِنْ قَبْلُ فَنَسِيَ

"Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu)". (Qs. thaha : 115)

4. Ilmu makhluq tidak kekal. sebagaimana firmanNya :

وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَىٰ أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْئًا

"dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya". (Qs. an nahl : 70).

📚 ta'liqah ala syarhis sunnah Al Muzani, Syaikh Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al 'Abbad hafidzahumaAllahu, hal. 54-55.

WaAllahu A'lam
Solo/30/10/2018 M.

#Doa mohon tambahan ilmu :

رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا

"Ya Rabb, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan". (Qs. thaha : 114)

Muhammad Alif lc

Selasa, 29 Oktober 2019

carilah rezeki dengan cara yg halal

Carilah Rezeki dengan Cara yang Halal‼



Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ رُوْحَ القُدُسِ نَفَثَ فِي رَوْعِي إِنَّ نَفْسًا لاَ تَمُوْتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقُهَا ، فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ ، وَلاَ يَحْمِلَنَّكُمْ اِسْتَبْطَاءَ الرِّزْقُ أَنْ تَطْلُبُوْهُ بِمَعَاصِي اللهَ ؛ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُدْرِكُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ

“Sesungguhnya ruh qudus (Jibril), telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mengais rezeki. Jangan sampai tertundanya rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh kecuali dengan taat kepada-Nya.” 
(HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah 8: 129 dan Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8: 166, hadits shahih. Lihat Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah no. 2866).

🎙Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,

ما من مؤمن ولا فاجر إلا وقد كتب الله تعالى له رزقه من الحلال فان صبر حتى يأتيه آتاه الله تعالى وإن جزع فتناول شيئا من الحرام نقصه الله من رزقه الحلال

“Seorang mukmin dan seorang fajir (yang gemar maksiat) sudah ditetapkan rezeki baginya dari yang halal. Jika ia mau bersabar hingga rezeki itu diberi, niscaya Allah akan memberinya. Namun jika ia tidak sabar lantas ia tempuh cara yang haram, niscaya Allah akan mengurangi jatah rezeki halal untuknya.”

📚 (Hilyatul Auliya’, 1: 326)

📲 masjid imam ahmad

https://t.me/masjidimamahmad

ketaatan dan keshalihan kita Taufik dari Allah maka jangan berbangga diri

# Ketaatan & Kesalihan Kita, Taufik Dari Allah, Maka Jangan Berbangga Diri #

Allah ta'ala berfirman:
( وَمِنۡهُمۡ سَابِقُۢ بِٱلۡخَیۡرَ ٰ⁠تِ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ)
Di antara mereka ada (pula) yang segera berbuat kebaikan dengan izin Allah
[Surat Fatir 32]

"Dengan izin Allah" adalah sifat bagi orang yang segera berbuat kebaikan.

Sehingga jangan sampai seseorang terperdaya dengan amalannya. Tidaklah dia bisa bersegera melakukan kebaikan kecuali karena taufik & pertolongan Allah.

Wajiblah dia bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang Allah berikan kepadanya.

Tafsir as Sa'di: 689

Ustadz Amrullah akadinta

berbeda pendapat para sahabat akan tetapi tidak menuduh saudaranya sesat tidak saling boikot

Ibnu Taimiyyah memang suka nylekiiit ucapannya!

1. A'isyah dan Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma berbeda pendapat perihal masalah akidah; apakah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat Allah secara langsung semasa hidup beliau?

2. 'Aisyah radhiallahu 'anha menentang keterangan bahwa orang yang telah meninggal dapat mendengar panggilan/ ucapan orang yang masih hidup. Dan ini tentu termasuk masalah akidah, 

3. Mu'awiyah bin Abi Sufyan radhiallahu 'anhu menentang perihal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika berisra' dan mi'raj dengan raga dan jiwanya. Padahal selain beliau meyakini bahwa Nabi diberangkatkan Isra' dan Mi'raj lengkap dengan jiwa dan raganya .

4. Para sahabat bersilang pendapat perihal maksud sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika hendak memerangi Bani Quraidhah: janganlah sekali kali salah seorang dari kalian mendirikan shalat Asar kecuali di perkampungan Bani Quraidhah. 

5. dll

Walau demikian mereka tidak saling boikot atau menuduh sesat saudaranya. 

Ibnu Taimiyah berkata mengomentari berbagai kejadian perbedaan di atas dan juga lainnya;
ولو كان كلما اختلف مسلمان في شيئ تهاجرا لم يبق بين المسلمين عصمة ولا أخوة.
Andai setiap kali dua orang muslim bersilah pendapat mereka berdua selalu saling menjauh, niscaya tidak akan pernah ada hubungan dan persaudaraan antara sesama kaum muslimin. (Majmu' Fatawa 24/173) 

Semoga menyegarkan rasa dalam dada anda.

Dr Muhammad Arifin Badri Ma

Minggu, 27 Oktober 2019

orang musyrik beralasan yg menyembah selain Allah : Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya".

Surat Az-Zumar Ayat 3 أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ ۚ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ Arab-Latin: Alā lillāhid-dīnul-khāliṣ, wallażīnattakhażụ min dụnihī auliyā`, mā na'buduhum illā liyuqarribụnā ilallāhi zulfā, innallāha yaḥkumu bainahum fī mā hum fīhi yakhtalifụn, innallāha lā yahdī man huwa kāżibung kaffār Terjemah Arti: Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. Terjemahan Makna Bahasa Indonesia (Isi Kandungan) Ingatlah hanya milik Alah semata segala ketaatan yang sempurna yang bebas dari syirik , dan orang-orang yang mempersekutukan Allah dengan selainnya dan mengangkat sekutu-sekutu selainNya berkata ’Kami tidak menyembah tuhan-tuhan itu bersama Allah kecuali agar ia memberi syafaat kepada Kami di sisi Allah dan mendekatkan kedudukan Kami di sisiNya. Akibatnya mereka menjadi kafir karena itu, sebab ibadah dan syafaat hanya milik Allah semata. Sesungguhnya Alah menetapkan keputusanNya diantara orang-orang yang beriman yang ikhlas dengan orang-orang yang menyekutukanNya dengan sesuatu di hari kiamat dalam perkara yang mereka perselisihkan terkait dengan ibadah mereka, lalu Dia membalas masing-masing sesuai dengan haknya. Sesungguhnya Allah tidak memberikan taufik kepada jalan yang lurus bagi siapa yang berdusta atas nama Allah lagi kafir kepada ayat-ayat dan hujjah-hujjahNya. Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 3. Ingatlah bahwa hanya milik Allah agama yang bersih dari noda-noda syirik. Orang-orang yang mengangkat wali selain Allah berupa berhala dan ṭagut yang mereka sembah selain Allah, mereka beralasan ketika menyembah berhala-berhala itu dengan mengatakan, "Kami tidak menyembah mereka melainkan karena mereka mendekatkan kedudukan kami di sisi Allah, menyampaikan hajat kami kepada Allah, membantu kami di sisi Allah. Sesungguhnya Allah menetapkan keputusan-Nya di antara orang-orang Mukmin yang bertauhid dengan orang-orang kafir yang musyrik pada hari Kiamat dalam perkara yang mereka perselisihkan, yaitu Tauhid. Sesungguhnya Allah tidak membimbing pada kebenaran orang yang berdusta atas nama Allah dengan menisbahkan sekutu bagi-Nya, mengingkari nikmat-nikmat Allah atasnya. Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram 3. أَلَا لِلّٰهِ الدِّينُ الْخَالِصُ ۚ (Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)) Yakni ibadah yang penuh keikhlasan bagi Allah yang terbebas dari segala kesyirikan, adapun agama-agama selain ini bukanlah agama Allah yang Dia perintahkan untuk menjalankannya. وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا۟ مِن دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآء(Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata)) Yakni berpalinglah dari selain Allah, yaitu dari berhala-berhala yang mereka sembah. مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَآ إِلَى اللهِ زُلْفَىٰٓ (“Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”) Jika dikatakan kepada mereka: “siapa Tuhan dan pencipta kalian, dan siapa yang menciptakan langit dan bumi serta menurunkan air dari langit?” Mereka akan mengatakan: “Allah.” Dan jika mereka ditanya lagi: “lalu mengapa kalian menyembah berhala-berhala itu?” mereka menjawab: “agar berhala-berhala itu mendekatkan kami kepada Allah dan memberi kami syafa’at di sisi-Nya. إِنَّ اللهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ (Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka) Yakni antara orang-orang yang mengesakan Allah dan orang-orang yang menyekutukan-Nya. فِى مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ (apa yang mereka berselisih padanya) Yakni tentang perselisihan mereka dalam beragama, antara yang menyesakan Allah dan yang menyekutukan-Nya; sebab setiap golongan dari mereka mengaku berada dalam kebenaran. إِنَّ اللهَ لَا يَهْدِى مَنْ هُوَ كٰذِبٌ كَفَّارٌ(Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar) Yakni Allah tidak akan memberi petunjuk bagi orang yang berdusta yang mengatakan bahwa tuhan-tuhan itu dapat mendekatkan mereka kepada Allah, dan bagi orang yang kafir akibat menjadikan mereka tuhan-tuhan dan sekutu-sekutu Allah.

Referensi: https://tafsirweb.com/8665-surat-az-zumar-ayat-3.html

apa yg disembah selain Allah tidak bisa memberikan manfaat maupun mudhorot dan tidak bisa memberikan rezki

Surat Al-‘Ankabut Ayat 17 إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا ۚ إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ ۖ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ Arab-Latin: Innamā ta'budụna min dụnillāhi auṡānaw wa takhluqụna ifkā, innallażīna ta'budụna min dụnillāhi lā yamlikụna lakum rizqan fabtagụ 'indallāhir-rizqa wa'budụhu wasykurụ lah, ilaihi turja'ụn Terjemah Arti: Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan. Terjemahan Makna Bahasa Indonesia (Isi Kandungan) Apa yang kalian sembah (wahai kaum) selain Allah kecuali berhala-berhala saja, dan kalian membuat-buat kedustaan dengan menamakannya sebagai tuhan-tuhan sembahan. Sesungguhnya berhala-hala kalian yang kalian sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rizki apa pun kepada kalian. Maka carilah rizki dari sisi Allah, bukan dari berhala-berhala kalian. Dan ikhlaskanlah ibadah hanya kepadaNya, begitu juga rasa syukur atas rizkiNya bagi kalian. Kepada Allah kalian akan dikembalikan setelah kematian kalian. Kemudian Dia akan memberikan balasan kepada kalian sesuai dengan apa yang kalian perbuat.” Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 17. Sesungguhnya kalian -wahai orang-orang musyrik- hanyalah menyembah berhala-berhala yang tidak mampu memberi manfaat dan tidak pula menghindarkan dari mudarat, dan kalian telah mengada-adakan kedustaan tatkala kalian menganggap bahwa ia berhak untuk disembah. Sesungguhnya yang kalian sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepada kalian, maka mintalah rezeki kepada Allah Yang Maha Pemberi rezeki dan sembahlah Dia semata serta bersyukurlah kepada-Nya atas rezeki yang telah dikaruniakan kepada kalian. Hanya kepada-Nya lah kalian dikembalikan pada hari Kiamat untuk mendapatkan perhitungan dan pembalasan, bukan kepada berhala-berhala kalian. Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram 17. إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللهِ أَوْثٰنًا (Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala) Ibrahim menerangkan kepada mereka bahwa mereka menyembah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat atau mudharat, tidak dapat mendengar dan melihat. Makna (الأوثان) sama dengan (الأصنام). Namun pendapat lain mengatakan bahwa (الأصنام) adalah patung yang terbuat dari emas, perak, atau logam. Sedangkan (الأوثان) adalah patung yang terbuat dari tanah liat atau batu. وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا ۚ( dan kamu membuat dusta) Yakni kalian hanya menyembah patung-patung yang kalian buat sendiri, kalian berdusta dengan mengatakan bahwa patung-patung itu adalah tuhan-tuhan yang disembah. إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا(esungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu) Yakni mereka tidak akan mampu memberi kalian rezeki sedikitpun. فَابْتَغُوا۟ عِندَ اللهِ الرِّزْقَ(maka mintalah rezeki itu di sisi Allah) Yakni berharaplah rezeki dari Allah, sebab di sisi-Nya segala rezeki, dan mintalah dari-Nya karunia-Nya, serta sembahlah Dia semata tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain.

Referensi: https://tafsirweb.com/7243-surat-al-ankabut-ayat-17.html

Sabtu, 26 Oktober 2019

buku aqidah pdf 4 imam mahzab

Mau belajar aqidah yang benar sambil menghafal matan dan membiasakan bahasa Arab? Simak beberapa matan aqidah para ulama salaf di bawah ini, berikut audio (pembacaan kitab) serta terjemahnya.

1. Ushulus Sunnah oleh Imam Ahmad ibn Hanbal (w. 241 H)

Kitab: https://drive.google.com/file/d/0B_zQO9joh2wGMzVjNTQwZTktMWY5Yy00ZWM3LTlkNDktNjliZDU5YTcwZTFh/view

Audio: http://www.ajurry.com/vb/attachment.php?attachmentid=4347&d=1276512723

Terjemah (Syarah) :
https://drive.google.com/uc?id=0B9xD7gCtnyUgM0YxbUpyRVhyRHM&export=download

2. Syarhus Sunnah oleh Imam Al Muzanni Asy Syafi'i (w. 264 H)

Kitab: https://warisansalaf.files.wordpress.com/2010/07/syarhus-sunnah_al-muzani.pdf

Terjemah: https://pustakahudaya.files.wordpress.com/2015/03/buku-penjelasan-syarhus-sunnah-lil-muzani-ed-1-0.pdf

3. Aqidah Salaf, oleh Imam Ibnu Abi Zaid Al Qairawani Al Maliki (w. 386 H)

Kitab: https://ia801401.us.archive.org/13/items/FP102463/102463.pdf

Audio: https://app.box.com/s/f973f9a1a08cfd349b40

Terjemah: https://ibnumajjah.files.wordpress.com/2010/06/aqidah-imam-ibnu-abi-zaid-al-qirawani-al-maliki.doc

4. Aqidah Thahawiyah, oleh Imam Abu Ja'far Ath Thahawi Al Hanafi (w. 321 H)

Kitab: https://ia801407.us.archive.org/27/items/FP21964/21964.pdf

Audio: https://islamhouse.com/ar/audios/120382/

Terjemah: https://drive.google.com/file/d/0B1iVgc7j_tdiZzZnNkx0dGJRRzQ/view

Selamat belajar aqidah dari empat madzhab.

Ustadz ristiyan Ragil putradianto kontributor radio Muslim 

orang yg sempurna akalnya

Sempurna Akalnya 

● قال أبو حازم:
[ ثلاث من كن فيه كَمل عقلُه: من عرف نفسه، وحفظ لسانه، وقنع بما رزقه الله عز وجل ].  °| مختصر منهاج القاصدين - ص: (٢٥٦) |°
Berkata Abu Hazim : 
Tiga hal yg siapa saja memilikinya maka sempurnalah akalnya : 
1. Orang yang sadar siapa diri
2. Orang yang menjaga lisannya
3. Orang yang qona'ah atas rizki yang diberikan Allah Ta'laa  
(Mukhtasor Minhajul Qoosidin hal: 256) 
••••••|[ خـــدمة نـــور اليقيـــن

Ustadz Sulaiman abu syaikha

adab menasehati

📎Nasehat Dan Adab Menyampaikannya

Diantara adab nasehat hendaknya tidak dilakukan di depan publik baik di dunia maya maupun dalam dunia nyata. Karena jika kita memaksa diri menasehati saudara kita di depan umum, disuatu grup, di publik, yang dimana disitu terdiri dari banyak orang, maka itu sama saja dengan kita membongkar aibnya bahkan bisa jadi itu adalah hinaan meskipun dibalut dalam bentuk nasehat.

👤 Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata :

تعمدني بنصحك في انفرادي . وجنبْني النصيحة في الجماعهْ .فإن النصح بين الناس نوع. من التوبيخ لا أرضى استماعهْ . وإن خالفتني وعصيت قولي. فلا تجزعْ إذا لم تُعْطَ طاعهْ

“Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri. Jauhilah memberikan nasihat di tengah-tengah keramaian. Sesungguhnya nasihat di tengah-tengah manusia itu termasuk sesuatu Pelecehan yang aku tidak suka mendengarkannya. Jika engkau menyelisihi dan menolak saranku. Maka janganlah engkau marah jika kata-katamu tidak aku turuti.” (Diwan Imam Syafi’i halaman 56)

👤 Ibnu Rajab al Hambali rahimahullah berkata: 
“Apabila para salaf hendak memberikan nasehat kepada seseorang, maka mereka menasehatinya secara rahasia. Barangsiapa yang menasehati saudaranya berduaan saja maka itulah nasehat. Dan barangsiapa yang menasehatinya di depan orang banyak maka sebenarnya dia mempermalukannya.” (Jami’ Al ‘Ulum wa Al Hikam, halaman 77)

👤 Ibnu Hazm rahimahullah berkata :
“Jika kamu hendak memberi nasehat sampaikanlah secara rahasia bukan terang-terangan dan dengan sindiran bukan terang-terangan. Terkecuali jika bahasa sindiran tidak dipahami oleh orang yang kamu nasehati, maka berterus teranglah!” (Al Akhlaq wa As Siyar, halaman 44)

👤 Fudhail bin Iyadh Rahimahullah berkata :
”Orang mukmin menasihati dengan cara rahasia; dan seorang fajir menasihati dengan cara mencela dan membongkar rahasia.” (Al Farqu Baynan Nashiah Wat Ta’yir)

👤 Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata :
“Apa yang diucapkan oleh Fudhail ini merupakan tanda-tanda nasehat. Sesungguhnya nasehat digandeng dengan rahasia. Sedangkan celaan digandeng dengan terang-terangan.” (Al Farqu Baynan Nashiah Wat Ta’yir)

👤 Ibnu Hazm rahimahullah berkata:
“Maka wajib atas seseorang untuk selalu memberi nasehat, baik yang diberi nasehat itu suka ataupun benci, tersinggung atau tidak tersinggung. Apabila engkau memberi nasehat, maka nasehatilah secara rahasia, jangan di hadapan orang lain, dan cukup dengan memberi isyarat tanpa terus terang secara lansung, kecuali apabila orang yang dinasehati tidak memahami isyaratmu, maka harus secara terus terang. jika engkau melampaui adab-adab tadi, maka engkau orang yang zalim, bukan pemberi nasehat, dan gila ketaatan serta gila kekuasaan, bukan pemberi amanat dan pelaksana hak ukhuwah. Ini bukanlah termasuk hukum akal dan hukum persahabatan, melainkan hukum rimba, seperti  seorang penguasa dengan rakyatnya, dan tuan dengan hamba sahayanya.” (Al Akhlak wa As Siyar fi Mudaawaati An Nufus, halaman 45)

👤 Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata :
“Perlu diketahui bahwa nasehat itu adalah pembicaraan yang dilakukan secara rahasia antaramu dengannya, karena apabila engkau menasehatinya secara rahasia dengan empat mata, maka sangat membekas pada dirinya, dan dia tahu bahwa engkau pemberi nasehat, tetapi apabila engkau bicarakan dia di hadapan orang banyak, maka besar kemungkinan bangkit kesombongannya yang menyebabkan ia berbuat dosa dengan tidak menerima nasehat, dan mungkin pula ia menyangka bahwa engkau hanya ingin balas dendam dan mendiskreditkannya serta untuk menjatuhkan kedudukannya di mata manusia sehingga ia tidak menerima isi nasehat tersebut. Tetapi apabila dilakukan secara rahasia antara kamu dan dia berdua, maka nasehatmu itu amat berarti baginya, dan dia akan menerima darimu.” (Syarah Riyadhus Shalihin, juz 4 halaman 483)

______________________

Penyusun | Abdullah bin Suyitno (عبدالله بن صيتن)

Rabu, 23 Oktober 2019

menuntut ilmu adalah ibadah yg agung

Mempelajari adab dan akhlak adalah perkara penting bagi seorang muslim. Agar dia bisa berakhlak seperti akhlak Rasulullooh Shallallohu 'alaihi wa sallam. Bahkan Abdullah bin Mubarak rahimahullah mengatakan:
طلبت الأدب ثلاثين سنة وطلبت العلم عشرين سنة كانوا يطلبون الأدب ثم العلم
“Saya mempelajari adab selama tiga puluh tahun dan saya mempelajari ilmu (agama) selama dua puluh tahun, dan dahulu  mereka (para ulama salaf) memulai pelajaran mereka dengan mempelajari adab terlebih dahulu kemudian baru ilmu”.[Ghayatun Nihayah]

 
al-Ustadz Rido
Abu Hafidzh
I غفر الله له ولوالديه I
(Lulusan Darul Hadits Dammaj Yaman)

📚 Pembahasan : 
*"Kitab Hilyah Tolibil Ilmi Penulis: Syaikh Bakr bin Abdullah Abuzaid"*
*Tema:"Menuntut Ilmu Agama Adalah Ibadah"

🚻Untuk Umum, Kaum Muslimin dan Muslimah.
_Bagi jamaah yang membawa anak kecil, harap diperhatikan adab-adab penuntut ilmu dan adab-adab di Masjid dengan menertibkan anak-anaknya._

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ 

"Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan, maka ia mendapatkan pahala sebagaimana orang yang melakukan." [HR. Muslim, 35
=================================================
MATERI KAJIAN

شرح حلية طالب العلم

الفصل الأول 
[متن]: آداب الطالب في نفسه
 1. العلم عبادة : 
أصل الأصول في هذه "الحلية" بل ولكل أمرٍ مطلوبٍ علمُك بأن العلم عبادة، قال بعض العلماء : ”العلم صلاة السر، وعبادة القلب”. 
Pasal yang pertama
Adab penuntut ilmu terhadap dirinya
1. Menuntut ilmu adalah ibadah.
Pokok dari perhiasan (penuntut ilmu) ini, atau bahkan ssri setiap perkara yang dicari, adalah engkau mengetahui bahwa menuntut ilmu adalah ibadah. 
Sebagian ulama berkata: "ilmu adalah shalat yang tersembunyi, dan ibadah hati".

شرح:
← عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه، كان يقول: «لأن أجلس في مجلس فقه ساعة أحب إلي من صيام يوم وقيام ليلة». [أخرجه البيهقي في «المدخل إلى السنن الكبرى» (461)].
Ibnu Mas'ud berkata: Aku duduk di majlis ilmu satu jam saja, lebih aku sukai dari pusa sehari dan shalat semalaman". [Al Madkhol / Al Baihaqi]

←قال  الشافعي رحمه الله : «طلب العلم أفضل من صلاة النافلة»[أخرجه البيهقي في «المدخل» (474)، وأبو نعيم في «حلية الأولياء» (9/ 119)،].
Imam Syafii berkata: menuntut ilmu lebih utama dari shalat sunah". [Al Madkhol / Al Baihaqi]

← قال الشافعي : «ليس بعد أداء الفرائض شيء أفضل من طلب العلم»، قيل له: ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: «ولا الجهاد في سبيل الله عز وجل»[ أخرجه البيهقي في «المدخل إلى السنن الكبرى» (475)]
Imam Syafii berkata: "Tidak ada amalan yang lebih utama setelah yang wajib, dari menuntut ilmu". Kemudian dikatakan kepadanya: "Tidak juga jihad fi sabilillah?". Imam Syafii berkata: "Tidak juga jihad fi sabilillah".

← وقال الله تعالى:  ( وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِیَنفِرُوا۟ كَاۤفَّةࣰۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةࣲ مِّنۡهُمۡ لِّیَتَفَقَّهُوا۟ فِی ٱلدِّینِ وَلِیُنذِرُوا۟ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوۤا۟ إِلَیۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ یَحۡذَرُونَ). [Surat At-Taubah 122]
(Bahasa Indonesia)
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. [Surat At-Taubah, Ayat 122]

←  قال سمعت سفيان الثوري : «لا أعلم شيئًا من الأعمال أفضل من العلم أو الحديث لمن حسنت فيه نيَّتُه». [أخرجه الدارمي في «سننه» (335)، وأبو نعيم في «الحلية» (6/ 363)، والبيهقي في «المدخل إلى السنن الكبرى» (470)، ، بسند صحيح.].
Berkata Sufyan bin Said Ats Tsauri: "Aku tidak mengetahui suafu amalan yang lebih utama dari menuntut ilmu atau mencari hadits bagi orang yang bagus niatnya". [Sunan Darimi]

← قال الإمام أحمد – رحمه الله تعالى -: (( العلم لا يعدله شيء لمن صحت نيته )). قالوا : كيف ذلك ؟ (( ينوي رفع الجهل عن نفسه وعن غيره )). [مسائل ابن هاني]
Imam Ahmad mengatakan: "Menuntut ilmu, tidak ada yang menandinginya, bagi siapa saja yang benar niatnya". Ada yang bertanya: "Bagaimana niat yang benar itu?". Imam Ahmad mengatakan: "Dia berniat untuk mengangkat kebodohan dari dirinya dan orang lain". [Masail ibni Hani]

← قال مُطرِّف بن عبد الله بن الشِّخِّير : «فضل العلم أحب إلى الله من فضل العبادة». [أخرجه أحمد في «الزهد» (1335)، وابن أبي شيبة في «مصنفه» (35600)، والبيهقي في «المدخل إلى السنن الكبرى» (457)، وابن عبد البر في «جامع بيان العلم وفضله» (104).].
Muthorrif bin Abdillah bin Asy Syikhir berkata: "Keutamaan ilmu lebih dicintai Allah dari dari keutamaan ibadah". [H.R. Ahmad]
Rasululloh Shallallohu 'alaihi wa sallam bersabda:
و فضل العالم على العابد كفضل القمر ليلة البدر على سائر الكواكب،
"Dan keutamaan orang yang berilmu daripada orang yang ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama atas semua bintang" . [H.R. Shahih ibnu Majah syaikh Al-Bani ]

← قال الخطيب: طلب الحديث في هذا الزمان أفضل من سائر أنواع التطوع؛ » اهـ[شرف أصحاب الحديث (ص81- 86].
 Al Khotib mengatakan: "Mencari hadits (menuntut ilmu) dizaman ini lebih utama dari seluruh ibadah sunah". [Syaraf Ashabil Hadits]

← وقال النووي رحمه الله: «والحاصل أنهم متفقون على أن الاشتغال بالعلم أفضل من الاشتغال بنوافل الصوم والصلاة والتسبيح ونحو ذلك من نوافل عبادات البدن؛ ومن دلائله سوى ما سبق أن نفع العلم يعم صاحبه والمسلمين، والنوافل المذكورة مختصة به. ولأن العلم مصحِّح؛ فغيره من العبادات مفتقر إليه. ولأن العلماء ورثة الأنبياء، ولا يُوصَف المتعبِّدون بذلك. «المجموع» (1/ 21، 22).
Imam Nawawi berkata: "Hasilnya adalah, para ulama sepakat bahwa menyibukkan diri dengan ilmu lebih utama dari menyibukkan diri dengan ibadah ibadah sunah seperti puasa, shalat, bertasbih dan yang semisal dengan itu dari ibadah ibadah sunah. Sebabnya adalah bahwa manfaat ilmu mencakup dirinya dan kaum muslimin. Adapun ibadah sunah yang disebutkan, manfaatnya hanya untuk dirinya sendiri. Dan sebabnya juga karena ilmu dapat memperbaiki (amal). Dan sebabnya juga, bahwa semua ibadah membutuhkan ilmu. Dan sebabnya juga, marena ulama adalah pewaris para nabi, dan ahli ibadah tidaklah dikagakan sebagai ahli ibadah kecuali dengan ilmu". [Al Majmu']

→ Ibadah yang dilakukan dengan tanpa ilmu, maka akan banyak kesalahan dan kerusakannya, sehingga menjadikan ibadah yang kita lakukan, tidak bernilai dan tidak diterima oleh Allah Ta'aala. Bahkan, apabila ibadah yang kita lakukan, tidak sesuai atau menyelisihi apa yang diajarkan oleh Rosululloh Shallallohu 'alaihi wa sallam, maka kita terancam masuk kedalam api neraka.

Allah Ta'aala berfirman:
[ ١ ]- (فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ * الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ * الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ)
[Surat Al-Ma'un 4 - 6]
Artinya:
"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. orang-orang yang berbuat riya". [Surat Al-Ma'un 4 - 6]

- "Wail" adalah suatu lembah di neraka jahannam, Sebagaimana yang di jelaskan oleh imam atThobary di dalam tafsirnya [Tafsir AtThobary]

(Arabic Tabari Tafseer)
وقوله: ( فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ * الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلاتِهِمْ سَاهُونَ) يقول تعالى ذكره: فالوادي الذي يسيل من صديد أهل جهنم للمنافقين الذين يصلون, لا يريدون الله عز وجل بصلاتهم, وهم في صلاتهم ساهون إذا صلوها

-> قوله "فويل": أي عذاب لهم . [ تفسير القرطبي]

(Arabic Ibn Kathir Tafseer)
وقال عطاء بن دينار الحمد لله الذي قال "عن صلاتهم ساهون" ولم يقل في صلاتهم ساهون. وإما عن وقتها الأول فيؤخرونها إلى آخره دائما أو غالبا وإما عن أدائها بأركانها وشروطها على الوجه المأمور به. وإما عن الخشوع فيها والتدبر لمعانيها فاللفظ يشمل ذلك كله ...
(Surat Al-Ma'un, Ayat 5)
Atha ibnu Dinar mengatakan (yang dimaksud lalai dari shalatnya)": "...Adakalanya karena tidak menunaikannya di awal waktunya, melainkan menangguhkannya sampai akhir waktunya secara terus-menerus atau sebagian besar kebiasaannya. Dan adakalanya karena dalam menunaikannya tidak memenuhi rukun-rukun dan persyaratannya sesuai dengan apa yang diperintahkan. Dan adakalanya saat mengerjakannya tidak khusyuk dan tidak merenungkan maknanya. Maka pengertian ayat mencakup semuanya itu". [Tafsir ibnu katsir]

★> Orang yang mabuk tidak syah shalatnya karena orang yang mabuk tidak mengetahui apa yang dia ucapkan. Maka hendaklah kita berusaha untuk memahami apa yang kita baca didalam shalat, dengan berusaha mempelajari bahasa arab, agar shalat kita tidak seperti shalatnya orang yang mabuk. Maka orang yang memiliki ilmu agama, memahami bahasa arab dan lainnya, akan lebih bisa menyempurnakan ibadahnya kepada Allah Ta'aala.

[ ٢ ]- (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا)
[Surat An-Nisa' 43]
(Bahasa Indonesia)
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan..."
[Surat An-Nisa', Ayat 43]

قال الإمام القرطبي: قوله تعالى: "حتى تعلموا ما تقولون"  فإذا كان بحيث لا يعلم ما يقول تجنب المسجد مخافة التلويث ؛ ولا تصح صلاته وإن صلى قضى  .
- imam Al Qurthuby mengatakan: .
Apabila (seseorang) smpai tidak mengetahui apa yang dia ucapkan, maka tidak syah shalatnya dan apabila dia shalat, maka dia mengulang shalatnya. [Tafsir Qurtubhy]

[ . ]- عن أم المؤمنين أم عبد الله عائشة رضي الله عنها قالت: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه، فهو ردٌّ))؛ رواه البخاري ومسلمٌ، وفي روايةٍ لمسلمٍ: ((من عمل عملًا ليس عليه أمرنا، فهو ردٌّ)).

[ . ]- عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي خُطْبَتِهِ يَحْمَدُ اللَّهَ، وَيُثْنِي عَلَيْهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ، ثُمَّ يَقُولُ: (("مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَه.ُ إِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ ثُمَّ يَقُولُ: بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ وَكَانَ إِذَا ذَكَرَ السَّاعَةَ احْمَرَّتْ وَجْنَتَاهُ وَعَلَا صَوْتُهُ وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ كَأَنَّهُ نَذِيرُ جَيْشٍ يَقُولُ صَبَّحَكُمْ مَسَّاكُمْ ثُمَّ قَالَ: مَنْ تَرَكَ مَالًا فَلِأَهْلِهِ وَمَنْ تَرَكَ دَيْنًا أَوْ ضَيَاعًا فَإِلَيَّ أَوْ عَلَيَّ وَأَنَا أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ")) . [رواه  مسلم، أبو داود، النسائ، ابن ماجه، أحمد، الدارمي وللفظ للنسائي ]

→ Sempurna iman taqwa Dengan ilmu agama 
← وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ مُخۡتَلِفٌ أَلۡوَٰنُهُۥ كَذَٰلِكَۗ إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَٰٓؤُاْۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ.  [Surat Fathir, Ayat 28]

★> menuntut ilmu agama,  ibadah yang dapat mudahkan kita untuk masuk kedalam sorga dan melebihkan kita atas yang lainnya, dan seorang yang memiliki ilmu agama akan didoakan dan dimohonkan ampunan untuknya oleh para makhluk Allah yang ada dilangit dan dibumi. Dan seorang alim lebih afdol dari abli ibadah Maka ini menunjukkan menuntut imu agama adalah ibadah yang sangat agung dan mulia 

Rosulullooh Shallallohu 'alaihi wa sallam bersabda :
 - من سلك طريقا يطلب فيه علما سلك اللّه به طريقا من طرق الجنة ، وإن الملائكة لتضع أجنحتها رضا لطالب العلم ، وإن العالم ليستغفر له من في السموات ومن في الأرض والحيتان في جوف الماء، وإن فضل العالم على العابد كفضل القمر ليلة البدر على سائر الكواكب، وإن العلماء ورثة الأنبياء ، وإن الأنبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما إنما ورثوا العلم، فمن أخذه أخذ بحظ وافر". (رواه أبو داود والترمذي. وصححه الشيخ الألباني في صحيح ابن ماجة عن أبي الدرداء) 
Artinya:
"Barang siapa yang berjalan untuk mencari ilmu agama, maka Allah permudah baginya jalan menuju surga. Dan sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya untuk orang-orang yang mencari ilmu karena mereka ridho dengannya. Dan sesungguhnya semua makhluk yang ada di langit dan di bumi hingga ikan-ikan yang ada di lautan memohonkan ampunan (kepada Allah) untuk orang-orang yang berilmu (dan yang mencari ilmu atau mengajarkan ilmu karena Allah). Dan keutamaan orang yang berilmu daripada orang yang ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama atas semua bintang. Dan sesungguhnya para 'ulama adalah pewaris Nabi, dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya, maka dia telah mengambil bagian yang besar." [H.R. Abu Daud, ibnu Majah, Shahih sunan ibnu Majah]

-> Menuntut ilmu agama adalah ibadah yang mndatangkan sakinah, rahmat dan keridhoan Allah Ta'aala
- ” وما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله ويتدارسونه بينهم إلا نزلت عليهم السكينة وغشيتهم الرحمة وحفتهم الملائكة وذكرهم الله فيمن عنده “. ).  (رواه مسلم عن أبي هريرة) 
Artinya: “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya” (HR. Muslim no. 2699).

  - ️في الصحيحين، من حديث أبي هريرة رضي الله عنه، أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قال: ( لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الجَنَّةَ"، قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "لا، وَلا أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ ) البخاري (5673) ومسلم (2816)

-> Menuntut ilmu agama adalah ibadah yang sangat dicintai Allah. Dan Allah memberi taufiq kepada para hamba yang dicintainya untuk bisa beribadah dengan memahami ilmu agama ini.

- Rosulullooh Shallallohu 'alaihi wa sallam bersabda :
 "مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ".  (متفق عليه عن معاوية) 
Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka akan Allah fahamkan akan agamanya.

★→ Kemurkaan Allah bagi orang yang tidak mengamalkan ilmu agama
(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفۡعَلُونَ ۝  كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُوا۟ مَا لَا تَفۡعَلُونَ). [Surat Ash-Shaf 2 - 3]
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan".  [Surat Ash-Shaf 2 - 3]

-> Ilmu agama adalah ibadah yang pahalanya akan senantiasa mengalir kepada kita.
 Rosulullooh Shallallohu 'alaihi wa sallam bersabda :
 [- "إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ ،  صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ".  (رواه مسلم عن أبي هريرة) 
"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim)

Amalkanlah Ilmu yang Didapat

Amalkanlah Ilmu yang Didapat

عن ابي الدرداء رضي الله عنه قال: ان اخوف ما اخاف اذا وقفت على الحساب ان يقال لي: قد علمت فماذا عملت؟ جامع بيان العلم ١/٦٨٠) 
 
Abu Darda' Radhiyallahu anhu berkata, "Sungguh yang paling aku takutkan ketika hisab pada hari kiamat kelak adalah ketika ditanya, mengapa kamu tidak mengamalkan apa yang telah kamu ketahui?"

وعنه قال: لا تكون تقيا حتى تكون عالما، ولا تكون بالعلم جميلا حتى تكون به كاملا ( جامع بيان العلم ١/٦٩٨) 

Abu Darda' juga berkata, "Kamu tidak bisa menjadi orang yang bertakwa sampai menjadi orang yang berilmu. Dan kamu tidak bisa menjadi orang yang berilmu dengan baik sampai benar-benar mengamalkan ilmunya."

Min Akhbaris Salafish Shalih, hal 70

--------------------------------------------------------------------------------

Boleh dishare seluasnya tanpa mengurangi isi tulisan.

Dibagikan oleh :
Rumah Ilmu Dar Alamiyyah & kampus dakwah Utsman dibawah bimbingan Ust. Anton Abdillah Al Atsary.

sebab perpecahan Ahlu Sunnah salafiyin

#SEBAB_PERPECAHAN
#AHLIS_SUNNAH_SALAFIYIN

🔰Berkata Syaikh Prof. DR. Sulaiman Ar Ruhaili hafidzahullah :
"Perpecahan terjadi karena 3 sebab ini :

١ -عَدَمُ أَخذِ العِلْمِ عَن الأَكابِر.
٢ -إِسَاءَةُ الظَّنِّ بِالأكَابِر.
٣ -الغُرُورُ بِالنَّفْسِ.

1. Tidak mau belajar ilmu kepada yang lebih senior (dalam ilmu dan umur).
2. Berperasangka buruk kepada yang lebih senior.
3. Besar kepala dan keangkuhan diri".

#Berdoa_الله_اجمع_السلفيين_على_التوحيد_والسنة

Ustadz Muhammad Alif lc

Selasa, 22 Oktober 2019

untukmu yg sedang sakit

UNTUKMU YANG SEDANG SAKIT

Berkata Al-Imām Ibnu Taimiyah rahimahullāh:

كثير من المرضى
يشفون بلا دواء

إما بدعوة مستجابة

أو رقية نافعة

أو قوة للقلب وحسن توكل.

”Banyak diantara orang-orang yang sakit…
Mereka sembuh, tanpa obat!

Bisa jadi, karena dengan do’a yang dikabulkan…
Atau, karena dengan ruqyah yang bermanfaat…
Atau, karena kekuatan hati dan baiknya tawakkal.”

[Al-Fatāwā: 21/ 563]

Sabtu, 19 Oktober 2019

YANG PALING TENTRAM HIDUPNYA DI DUNIA INI ADALAH PARA PENUNTUT ILMU AGAMA

🌏 YANG PALING TENTRAM HIDUPNYA DI DUNIA INI ADALAH PARA PENUNTUT ILMU AGAMA 📝


🎙Syaikh Muqbil bin Haadi Al-Waadi'i رحمه الله mengatakan :

Maka dunia ini wahai saudaraku fillah : 

" Betapa banyak manusia yg memiliki jutaan uang, dalam keadaan dia merasa miskin dalam kesengsaraan. Terkadang ia tidak bisa tidur. Jika seorang pergi ke para dokter ahli penyakit jiwa, betapa banyak ia mendapati, orang ini sakit begini karena dagangannya dirampas, yang ini karena tertimpa banyak problema. 

Yang jelas wahai ikhwah, kita sekarang hidup di zaman penuh problema. Akan tetapi siapa orang yang hidup tentram dari berbagai problem ini? 

Mereka adalah para penuntut ilmu. Mereka terbebas dari berbagai problema ini. Sekalipun ia makan sekeping roti, ia tidur dengan sepotong selimut, itupun kalau ia punya. 

Kalau tidak punya, ia mengumpulkan pasir sebagai bantal dibawah kepalanya. Dalam keadaan ia seperti raja dari para raja dalam keadaan ini. 

📚 (Al-Mushara'ah  : 198.)

✍️ قال العلامة مقبل الوادعي رحمه الله تعالى :
فالدنيا يا إخواني في الله : ربّ شخصٍ يملك الملايين، وهو مسكين في شقاء، ربما لا يأتيه النوم، إذا ذهب الشخص إلى دكاترة الأمراض النفسية كم يجد عندهم هذا بسبب تجارته أخذت عليه، وهذا بسبب مشاكل .
المهمّ يا إخوان نحن في عصر المشاكل، لكن من هو المستريح من هذه المشاكل ؟ 
هم طلبة العلم مستريحون من هذه المشاكل يأكل كسرة من الخبز، وينام على قطعة من البطانيات إن تيسرت وإلا يجمع قليلاً من الرمل تحت رأسه، وهو ملك من الملوك في هذه الحالة . 

📚كتاب : "المصارعة"(صـ١٩٨).

📲 masjid imam ahmad

https://t.me/masjidimamahmad

Jumat, 18 Oktober 2019

kesombongan merupakan tanda kurangnya akal

KESOMBONGAN MERUPAKAN TANDA KURANGNYA AKAL

Abu Ja'far Muhammad bin Ali bin Husain رحمه الله berkata,

ما دخل قلب امرئ شيء من الكبر إلا نقص من عقله مثل ما دخله من ذلك، قل أو كثر

"Tidaklah hati seorang hamba dimasuki oleh kesombongan kecuali akalnya akan berkurang sesuai dengan kadar kesombongannya, sedikit atau pun banyak."

(Shifatush Shafwah, II/108)

FOLLOW, LIKE & SUBSCRIBE

FB : Dr. Sufyan Baswedan, M.A 
IG : instagram.com/sufyanbaswedan
YT : youtube.com/SufyanBaswedan
TELEGRAM : t.me/sufyanbaswedan

#usfb #sufyanbaswedan #ustadzsufyanbaswedan #belajarislam #akidah #shafar #bulanshafar #bulansial #amalanbulanshafar #keutamaanshafar #maulid #kelahirannabi #cintanabi #doa #muhasabah #sombong #akal #hamba #hati #penyakithati #ujub #riya #sumah #dosa

Kamis, 17 Oktober 2019

faedah singkat dari Syaikh yaasiin adh-dhole'iy

Bismillah, sebuah faedah singkat yg di sampaikan oleh syaikhunaa yaasiin adh-dhole'iy  hafizhahullah dalam ta'lim nya ,kami nuqil dengan makna (bukan dgn nash) :setiap orang Allah berikan kepada nya jalan ibadah yg berbeda-beda, ada yg di mudahkan untuk melaksanakan shalat malam tapi mungkin lemah di ibadah lain ada yg di mudahkan bersedeqah tapi lemah di ibadah lain, di ceritakan ttg keadaan beberapa sahabat, di sebutkan bahwasanya sahabat nabi yaitu kholid bin al-walid radhiallahu anhu di sibukkan dgn ibadah jihad, dan jga abdullah ibnu mas'ud di sibukkan dgn puasa, sampai lalai dri ibadah sunnah lain.. 

Oleh karena itu,  wahai saudaraku jangan pernah engkau meremehkan saudara mu yg tdk melakukan amalan sunnah seperti yg kamu lakukan, karna bisa jadi ada amalan sunnah lain yg dia lakukan dan hanya dia dan Allah yg tau lalu amalan itu di terima di sisi nya, sebagaimana seorang pelacur yg di masukkan kedalam surga hanya karena memberi minum seekor anjing –pent) .

✍🏻sufyan abu 'abdil fattaah 
🕌pelajar di darul hadits fiyuys Yaman.

Supriano Abul irbad

Rabu, 16 Oktober 2019

konsekwensi orang yg berilmu

Yakin mau jadi orang berilmu?

Baca dulu konsekuensinya berikut ini:

1. Harus siap berjalan di jalan yang terjal, sebagaimana Rasulullah bersabda:

مَن سَلَكَ طَريقًا يَلتَمِسُ فيهِ عِلمًا

"siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu..." (HR Muslim no 2699)

kata سلك menurut bahasa: سار فيه مُلِحًّا في سيره "berjalan dengan kondisi terdesak dalam langkahnya". Dan jika lihat kata سِلْك berasal dari asal kata yang sama, yang mana artinya "kawat berduri", itu sebabnya dipilih kata سلك untuk menunjukkan terjalnya jalan yang akan ditempuhnya, bukan سار atau مشى atau yang lainnya.

2. Harus siap untuk tidak bersantai-santai, bahkan terkadang kurang tidur. Sebagaimana Yahya bin Abi Katsir berkata:

 لا يُستطاع العلم براحة الجسد

"Ilmu tidak akan diperoleh dengan tubuh yang santai" (Jami' bayanil ilmi wa fadhlih: 1/348)

3. Harus siap dengan kehidupan yang sempit dan menahan diri. Sebagaimana Imam Syafi'i berkata:

طلبه بِذِلّة النفس وضيق العيش

"Ilmu dituntut dengan menahan diri dan kehidupan yang sempit" (Tadribur rowi: 2/584)

4. Harus siap meninggalkan duniawi. Sebagaimana Imam Syafi'i berkata:

لا يطلب أحدٌ هذا العلم بالملك

"Tidak mungkin ilmu diperoleh dengan serba ada" (Tahdzibul Asma wal Lughot: 54)

5. Harus siap jaga adab di hadapan guru. Sebagaimana dikisahkan dari Ahmad bin Sinan:

كان عبد الرحمن بن مهدي لا يتحدث في مجلسه ولا يقوم أحد ولا يبري فيه قلم ولا يتبسم أحد

"dulu di majelis Abdurrahman bin Mahdi (gurunya), tidak ada seorang pun yang berani berbicara, tidak ada yang berdiri, tidak ada yang meruncingkan pena, dan tidak ada yang tersenyum" (Siyaru a'lamin nubala: 17/161)

6. Harus siap istiqomah dalam waktu yang panjang. Syaikh Utsaimin mengatakan:

ألا يأخذ من كل كتاب نتفة أو من كل فن قطعة ثم يتركه

"janganlah mempelajari satu buku sedikit-sedikit, atau setiap cabang ilmu sepotong-sepotong kemudian dia tinggalkan" (Kitabul ilmi: 39)

7. Harus siap mengorbankan harta. Imam asy-Syafi'i berkata:

لَا يَصْلُحُ طَلَبُ الْعِلْمِ إِلَا لِمُفْلِس

“Tidak layak disebut penuntut ilmu kecuali orang yang siap bangkrut” (Al-Jami’ li akhlaqir rawi: 1/104)

Simak baik-baik syair Ibnul Anbari berikut ini:

العلم أوفى حليةٍ ولباسِ                
والعقل أوقى جُنةِ الأكياسِ

كن طالبًا للعلم تحيي إنما              
جهل الفتى كالموت في الأرماسِ

وصُن العلوم عن المطامع كلها       
لَترى بأن العز عز الباسِ

والعلم ثوب والعفاف طرازه          
ومطامع الإنسان كالأدناسِ

والعلم نور يُهتدى بضيائه            
وبه يسود الناس فوق الناسِ

ilmu adalah perhiasan dan pakaian yang paling sempurna,
dan akal adalah penutup pundi-pundi yang paling aman.

jadilah penuntut ilmu yang senantiasa hidup, karena kebodohan seorang pemuda bagaikan mayat dalam kuburan.

jagalah ilmu dari nafsu duniawi, kelak kau akan mengetahui bahwa harga diri yang hakiki adalah harga diri seorang pemberani.

ilmu adalah pakaian dan kesederhanaan adalah mereknya, adapun nafsu manusia terhadap dunia adalah nodanya.

ilmu adalah cahaya dimana seseorang ditunjuki dengan cahayanya, dengannya pula derajat manusia menjadi lebih tinggi satu dengan yang lainnya.

(al-Wafi bil wafayat: 18/149)

Jadi, masih yakin mau jadi orang berilmu?

Nadwa abu khunaizah

Selasa, 15 Oktober 2019

beginilah berkahnya waktu para ulama

Beginilah berkah nya waktu para ulama

Imam sarokhsy mendiktekan kitab "al Mabsuth" (kitab fikih dlm madzhab hanafi) kepada murid2 nya dalam keadaan beliau sedang dipenjara di sebuah sumur, dan itu hanya melalui hapalan beliau, maka jadilah kitab al Mabsuth sebanyak 30 jilid (spt gambar di bawah ini)

Imam Qurtuby menulis syarah shahih muslim diatas kapal saat perjalanan safar beliau, maka jadilah kitab, "al Mufhim" dlm 7 jilid besar spt dibawah ini

Begitu pula Imam Ibnul Qoyyim mengarang kitab "Zaadul Ma'ad" nya hanya dalam waktu sekali perjalanan safar nya

Berkah nya waktu dan ilmu para ulama, mereka menghasilkan karya yg bermanfaat utk umat dalam waktu singkat dan tanpa ada maroji dan sumber mencukupi, hanya lwt ilmu dan hapalan mrk....

Note : di jaman dahulu ulama bila menulis bisa mpe puluhan bahkan ratusan jilid, yg klo dicetak di masa kini hanya jadi kitab 1 atau jilid, ilustrasi foto di bawah ini hanyalah hadil cetakan dan tahqiq di jaman sekarang, maka sdh pasti asli nya tulisan mereka lbh tebal dr ini
 - - - - - - - - - - - - -

Berbeda dg kita di jaman sekarang, baru dikasih tugas sedikit saja oleh ustadz / dosen utk menulis makalah yg cuma 1 atau 2 lembar, lembur nya berminggu2, buka puluhan kitab2 di maktabah mpe bertumpuk2, padahal berkali2 bukain google dan copas sana sini, klo udh jadi, seakan merasa bangga dan sdh kayak level ulama, padahal nyerahin nya ajh telat
(hehehe, pengalaman pribadi)

By : pustaka Madinah

Muhammad sareh

apa yg dimaksud Aqidah ?

Tanya : Apa yang dimaksud aqidah?

Jawab : Secara bahasa aqidah bermakna ikatan (aqad). Aqidah merupakan hal-hal yang diyakini oleh seorang insan di dalam hatinya. Adapun aqidah dalam pengertian syari’at adalah keimanan kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan iman kepada takdir.

Tanya : Apa pentingnya aqidah?

Jawab : Aqidah merupakan asas tegaknya bangunan agama dan syarat diterimanya amalan. Allah berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan/berbuat syirik dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.” (al-Kahfi : 110) 
Ustadz Ari wahyudi 
Kontributor muslim.or.id

JANGAN KAWATIR DENGAN REZEKI..

JANGAN KAWATIR DENGAN REZEKI..
.
Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah rohimahullah berkata,
.
“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmah-Nya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti –dengan rahmat-Nya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.
.
Renungkanlah keadaan janin, makanan datang kepadanya, berupa darah dari satu jalan, yaitu pusar.
.
Lalu ketika dia keluar dari perut ibunya dan terputus jalan rezeki itu, Allah membuka untuknya DUA JALAN REZEKI yang lain [yakni dua puting susu ibunya], dan Allah mengalirkan untuknya di dua jalan itu; rezeki yang lebih baik dan lebih lezat dari rezeki yang pertama, itulah rezeki susu murni yang lezat.
.
Lalu ketika masa menyusui habis, dan terputus dua jalan rezeki itu dengan sapihan, Allah membuka EMPAT JALAN REZEKI lain yang lebih sempurna dari yang sebelumnya; yaitu dua makanan dan dua minuman. Dua makanan = dari hewan dan tumbuhan. Dan dua minuman = dari air dan susu serta segala manfaat dan kelezatan yang ditambahkan kepadanya.
.
Lalu ketika dia meninggal, terputuslah empat jalan rezeki ini, Namun Allah –Ta’ala- membuka baginya -jika dia hamba yang beruntung- DELAPAN JALAN REZEKI, itulah pintu-pintu surga yang berjumlah delapan, dia boleh masuk surga dari mana saja dia kehendaki.
.
Dan begitulah Allah Ta’ala, Dia tidak menghalangi hamba-Nya untuk mendapatkan sesuatu, kecuali Dia berikan sesuatu yang lebih afdhol dan lebih bermanfaat baginya. Dan itu tidak diberikan kepada selain orang mukmin, karenanya Dia menghalanginya dari bagian yang rendahan dan murah, dan Dia tidak rela hal tersebut untuknya, untuk memberinya bagian yang mulia dan berharga.”
.
[al-Fawaid, hlm. 94]
.
ref : https://bbg-alilmu.com/archives/45030

sorban shufi dan syiah

SORBAN SHUFI DAN SYIAH

Jika orang shufi dan syiah pakai sorban, janganlah takjub dan kagum. Jangan pula menyangka bahwa itu menunjukkan kealiman seseorang, apalagi itu menggambarkan kemulian dan kewalian. Dan jangan pula terpesona dan tertipu dengan sorban-sorban mereka.

Berkata Syaikh Muqbil Bin Hadi Al Wadi'i rahimahullah :

لسنا نستغرب من علماء السوء ولسنا نستغرب من الصوفية ومن الشيعة وإن كبُرت عمائِمُهم
فهي عمائِم على بهائِم“. [ المصارعة ( ٤١٧ ) ] .

Kita tidak merasa aneh dari ulama yang jelek dan kita tidak merasa aneh dari kaum Shufiyyah dan kaum Syi'ah, walaupun sorban-sorban mereka besar, maka sorban-sorban itu (layaknya sorban-sorban) di atas binatang-binatang ternak. (Al Mushoro'ah hal.417).

Memakai sorban itu bukanlah sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam, memakainya hanya sekadar mubah (boleh) dan hanya mengikuti kebiasaan adat budaya arab.

Berkata Para Ulama  Al-Lajnah Ad-Daimah :

وأما لبس العمامة فهو من المباحات و ليس بسنة كما توهمت. و الأولى أن تبقى على ما يلبس أهل بلدك على رؤوسهم من الغترة و الشماغ و نحوه

“Adapun memakai imamah (sorban), maka ia termasuk dari perkara mubah (boleh), dan bukan termasuk perkara sunnah sebagaimana yang telah engkau sangka. Dan yang lebih utama, engkau tetap memakai pakaian yang dipakai oleh penduduk negerimu di atas kepala-kepala mereka berupa ghitrah, shimagh, dan yang semisalnya.” (Fatwa Lajnah Daimah : 24/42).

Berkata Syekh Muqbil Al Wadi rahimahullah :

العمامة تعتبر من عادات العرب التي أقرها الإسلام. كتاب تحفة المجيب

Ai 'Imamah (sorban) adalah salah satu kebiasaan orang Arab yang diadopsi oleh Islam. (Kitab Tuhfatul Mujib).

Jangan merasa yang memakai sorban diatas sunnah dan memandang yang memakai penutup kepala ciri khas daerah atau negara tertentu (selama tidak menyelisihi syariat) dianggap menyelisihi sunnah. Justru yang tampil beda dengan memakai sorban ditengah-tengah masyarakat yang tidak berbudaya memakai sorban, yang menyelisihi sunnah. 

Berkata Syekh Utsaimin rahimahullah :

لبس العمامة ليس من السنن لا المؤكدة ولا غير المؤكدة ، لأن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم كان يلبسها اتباعاً للعادة التي كان الناس عليها في ذلك الزمن ، ولهذا لم يأت حرف واحد من السنة يأمر بها ، فهي من الأمور العادية التي إن اعتادها الناس فليلبسها الإنسان لئلا يخرج عن عادة الناس ، فيكون لباسه شهرة ، وإن لم يعتدها الناس فلا يلبسها ، هذا هو القول الراجح في العمامة " انتهى من "فتاوى نور على الدرب".

“Memakai imamah bukanlah sunnah. Bukan sunnah muakkadah ataupun sunnah ghayru muakkadah. Karena Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dahulu memakainya dalam rangka mengikuti adat pakaian yang dikenakan orang setempat pada waktu itu. Oleh karena itu tidak ada satu huruf pun dari hadits yang memerintahkannya. Maka memakai imamah termasuk perkara adat kebiasaan yang biasa dilakukan orang-orang. Seseorang memakainya dalam rangka supaya tidak keluar dari kebiasaan orang setempat, sehingga kalau memakai selain imamah, pakaiannya malah menjadi pakaian syuhrah (ketenaran). Jika orang-orang setempat tidak biasa menggunakan imamah maka jangan memakainya. Inilah pendapat yang rajih dalam masalah imamah” (Fatawa Nurul Ala Ad-Darbi)..

Dan Berkata Syekh Utsaimin rahimahullah :

"لا ، لباس العمامة ليس بسنة ، لكنه عادة ، والسنة لكل إنسان أن يلبس ما يلبسه الناس ما لم يكن محرماً بذاته ، وإنما قلنا هذا ؛ لأنه لو لبس خلاف ما يعتاده الناس لكان ذلك شهرة ، والنبي صلى الله عليه وسلم نهى عن لباس الشهرة ، فإذا كنا في بلد يلبسون العمائم لبسنا العمائم ، وإذا كنا في بلد لا يلبسونها لم نلبسها ، وأظن أن بلاد المسلمين اليوم تختلف ، ففي بعض البلاد الأكثر فيها لبس العمائم ، وفي بعض البلاد بالعكس ، والنبي صلى الله عليه وسلم كان يلبس العمامة ؛ لأنها معتادة في عهده ، ولهذا لم يأمر بها ، بل نهى عن لباس الشهرة ، مفيداً إلى أن السنة في اللباس أن يتبع الإنسان ما كان الناس يعتادونه ، إلا أن يكون محرماً ، فلو فرضنا أن الناس صاروا يعتادون لباس الحرير وهم رجال قلنا : هذا حرام ولا نوافقهم ، ولو كنا في بلد اعتاد الرجال أن يلبسوا اللباس النازل عن الكعبين قلنا : هذا حرام ولا نوافقهم" انتهى من "لقاء الباب المفتوح" (160/23) .

“Memakai imamah (sorban) bukan sunnah. Akan tetapi ia sebuah adat (kebiasaan). Yang sunnah atas setiap insan, hendaknya dia memakai pakaian yang dipakai oleh manusia (penduduk negerinya) selama tidak termasuk perkara yang diharamkan. Kami mengatakan ini, karena seorang memakai pakaian yang menyelisihi adat manusia (penduduk negerinya), maka hal itu termasuk pakaian syuhroh (pakaian ketenaran (tampil beda)). 

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang dari memakai pakaian syuhrah. Jika kita tinggal di negeri yang penduduknya memakai imamah (sorban), maka kita pakai imamah. Dan jika kita tinggal di negeri yang penduduknya tidak memakainya, maka kita tidak memakainya. Dan aku menyangka, sesungguhnya negeri-negeri kaum muslimin sekarang berbeda-beda. Ada sebagian negeri yang kebanyakan penduduknya memakai imamah. Dan ada sebagian negeri yang sebaliknya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memakai imamah, karena hal itu merupakan adat waktu itu. Oleh karena itu, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memerintahkan untuk memakainya. Bahkan melarang dari memakai pakaian syuhrah (ketenaran/tampil beda) yang memberikan faidah, sesungguhnya yang sunnah dalam berpakaian itu, hendaknya seorang insan mengikuti apa yang telah menjadi adat penduduk negerinya dalam berpakaian, kecuali pakaian yang diharamkan.” [ Liqo’ Babil Maftuh : 24/160 ].

AFM

ibu Sofyan at tsauri

"Wahai anakku! Bila engkau telah menulis (menguasai) 10 hadis (atau 10 kalimat), maka evaluasilah; apakah ia menambahkan (tawaduk) dirimu dalam langkah kakimu, sikap kekurang amarahmu, dan sikap tenangmu? 

Bila engkau tidak mendapati itu dalam dirimu, maka ketahuilah, bahwa itu hanya memberimu mudarat, dan tidak memberimu manfaat (karena tidak dipenuhi haknya)." 

[ Nasihat Sang Ibu kepada Imam Sufyan Ats-Tsauriy rahimahumallah - Tarikh Jurjan karya As-Sahmiy: 449 ]

Maula ala eda 

Senin, 14 Oktober 2019

fatwa vaksin

Cukup banyak anti-vaksin yang menghubungi saya dan menyatakan pendapat dahulu yang ia yakini adalah KELIRU krna terpengaruh teori konspirasi dll, saya tampilkan satu ini dan sudah minta izin kepada orangnya, apabila ada juga yang punya pengalaman sama silahkan share di komentar
Kuncinya: mau MEMBACA dan mengosongkan gelas (dari teori konspirasi dll), insyaallah jawaban dari berbagai "tuduhan" sudah kami jelaskan dengan sumber yang valid
Terima kasih wa jazakumullahu khaira
.
# DUA DOKTOR PAKAR FIKH BERBICARA TENTANG VAKSIN

Beberapa ustadz Ahli Fikh setelah kita jelaskan kepada mereka, dan mereka pun bertanya-tanya menggali kembali mengenai vaksin yang kita jelaskan, mereka kritis dan hati-hati sebelum berfatwa
.
Buku saya yang berjudul "Vaksinasi Mubah & Bermanfaat" telah di murajaah oleh pakar fikh ustadz kami DR. Arifin Badri, demikian juga dengan ustadz DR. Erwandi setelah kita menjelaskan kepada beliau, beliau menyatakan pendapat tentang vaksin di acara "Tanya Dokter TV Rodja" ( link: https://youtu.be/80vqMDa8rUg )
.
Maka mereka PAHAM dan fatwanya sama dengan fatwa-fatwa badan lembaga fatwa dunia dan ulama dunia
.
"Vaksinasi mubah dan bermanfaat"
.
Mohon maaf, ada sebagian orang yang bukan ahli fikh bukan juga ahli kesehatan tapi berani bicara vaksin dam hukumnya (ada juga ustadz panutannya dan diikuti segala hal fikhnya, tiba-tiba ustadznya bicara vaksin berdasarkan fakta yang benar, tiba2 ia tolak dan tidak terima, kemudian sisi ilmiahnya hilang)
.
Perlu diketahui bahwa dalam qaidah fikhiyah dikenal:
.
الحكم على شيء فرع عن تصوره
.
"Hukum terhadap sesuatu sesuai dengan gambaran pemahaman pemberi fatwa"
.
Artinya: Jika informasi yang sampai ke pemberi fatwa salah, maka salah juga fatwanya (dalam hal ini bukan salah ustadz/ulamanya)
.
Misalnya ada pertanyaan: "Ustadz, apa hukum vaksin yang MENGANDUNG babi dan berbahaya"
.
ustadz menjawab: Haram
.
Maka menyebarlah fatwa "vaksin haram"
.
Padahal: Faktanya TIDAK demikian
.
Silahkan baca berikut agar lebih paham:
"APAKAH SEMUA ORANG BISA BERBICARA TENTANG VAKSIN"
https://muslimafiyah.com/semua-bisa-ngomong-tentang-vaksin.html
.
Salam 
dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK

Tahdzir Memiliki Kaidah-Kaidah Syar'i

# Tahdzir Memiliki Kaidah-Kaidah Syar'i #
@DrAlshoreka

Tahdzir, memperingatkan manusia dari bahaya ahlul bid’ah adalah pokok syariat yang tidak ditentang oleh seorang pun yang mengenal manhaj ahlus sunnah. Akan tetapi, tahdzir memiliki kaidah-kaidah syar’i dalam penerapannya. Tidak semua orang yang berbuat bid’ah langsung ditahdzir sebagaimana prasangka sebagian orang.

Dr. Abdullah Al Syurikah, Imam dan Khatib Masjid Ad Duwailah, Kuwait.
Twit Ulama | twitulama.com | twitter, instagram & telegram: @twitulama

Minggu, 13 Oktober 2019

Ummul Banin Permaisuri dari Raja Al Walid bin Abdul Malik raja ke 6 dari dinasti Al Umawwiyah..

Kisah inspiratif dari Ummul Banin Permaisuri dari Raja Al Walid bin Abdul Malik raja ke 6 dari dinasti Al Umawwiyah...
Intisari dari kajian faidah-faidah ilmiah dari sejarah Islam yg disajikan pada jumat pagi tgl 26 Juli 2019...
Karena sangat terkesan dari bahasan kali ini, maka faidah ini kami sajikan dlm bentuk narasi...
Kekuasaan Al Walid bin Abdul Malik mendapat sanjungan dari para penulis sejarah Islam krn di masa kekuasaannya Umat Islam hidup dlm kemajuan yg luar biasa, perhatian sang Raja terhadap rakyatnya sangat luar biasa. Memberikan pelayan atau pemandu kepada penyandang disabelitas membangun rumah sakit khusus utk para penderita penyakit kusta, membangun imprastruktur seperti jalan jalan dan air bersih, memberikan gaji bagi para penghafal Al Quran dan Ulama, membangus masjid terindah di kota Damaskus, memugar dan memperluas bangunan masjid Nabawi. Perluasan kekuasaan ke berbgai penjuru benua, diantaranya penaklukkan Andalusia. Kekakyaan negara berlimpah luah, kesejahteraan sangat dirasakan oleh masyarakatnya.
Kalau demikian halnya tentu kemewahan keluarga kerajaan akan lebih luar biasa lagi. Tapi anda akan terheran-heran dengan cerita Permaisuri sang Raja. Dalam benak anda pasti akan membayangkan bahwa permaisuri sang Raja akan berpoya-poya, hidup penuh gaya, setiap hari pakai baju dan sepatu yg brendit, berlian dan perhiasan akan bergelatungan di badannya, bahkan punya pundi-pundi perhiasan yg menumpuk, punya kendaraan yg termahal selalu mencari info tentang model sepatu dan baju terbaru, dan seterusnya.
Berbeda, sungguh berbeda dg Ummu Banin walau semua kemewahan itu bisa dapatkan, namun ia tdk tertipu dg gemerlapnya dunia, tdk memamfaatkan kedudukan sang suami utk segala kenikmatan dunia. Ia seorang wanita yg sholeh, dekat dg Al Quran, gemar berzikir, bahkan ada ulama yg berkomentar ia adalah wanita tersholeh di masanya. Ia beromba dan bersaing dg suaminya dlm mengkhtam Al Quran dlm tiga hari sekali. Orangnya sangat sangat pemurah dan suka berderma, sangat berhati-hari dlm menerima hadiah dari sang suami, harus bisa dipastikan tdk ada kozoliman dalamnya. Suatu seorang peringgi kerajaan dari Kuffah namanya Muhammad bin Yusuf datang membawa hadiah yg banyak utk sang Raja, ketika sang Raja memberikan hadiah tsb utk istrinya, sang istri tdk mau menerima karena kuatir di dalamnya ada hak org lain yg dizolimi. Akhirnya sang Raja meminta kepada Muhammad bin Yusuf utk bersumpa bahwa tdk ada hak org lain dizolimi dlm hadiah tersebut.
Sang permaisuri sering mengundang para wanita utk datang ke istana lalu menghadiahkan kepada mereka pakaian dan perhiasan.
Ummul Banin juga termasuk perawi hadits dari negeri Syam seperti dijelaskan Abu Zur’ah dlm kitab tabaqotnya. Dia wanita sangat takut dan mengagungkan Allah. Ia berkata: “Tiada perhiasan yg lebih baik bagi seseorang dari pada memiliki rasa takut kepada Allah”.
Permaisuri sangat dermawan, ia berkata: “Kalau sendainya tdk ada keburukan pada org bakhil (kikir) kecuali berburuk sangka pada Allah sungguh sdh cukup sebuah keburukan yg besar baginya”.
Kali yg lain ia berkata: “Orang yg kikir itu adalah orang kikir terhadap dirinya dg surga”. 
Setiap kali harta masuk ke rumah secepatnya pula ia infakkan, dlm sebuah syair ia katakan: “Saya adalah org yg tidak bisa menyimpan harta dlm genggaman kecuali hanya sekedar lewat saja”. 
Dikisahkan seorang wanita yg ditinggal suaminya datang ke istana namanya Tsurayya binti Ali, ketika ia sdg berada bersama Ummu Banin, tiba-tiba Raja Al Walid datang dan bertanya tentang wanita ada bersamanya, jawab Ummul Banin: ini adalah Tsurayya binti Ali datang meminta bantuan utk pelunasan hutangnya dan biaya kelurganya. Lalu diberikan kebutuhan dan dibayarkan hutanya oleh sang Raja.
Wanita yg anti dg kezoliman, ketika Hajjaj bin Yusuf datang menghadap Raja Al Walid, Ummul Banin bekata kepada suaminya: Aku lebih suka Malaikat Maut duduk bersamamu dari pada orang tsb yakni Hajjaj bin Yusuf.
Setelah Hajjaj bin Yusuf berbicara dg Raja Al Walid, besok harinya Ummu Banin meminta kepada sang Raja, agar Hajjaj bin Yusuf disuruh menghadap sang Permaisuri. Ketika Hajjaj datang menghadap, Ummul Banin tdk mempersilakqn duduk kecuali setelah beberapa lama, setelah itu Ummul Banin mengomeli Hajjaj habis-habisan atas kezoliman yg diperbuatnya. Setelah itu Hajjaj datang menghadap sang Raja. Ketika Hajjaj ditanya sang Raja apa yg disampaikan oleh Ummul Banin kepada dia..? Hajjaj menjawab: “lebih baik aku dikubur diperut bumi dari pada aku berada di atasnya”. Artinya Hajjaj bernar-benar merasa terpukul dg omelan sang Permaisuri yg sholehah.
Wahai para wanita dimanakah engkau dibanding dg kemulian dan kedermawanan Ummul Banin..?

Dr ali Musri semjan putra Ma

Kenapa Ibnu Taimiyah banyak menulis aqidah? Ini jawaban beliau rahimahullah

ibnu taimiyah ditanya  kenapa anda yang anda tulis fokus masalah aqidah
kalo masalah fiqih jika ada khilaf tidak masalah jika tidak menyelisihi ijma seseorang tidak boleh di sesatkan dan masalah fiqih dimasa sahabat juga sudah ada perbedaan
tapi beda kalo masalah aqidah jika ada penyimpangan mengantarkan kepada kesesatan
dan syaikhul islam taimiyah kebanyakan buku buku nya masalah aqidah
ustadz Dr firanda andirja Ma dalam ceramah syarah aqidah wasithiyah 1 menit mulai ke 11 akhir 
https://www.youtube.com/watch?v=E3w31-gukjM  

Sabtu, 12 Oktober 2019

Dialog imam Asy Syafi'iy dengan seorang Murji'ah.

Dialog imam Asy Syafi'iy dengan seorang Murji'ah.

ﻗﺎﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ :: ﻭﻣﻦ ﺃﻳﻦ ﻗﻠﺖَ :: ﺇﻥ ﺍﻟـﻌـﻤـﻞ ﻻ ﻳﺪﺧﻞ ﻓﻲ اﻹﻳﻤﺎﻥ ؟!!
Apa dasar ucapanmu bahwa amal tidak termasuk iman?"

فقاﻝ ﺍﻟـﻤـﺮﺟﺊ :: ﻣﻦ ﻗﻮﻟﻪ الله تعالى :: { إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ }  ( ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ : 277 ) فصار ﺍﻟﻮﺍﻭ ﻓﺼﻼ ﺑﻴﻦ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﻭﺍﻟﻌﻤﻞ ؛؛؛
ﻓﺎﻹﻳﻤﺎﻥ ﻗـﻮﻝ ، ﻭﺍﻷﻋﻤﺎﻝ ﺷﺮﺍﺋﻊ ...
Murjiah berkata: "Yaitu firman Allah Ta'ala: "Sesungguhnya orang orang yang beriman dan beramal salih.."
Ayat ini membedakan iman dan amal. Iman sebatas ucapan dan amal itu syariat.

ﻓﻘﺎﻝ الإمام ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ :: أﻭَ ﻋـﻨﺪﻙ ﺍﻟﻮﺍﻭُ ﻓﺼﻞٌ ؟!!
imam Syafii berkata: "Jadi menurutmu wawu itu bermakna pembeda?

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻤﺮﺟﺊ :: ﻧﻌﻢ ..
murjiah berkata: "iya."

ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ :: ﻓﺈﺫاً ﻛﻨﺖَ ﺗﻌﺒﺪ ﺇﻟﻬﻴﻦ ; ﺇلها ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺸﺮﻕ ، ﻭﺇلها ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻐﺮﺏ ..!!! ﻷﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻳﻘﻮﻝ :: { رَبُّ الْمَشْرِقَيْنِ وَرَبُّ الْمَغْرِبَيْنِ }  ..!!!..
Kalau begitu kamu menyembah dua tuhan; tuhan timur dan tuhan barat. Karena Allah berfirman: "Rabb dua timur dan Rabb dua barat."

ﻓﻐﻀﺐ ﺍﻟﺮﺟﻞ ، ﻭﻗﺎﻝ :: ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ، ﺃﺟﻌﻠﺘﻨﻲ ﻭﺛﻨﻴﺎ ؟!!
Murjiah ini marah dan berkata: "Kamu menjadikan aku sebagai penyembah berhala !!"

ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ :: ﺑﻞ ﺃﻧﺖ ﺟﻌﻠﺖ ﻧﻔﺴﻚ ﻛﺬﻟﻚ ...
Justru kamu yang menjadikan dirimu sebagai penyembah berhala.

ﻗﺎﻝ :: ﻛﻴﻒ ؟!!
Murjiah berkata: "Kok bisa?

ﻗﺎﻝ :: ﺑﺰﻋﻤﻚ ؛ﺃﻥ ﺍﻟﻮﺍﻭ ﻓﺼﻞ ...
Karena kamu menganggap bahwa wawu itu pembeda.

ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ :: ﻓﺈﻧﻲ ﺃﺳﺘﻐﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻤﺎ ﻗـﻠـﺖَ ، ﺑﻞ ﻻ ﺃﻋـﺒﺪ ﺇﻻ ﺭﺑﺎً ﻭﺍﺣﺪﺍ ، ﻭﻻ ﺃﻗﻮﻝ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻴﻮﻡ :: ﺇﻥ ﺍﻟﻮﺍﻭ ﻓﺼﻞ ، ﺑﻞ ﺃﻗﻮﻝ :: إﻥ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﻗﻮﻝ ﻭﻋﻤﻞ ، ﻭﻳﺰﻳﺪ ﻭﻳﻨﻘﺺ ...
orang itu berkata: Aku mohon ampun kepada Allah dari ucapanku. Aku hanya beribadah kepada satu rabb saja. Semenjak hari ini aku tidak akan berkata lagi bahwa wawu itu pembeda. Sekarang aku yakin bahwa iman itu adalah ucapan dan perbuatan, bertambah dan berkurang.

(Hilyatul aulya 9/110)

Ustadz badrusalam lc

Kamis, 10 Oktober 2019

Tingkatan tingkatan bid'ah

👤 Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.
📚 Tingkatan-Tingkatan Bid’ah
.
Imam asy-Syathibi rahimahullah menjelaskan bahwa dosa ahli bid’ah itu tidaklah satu tingkat, namun tingkatannya berbeda-beda. Perbedaan itu datang melalui sisi yang berbeda-beda pula:
.
1. Dari sisi keberadaan pelaku bid’ah itu sendiri, apakah ia sekedar bertaqlid / seorang yang berijtihad.
2. Dari sisi terjadinya kebid’ahan itu pada hal-hal penting, misalnya jiwa, kehormatan, akal, harta & sejenisnya.
3. Dari sisi apakah pelakunya itu melakukan bid’ah tersebut secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.
4. Dari sisi keberadaan pelaku bid’ah itu mendakwahkan bid’ahnya atau tidak.
5. Dari sisi keberadaan pelakunya menyerang Ahlus Sunnah atau tidak.
6. Dari sisi keberadaan bid’ah yang dilakukannya itu haqiqiyyah atau idhafiyyah.
7. Ditinjau dari sisi keberadaan bid’ah itu jelas ataukah masih tersamar.
8. Dari sisi apakah bid’ah itu menyebabkan kekufuran atau tidak.
9. Dari sisi apakah si pelaku terus-menerus melakukan bid’ah tersebut atau tidak.
.
Imam asy-Syathibi rahimahullah menjelaskan bahwa perbedaan tingkat dalam dosa tersebut adalah dilihat dari tingkat kebid’ahan itu sendiri. Beliau rahimahullah juga menjelaskan bahwa di antara tingkat bid’ah itu ada yang haram &  ada yang makruh. Sementara sifat sebagai kesesatan tetap melekat pada setiap bid’ah, karena Nabi ﷺ bersabda:
.
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ.
.
“Setiap bid’ah adalah sesat.”.
.
Wallaahu a’lam bish-shawwaab.
.
♻ Silakan disebarluaskan
.
___________________________________

Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
___________________________________
.
📍 LIVE STREAMING
.
▶️ YouTube.com/FatwaTV/live
▶️ Facebook.com/DewanFatwaPA/live
.
📍 FOLLOW AKUN RESMI KAMI
.
• Facebook.com/DewanFatwaPA
• Twitter.com/DewanFatwaPA
• Telegram.me/DewanFatwaPA
• Instagram.com/DewanFatwaPA
• www.dewanfatwa.com
.
📍KIRIM PERTANYAAN UNTUK DEWAN FATWA
.
• http://linktr.ee/DewanFatwaPA

#FatwaTV #DewanFatwa #ustadzsofyanbaswedan #ustadzerwanditarmizi #ustadzsyafiqbasalamah #ustadzarifinbadri #bidah #jenisbidah #manhajsalaf #kajiansunnah #tingkatanbidah #salafusshalih #salaf #sunnahdaily #sunnah #ceramahsingkat #videokajian

Rabu, 09 Oktober 2019

HIDANGAN DALAM KEMATIAN

HIDANGAN DALAM KEMATIAN

Sebagian orang yang sudah mengenal sunnah, tidak mau makan dan minum sama sekali, makanan atau minuman yang disediakan tuan rumah ketika melayat orang mati. Mereka beralasan bahwa makan-makan atau minum-minum di tempat yang terkena musibah kematian itu makruh bahkan haram.

Mereka kadang tidak merinci terlebih dahulu. Apakah makanan dan minuman tersebut merupakan hidangan khusus dalam acara kematian atau dikhususkan untuk sedekah dari keluarga si mayit untuk si mayit. Atau hanya sekedar untuk menghormati tamu yang datang.

Kalau makanan atau minuman tersebut disediakan untuk menghormati tamu yang datang, mungkin tamu tersebut dari tempat yang jauh atau ada keluarga yang menginap maka ini diperbolehkan.

Berkata Ibnu Qudamah rahimahullah :

وَإِنْ دَعَتْ الْحَاجَةُ إلَى ذَلِكَ جَازَ ؛ فَإِنَّهُ رُبَّمَا جَاءَهُمْ مَنْ يَحْضُرُ مَيِّتَهُمْ مِنْ الْقُرَى وَالْأَمَاكِنِ الْبَعِيدَةِ ، وَيَبِيتُ عِنْدَهُمْ ، وَلَا يُمْكِنُهُمْ إلَّا أَنْ يُضَيِّفُوهُ " انتهى من "المغني" (3/497).

“Kalau ada keperluan untuk itu, maka diperbolehkan. Karena terkadang ada orang yang bertakziah datang dari desa dan tempat jauh lalu menginap di rumahnya, maka  tidak ada cara lain kecuali menghormatinya.” (Al-Mughni, no. 3/497).

Berkata Syekh Ibnu Baz rahimahullah :

" أما إن نزل بأهل الميت ضيوف زمن العزاء : فلا بأس أن يصنعوا لهم الطعام من أجل الضيافة ، كما أنه لا حرج على أهل الميت أن يدعوا من شاؤوا من الجيران والأقارب ليتناولوا معهم ما أهدي لهم من الطعام " انتهى من "فتاوى الشيخ عبد العزيز بن باز" (9/325).

“Kalau ada tamu yang tinggal di keluarga mayit saat berkabung, maka tidak mengapa memasak untuk mereka makanan untuk memuliakannya,  sebagaimana tidak mengapa bagi keluarga mayit mengundang orang yang dikehendakinya dari tetangga dan kerabat untuk makan bersama mereka dari makanan yang disuguhkan.” (Fatawa Syekh Abdul Aziz Bin Baz, 9/325).

Dalam ‘Fatawa Lajnah Daimah (8/378)

وأما صنع الطعام من أهل الميت للناس فهو خلاف السنة ، بل هو منكر... إلا إذا نزل بهم ضيف : فلا بأس " انتهى.

“Adapun memasak makanan dari keluarga mayit untuk orang-orang itu menyalahi sunah, bahkan itu termasuk kemungkaran. Kacuali kalau ada tamu yang tinggal, maka tidak mengapa (diberi makanan).”

Berkata Syekh Muhammad Mukhtar Sinqiti rahimahullah :

" هنا مسألة عمت بها البلوى ، وهي مسألة الضيف إذا نزل على آل الميت ، فإذا كان هناك ضيف ، خاصةً من القرابات : كأبناء عمٍ أو إخوانٍ نزلوا وجاءوا من سفر ونزلوا على الإنسان ، وهم ضيوف لهم حق الضيافة ، فذبح لهم ، لا لأجل الموت ولا صدقةً على الميت ، بل إكراماً للضيف : فلا حرج ؛ لأن هذا منفكٌ عن أصل مسألتنا ، فليس من العزاء ولا هو متعلق بالعزاء ، وإنما هو من باب إكرام للضيف الذي أمر الله به ورسوله ، فيكرم الضيف ولا حرج ". انتهى من "شرح زاد المستقنع" (86/ 15، بترقيم الشاملة آليا)

“Permasalahan ini sudah masyhur, yaitu permasalahan tamu ketika tinggal di keluarga mayit. Kalau disana ada tamu, terutama dari kerabat, seperti anak paman atau saudara-saudaranya tinggal dan datang dari jauh dan tinggal bersama seseorang, maka mereka adalah tamu yang mempunyai hak tamu. Maka menyembelih (hewan) untuk mereka  bukan karena mayit dan tidak dalam rangkah sodaqah untuk mayit, akan tetapi sebagai penghormatan kepada tamu, tidaklah mengapa. Karena hal ini bukan termasuk pembahasan kita. Tidak termasuk berkabung juga tidak terkait dengan berkabung. Akan tetapi karena menghormati tamu yang Allah dan RasulNya perintahkan. Maka menghormati tamu tidak mengapa.” (Syarh Zadul Mustaqni’, 86/15 dengan penomoran syamil computer).

Akan tetapi jika makanan dan minuman tersebut disediakan memang untuk acara kematian atau disedekahkan yang pahalanya untuk si mayit maka ini perkara baru dalam agama, yang sebagian ulama memakruhkan dan sebagian lain mengharamkan.

Berkata An-Nawawi rahimahullah :

" وَأَمَّا إِصْلَاحُ أَهْلِ الْمَيِّتِ طَعَامًا ، وَجَمْعُهُمُ النَّاسَ عَلَيْهِ ، فَلَمْ يُنْقَلْ فِيهِ شَيْءٌ ، وَهُوَ بِدْعَةٌ غَيْرُ مُسْتَحَبَّةٍ ". انتهى من "روضة الطالبين" (2/145).

“Adapun jika keluarga mayit memasak makanan dan mengumpulkan orang untuk itu, tidak dinukil sedikitpun adanya riwayat tentang hal itu. Dia termasuk bid’ah dan tidak dianjurkan.” (Raudhatut-Thalibin, 2/145).

Berkata Ibun Qudamah rahimahullah :

" فَأَمَّا صُنْعُ أَهْلِ الْمَيِّتِ طَعَامًا لِلنَّاسِ : فَمَكْرُوهٌ ؛ لِأَنَّ فِيهِ زِيَادَةً عَلَى مُصِيبَتِهِمْ ، وَشُغْلًا لَهُمْ إلَى شُغْلِهِمْ ، وَتَشَبُّهًا بِصُنْعِ أَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ ". انتهى من "المغني" (3/ 497).

“Adapun keluarga mayit memasak makanan untuk orang, maka itu termasuk makruh karena semakin menambah musibahnya dan menyibukkan mereka dari kesibukan yang ada serta menyerupai apa yang dilakukan penduduk jahiliyah.” (Al-Mughni, 3/497).

Dalam Fatawa Lajnah Daimah, 9/145,

أما ما يفعله أهل الميت اليوم من عشاء وأربعينية فلا أصل له ، وإذا أرادوا الصدقة عن الميت بإطعام الطعام فينبغي أن لا يتقيدوا بيوم معين ، ولو تصدقوا على الفقراء بنقود فهو خير لهم ؛ لأنه أبعد عن الرياء وأنفع للفقراء وأبعد عن التشبه بغير المسلمين ". انتهى من "فتاوى اللجنة الدائمة" (9/ 149).

”Apa yang dilakukan keluarga mayit sekarang dari membuat makan malam dan hari keempat puluh, tidak ada asalnya. Kalau mereka ingin bersodaqoh untuk mayit dengan memberi makanan, selayaknya jangan terikat dengan hari tertentu. Jika mereka bersodaqah dengan uang, itu lebih baik bagi mereka. Karena itu lebih jauh dari riya dan lebih bermanfaat untuk para fakir dan lebih jauh dari menyerupai non Islam.” (Fatawa Lajnah Daimah, 9/149).

Berkata Ibnu Muflih rahimahullah :

وَقِيلَ : يَحْرُمُ ، وَكَرِهَهُ أَحْمَدُ وَقَالَ : مَا يُعْجِبُنِي ، وَنَقَلَ جَعْفَرٌ : لَمْ يُرَخِّصْ لَهُمْ ، وَنَقَلَ الْمَرُّوذِيُّ : هُوَ مِنْ أَفْعَالِ الْجَاهِلِيَّةِ ، وَأَنْكَرَهُ شَدِيدًا ". انتهى من " الفروع" (3/408).

“Ada pendapat yang mengharamkan. Sementara Ahmad memakruhkannya, seraya mengatakan, “Saya tidak menyukai.” Dinukil Ja’far yang tidak memberikan keringanan bagi mereka dalam hal ini. Marwazi menukilkan, “Itu termasuk prilaku orang jahiliyah dan sangat diingkari.” (Al-Furu, 3/408).

Tulisan ini banyak mengambil faidah dari Al Islam Sual Wa Jawab Nomor 220923.

AFM

https://abufadhelmajalengka.blogspot.com/2019/10/hidangan-dalam-kematian.html

LETAK_KEBAHAGIAAN_HAKIKI_ADALAH_DI_HATI

LETAK_KEBAHAGIAAN_HAKIKI_ADALAH_DI_HATI

» Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata:

“Dan Allah Ta’ala yang Maha Mengetahui bahwa aku tidak pernah melihat seorang pun yang lebih bahagia hidupnya daripada beliau (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah). Padahal kondisi kehidupan beliau sangat susah, jauh dari kemewahan dan kesenangan duniawi, bahkan sangat memprihatinkan. Ditambah lagi dengan (siksaan dan penderitaan yang beliau alami di jalan Allah Ta’ala), yang berupa siksaan dalam penjara, ancaman dan penindasan (dari musuh-musuh beliau). Tapi di sisi lain (aku mendapati) beliau adalah termasuk orang yang paling bahagia hidupnya, paling lapang dadanya, paling tegar hatinya serta paling tenang jiwanya.

Terpancar pada wajah beliau sinar keindahan dan kenikmatan hidup (yang beliau rasakan). Dan kami (murid-murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah), jika ditimpa perasaan takut yang berlebihan, atau timbul (dalam diri kami) prasangka-prasangka buruk atau (ketika kami merasakan) kesempitan hidup, kami segera mendatangi beliau (untuk meminta nasehat).

Dengan hanya memandang (wajah) beliau dan mendengarkan ucapan nasehat beliau, serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang.”

(Lihat Kitab Al-Wabilu Ash-Shoyyib, karya imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah, hal. 67)

Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa;

✓ Kekuasaan, jabatan, popularitas, kekayaan dan segala bentuk kemewahan dunia bukan jaminan bagi seseorang untuk meraih dan merasakan kebahagiaan hidup di dunia yang fana ini.

✓ Seorang hamba akan merasakan hidup bahagia jika hatinya telah merasa lapang, tenang dan tentram. Dan hal ini tidaklah dapat diraih kecuali dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah serta senantiasa berdzikir kepada -Nya.

Semoga Allah menganugerahkan kepada kita kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat. Aamiin.

https://abufawaz.wordpress.com/2019/10/09/letak-kebahagiaan-hakiki-adalah-di-hati/