Selasa, 28 Februari 2023

mengakui kepemimpinan penguasa meski fasik adalah petunjuk syariat

kitab rujukan di pp gontor aqidah wasitiyah, kitab tauhid syarah qoulul sadid

____Orang yang Memang Ingin Kebenaran Akan Mengikutinya Jika Mengetahuinya

____Orang yang Memang Ingin Kebenaran Akan Mengikutinya Jika Mengetahuinya

Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata:

‏«إنّ الجاهل إذا عَرَف وعَلِم فهو قريبٌ إلى الانقياد والاتباع، وأما المعاند فلا دواء فيه!»

"Sesungguhnya orang yang bodoh jika telah mengerti dan mengetahui, maka dia akan mudah tunduk dan mengikuti kebenaran, adapun orang yang suka menentang maka tidak ada obat baginya."

Miftah Daaris Sa'adah, jilid 1 hlm. 332
Ustadz elfuadzy

Suatu Pagi Al Imam Malik - rahimahullah- ditanya kabar:

Suatu Pagi Al Imam Malik - rahimahullah- ditanya kabar:

Bagaimana kabar anda pagi ini?

Beliau menjawab: " Pagi ini dengan umur yang terus berkurang, dan banyak dosa yang terus bertambah"

[Syarah Al Muwaththo', karya AZ-Zarqoni: 1/54

Bila beliau menyadari akan hal demikian, dimana beliau sebagai seorang imam daarul Hijrah Al Madinah An Nabawiyyah.

Lantas bagaimana dengan kondisi kita?

Lalai..
Ustadz fadzla mujadid

ANTI_KHAWARIJ

#ANTI_KHAWARIJ

Berkata Syikh DR. Shaleh bin Fauzan Al Fauzan hafidzahullah :

الَّذِي يَنْشُرُ فِكْرَ الخَوَارِجِ وَيُرَغِّبُ فِيهِ هَذَا أَخْطَرُ مِمنْ يَحمِلُ السِّلَاحَ

"Orang yang menyebarkan dan menganjurkan pemikiran -ideologi- Khawarij maka ini lebih berbahaya dari orang yang membawa senjata". 

#KSA_هيئة_الأمر_بالمعروف
KSA Menggencarkan tulisan banner dan spanduk anti Khawarij dan bahayanya. di Jalan raya, Mall, Perkantoran, Taman dll.

https://twitter.com/PvGovSa/status/1364630814689013760?s=19
https://twitter.com/PvGovSa/status/1362811777361338372?s=19

#‏الخوارج_شرار_الخلق

Malik Faishal dimata Seorang Sopir Taksi Rohinya

Malik Faishal dimata Seorang Sopir Taksi  Rohinya  

Alhamdulillah  berjumpa dgn sesaudara sesama muslim dari Rohinya namanya Muh Ali Ahmad beliau sopir taksi yg mengantar kami ziarah masjid Umul Mukminin Aisyah di  tan'im. 

Selama perjalanan kami ngobrol dan Beliau bercerita tinggal di Arab Saudi sejak 47 th  lalu ( Zaman Malik Faishal - rahimahullah - ) bersama orang tuanya,  dia memiliki 1 saudara laki dan terbunuh - rohimahullah -  di negaranya ketika terjadi kerusuhan  dizaman itu ( semoga mati syahid, kok yaa  bertepatan dgn nama hotel yg kami tempat di  mekkah yaitu  Hotel Syuhada). 

Ketika terjadi kerusuhan pemb4nt414n Kaum Muslimin di rohinya ,  Malik  Faishal - Rahimahullah - mengirimkan kapal laut ke myanmar utk menyelamatkan kaum muslimin dan dibawa ke Arab Saudi utk tinggal dengan damai dan tenang dibawah perlindungan kerajaan Arab Saudi 

Selama perjalanan menuju masjid umul mukminin Aisyah  beliau memuji dan menyanjung Malik Faishal atas kebaikannya yg begitu cinta dan perhatian kepada saudara sesama muslim, memberikan perlindungan, memberikan tempat tinggal bahkan pendidikan utk anak2 rohinya . 

Saat ini beliau telah dikaruniai 4 anak perempuan dan keempat2nya   hafidz Al Qur'an. 

Sambil menyopirpun dia mendengarkan kajian2 keislaman melalui radio Mobil Taksinya  kelihatan sebagai seorang muslim yg taat dgn jenggotnya yg lebat menghiasa wajahnya . 

Semoga Allah  memberkahi usaha dan keluarganya serta meramahmati saudara yg meninggal  di negerinya dan mengantikan kebaikan Malik Faishal dengan  Surganya Kelak  Dihari Kiamat
Ustadz sulaiman abu syaikha

Senin, 27 Februari 2023

mantan jokam

Pindah tempat jika mengantuk

Pindah tempat jika mengantuk 

Dari Abdullah bin Umar radhiallahu'anhu, bahwa Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

إذا نَعَسَ أحدُكم في المسجدِ يومَ الجمعةِ فليَتَحوَّل من مجلسِه ذلك إلى غيرِه

"Jika salah seorang di antara kalian mengantuk di masjid, ketika hari Jum'at, maka pindahlah dari tempat duduknya ke tempat yang lain" (HR. Ahmad no. 4875, Abu Daud no.1119, At Tirmidzi no. 526, dishahihkan Ahmad Syakir dalam Takhrij Musnad Ahmad).

@silsilahsahihah
Ustadz yulian purnama 

Imam asya'iroh dengan tokoh filsafat Yunani.

Imam asya'iroh dengan tokoh filsafat Yunani.

Ibnu Khalil as Sakuni mengatakan tentang Fakhrurrozi -imam Asya'iroh - :

وسلك طريق أرسطو في دليل التمانع

" Dia (Ar Razi) menempuh jalannya #Aristoteles dalam (penetapan) dalil at tamanu' ". (Lisanul mizan, karya Ibnu Hajar Al Asqalani).

Ar Razi Al Asy'ari menyebut tokoh filsafat Yunani #Plato sebagai #Imam dan dalam kitab yang sama dia mengatakan:

"Dan juga, aku mendengar bahwasanya para pengikut #Aristoteles setiap kali ada sesuatu yang membingungkan mereka dalam sebuah penelitian mereka pergi ke kuburannya, lalu mereka meneliti masalah tersebut seketika terpecahkanlah masalah itu dan hilanglah problem (mereka). Kejadian kejadian ini menunjukkan adanya kemungkinan besar bahwasanya jiwa jiwa yang telah mati masih tetap eksis setelah matinya badan". (Al matholibul 'Aliyah, karya Ar Razi).
Al hikmah wal atsar https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02fRRwuhZYST8tqTAGDnRwr5emkdvgWVvy4yaS2eHUquT61wkt2PtjCqYHUwtT3pjLl&id=100040369250758&mibextid=Nif5oz

Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan gangguan dalam menegak kan perintah Allah azza wajalla

Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan gangguan dalam menegak kan perintah Allah azza wajalla maka bergembiralah dengan kebaikan sebab hal ini merupakan kedudukan para Nabi alaihi sholatu wassalam
Ustadz nurcholish

ujub yg tersembunyi

tundukan hatimu demi ilmu

Tundukkan Hatimu Demi Ilmu

✏قال الشافعي رحمه الله✏

Imam Asy Syafi' Rahimahullah bertutur,

- اصــبر على مُر الجـــفا مــن معــلم
           فإن رسوب العلم في نفراته

"Bersabarlah menghadapi sikap jutek seorang guru.

Karena ilmu justru menghujam kuat saat sulit didekati.

 - ومـن لــم يذق ذُل التعـلم ســاعــة 
          تجرع ذُل الجهل طول حياته

Orang yang enggan menikmati momen kesulitan belajar di waktunya, pasti akan merasakan kesulitan sebagai si bodoh sepanjang hidupnya.

- ومن فاتـه التعـليم وقــت شـــبابـه 
           فكــــبر علــــيه أربـعا لوفاته

Orang yang mengabaikan momentum belajar di masa mudanya, seolah-olah ia bertakbir empat kali menyolatkan kematian buat dirinya.

- حياة الفتى -والله- بالعلم والتـقى 
         إذا لم يكونا لا اعتبار لــذاتـه

Hidup seorang pemuda itu dengan ILMU dan TAQWA.

Kalau ia tak memiliki keduanya, ia tak ada apa-apanya."

📚-الشافعي- شذرات درية وفوائد لؤلؤية - مخطوط في المكتبة الظاهرية قسم الأدب صفحة ( 330 ) , وشعر الفقهاء: ( 363 ) .
Ustad abu umar Basyir

TERKADANG ADA KESEMBUHAN TANPA OBAT

📎 TERKADANG ADA KESEMBUHAN TANPA OBAT

👤 Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,

كثير من المرضى أو أكثر المرضى يشفون بلا تداوٍ : بدعوة مستجابة، أو رقية نافعة، أو قوة للقلب وحسن توكل

Banyak orang sakit atau mayoritas orang sakit bisa sembuh tanpa berobat, tetapi dengan:
• Doa yang mustajab (dikabulkan)
• Atau ruqyah yang bermanfaat
• Atau kuatnya hati dan baiknya tawakal.

_____________

📚 Majmu' Al-Fatawa 21/563
.
🌏 Web | shahihfiqih.com/mutiara-salaf/terkadang-ada-kesembuhan-tanpa-obat/

🖥 Youtube : youtube.com/shahihfiqih.
🌐 Telegram : t.me/shahihfiqih
📱 Instagram : Instagram.com/ShahihFiqih
📺 Twitter : twitter.com/shahihfiqih.
💻 Facebook : facebook.com/shahihfiqih.

Ini adalah sebuah kaidah yang mampu menyelesaikan banyak problematika dalam muamalah:*Segala hal yang haram karena diperoleh maka itu haram bagi yang memperolehinya saja, bukan bagi orang yang meraihnya dengan cara mubah.

Ini adalah sebuah kaidah yang mampu menyelesaikan banyak problematika dalam muamalah:

*Segala hal yang haram karena diperoleh maka itu haram bagi yang memperolehinya saja, bukan bagi orang yang meraihnya dengan cara mubah.*

Contoh terapan:

Boleh menerima hadiah dari orang yang berinteraksi dengan riba. Pula boleh melakukan jual beli dengannya. Karena keharaman berinteraksi dengan riba langsung adalah dia sendiri saja.

Kaidah lain:

*Segala hal yang pada dzatnya adalah haram maka itu haram bagi orang yang mengambilnya dan juga bagi orang lain.*

Terapan: 

Jika anda dihadiahkan khamr oleh orang Nasrani atau kafir lainnya maka tidak boleh diterima.

Jika seseorang mencuri sebuah harta dan itu diberikan kepada saya maka saya tidak boleh menerimanya karena benda tersebut dzatnya haram.

Ditulis oleh Dr. Ali Jadullah

Orang Tua Ikut Campur Urusan Rumah Tangga?

Orang Tua Ikut Campur Urusan Rumah Tangga?

Terkadang intervensi dari orang tua atau mertua memperkeruh konflik rumah tangga. Namun, tidak jarang juga hadirnya orang tua justru menjadi penengah dan mendamaikan suami-istri. Bagaimana sebenarnya sikap kita terhadap intervensi orang tua?

Pada asalnya, orang tua atau mertua hendaknya tidak dilibatkan dalam masalah rumah tangga. Allah Ta’ala berfirman:

وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

“Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar.” (QS. An-Nisa: 34)

Ayat ini mengajarkan bagaimana tahapan-tahapan menyelesaikan masalah suami-istri. Dan tidak disebutkan keterlibatan orang tua atau mertua di sana.

Namun, jika permasalahan belum juga selesai dengan tahapan-tahapan di atas, maka barulah berpikir untuk melibatkan pihak lain, termasuk orang tua. Allah Ta’ala berfirman:

وَإِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوا حَكَمًا مِّنْ أَهْلِهِ وَحَكَمًا مِّنْ أَهْلِهَا إِن يُرِيدَا إِصْلَاحًا يُوَفِّقِ اللَّهُ بَيْنَهُمَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا خَبِيرًا

“Dan jika kamu khawatir terjadi persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang juru damai dari keluarga laki-laki dan seorang juru damai dari keluarga perempuan. Jika keduanya (juru damai itu) bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-istri itu. Sungguh, Allah Mahateliti, Maha Mengenal.” (QS. An-Nisa: 35)

Syaikh Dr. Sulaiman bin Salimullah ar-Ruhaili mengatakan: “Metode yang syar’i dalam menyelesaikan masalah suami-istri adalah dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Adanya diskusi dari hati ke hati antara suami-istri, dengan melibatkan semua akal dan perasaan, tanpa ada campur tangan dari pihak luar.
2. Perlu adanya langkah-langkah internal yang cerdas dari masing-masing pasangan untuk memperbaiki kesalahan pasangannya.
3. Melibatkan individu dari pihak luar, yang dianggap bijaksana dan baik oleh suami-istri, untuk menyelesaikan masalah dan mendamaikan antara suami-istri. Dan jangan membeberkan masalah kepada orang lain, kecuali dalam kondisi darurat. Dan jangan bermudah-mudahan melibatkan banyak orang dalam permasalahannya dengan pasangan.
Andaikan suami-istri menggunakan metode syar’i ini dalam menyelesaikan masalah mereka, sungguh akan hilang kebanyakan dari masalah mereka.”

Selengkapnya: https://muslimah.or.id/15544-orang-tua-ikut-campur-urusan-rumah-tangga.html

=====

Join Grup Whatsapp Fawaid Kangaswad 
* Putra:
https://chat.whatsapp.com/ECUh3zwVfNVItuYsPqC31P
* Putri:
https://chat.whatsapp.com/DfofmFxqy9u9WO7ZmN57HX

Donasi Ma'had Fawaid Kangaswad:
* https://trakteer.id/kangaswad
(transfer bank, QRIS, OVO, Gopay, ShopeePay, Dana, LinkAja, dll)
* Paypal : paypal.me/haditssite

Profil Ma'had:
https://kangaswad.wordpress.com/mahad

بيت مسلم في #الأندلس

كان لدى كل بيت مسلم في #الأندلس صرف صحي وحمام ونظافة فائقة، بينما كان الأوروبيون يرتدون في أقدامهم أحذية خشبية عالية جداً(قباقب خشبية) كي لا تتلوث أقدامهم بالبراز والبول المنتشر في شوارع أوروبا🤢😵
لولا الأندلس لما كانت أوروبا كما هي عليها الآن
ولا غالب إلا الله ☝️

المؤرخ الألماني [توماس شواتز]

jika kita riya', maka kita menyelisihi pengakuan dan pernyataan kita, "Iyyāka na'budu." Jika kita ujub dan berbangga diri, maka kita menyelisihi pengakuan dan pernyataan kita, "Iyyāka nasta'īn

jika kita riya', maka kita menyelisihi pengakuan dan pernyataan kita, "Iyyāka na'budu." 
Jika kita ujub dan berbangga diri, maka kita menyelisihi pengakuan dan pernyataan kita, "Iyyāka nasta'īn."

-HW ibn tato WW-

karena kebenaran dicintai oleh segelintir saja

laki laki yg paling pandir

MENINGGIKAN KUBUR

MENINGGIKAN KUBUR 

Kalangan ahlul bid'ah menuduh ahlussunnah wal jamaah (yang mereka gelari wahabi) melarang meninggikan kubur dan memerintahkan untuk membongkarnya. Padahal yang melarang dan memerintahkan untuk meratakan kuburan yang dibangun adalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan amalan para salaf. Ahlussunnah (yang mereka gelari wahabi) hanya menyampaikan dalil tentang hal itu 

Ahlussunnah waljamaah dari zaman ke zaman senantiasa mengikuti sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan sunnah para khulafaur rasyidin, termasuk dalam perkara kuburan. Mereka tidak membangun kubur, menembok dan mengkeramik (mentehelnya)nya. Cukup hanya gundukan tanah semata sekitar setinggi satu jengkal. 

Berkata Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma:

نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ  (رواه مسلم).

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang mengapur kuburan, duduk di atasnya, dan membuat bangunan di atasnya.” (HR. Muslim).

Dan berkata Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma:

نَهَى  النَّبِىُّ  صلى  الله عليه وسلم أَنْ تُجَصَّصَ الْقُبُورُ وَأَنْ يُكْتَبَ عَلَيْهَا وَأَنْ يُبْنَى  عَلَيْهَا  وَأَنْ  تُوطَأَ (رواه الترمذي و ابن حبان - قال الشيخ الألباني : صحيح).

Bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang menyemen kuburan, menulisinya, mendirikan bangunan di atasnya, duduk di atasnya dan menginjaknya (HR, Ibnu Majah : Hadits Shahih).

Dan berkata Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma:

أن النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُلْحِدَ وَنُصِبَ عَلَيْهِ اللَّبِنُ نَصَبًا ، وَرُفِعَ قَبْرُهُ مِنَ الأَرْضِ نَحْوًا مِنْ شِبْرٍ.

“Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah dibuatkan untuk beliau liang lahad dan diletakkan di atasnya batu serta ditinggikannya di atas tanah sekitar satu jengkal” (HR. Ibnu Hibban : sanadnya hasan).

Berkata Sufyan at Tamar radhiyallahu anhu:

رَأَى قَبْرَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم مُسَنَّمًا. (رواه البخاري).

“Aku melihat kubur Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dibuat gundukkan seperti punuk”. (HR. Bukhari).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kita kaum muslimin untuk meratakan kubur, tidak meninggikannya, apalagi membangunya.

Berkata Fadhalah bin Ubaid radhiyallahu ‘anhu :

سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُ بِتَسْوِيَتِهَا

“Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk meratakannya (kuburan).” (HR. Muslim).

Dari Abu Al-Hayyaj Al-Asadi dia berkata: Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata kepadaku:

ألَا أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِي عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ لَا تَدَعَ تِمْثَالًا إِلَّا طَمَسْتَهُ وَلَا قَبْرًا مُشْرِفًا إِلَّا سَوَّيْتَه

“Maukah kamu aku utus sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengutusku? Hendaklah kamu jangan meninggalkan gambar-gambar kecuali kamu hapus dan jangan pula kamu meninggalkan kuburan kecuali kamu ratakan.” (HR. Muslim).

Dibawah ini saya tuangkan mengenai pendapat para ulama mengenai meninggikan kuburan, membangunnya dan lain sebagainya.

Berkata Imam Asy Syafi’i Rahimahullah, 

وأحب أن لا يبنى ولا يجصص فإن ذلك يشبه الزينة والخيلاء وليس الموت موضع واحد منهما ولم أر قبور المهاجرين والانصار مجصصة ...... وقد رأيت من الولاة من يهدم بمكة ما يبنى فيها فلم أر الفقهاء يعيبون ذلك

“Dan aku suka (kubur) tidak dibangun dan tidak dikapur (disemen), karena sesungguhnya itu menyerupai perhiasan dan kesombongan. Orang yang mati bukanlah tempat untuk salah satu di antara keduanya. Dan aku pun tidak pernah melihat kubur orang-orang Muhaajiriin dan Anshaar dikapur..... Dan aku telah melihat sebagian penguasa meruntuhkan bangunan yang dibangunan di atas kubur di Makkah, dan aku tidak melihat para fuqahaa’ mencela perbuatan tersebut” [Al-Umm, 1/316 – via Syamilah].

Berkata An-Nawawiy rahimahullah, mengomentari hadits riwayat Ali radhiyallahu anhu, 

فيه أن السنة أن القبر لا يرفع على الأرض رفعاً كثيراً ولا يسنم بل يرفع نحو شبر ويسطح وهذا مذهب الشافعي ومن وافقه،

“Padanya (dihadits tersebut) bahwa sunnah kubur tidak ditinggikan di atas permukaan tanah dan tidak dibentuk seperti punuk onta, akan tetapi hanya ditinggikan seukuran sejengkal dan meratakannya. Ini adalah madzhab Asy-Syaafi’iy dan orang-orang yang sepakat dengan beliau” [Syarh An-Nawawiy ‘alaa Shahih Muslim, 3/36].

Berkata Imam Syafi’i rahimahullâh :

Dimakruhkan (dibenci) menembok kuburan, menulis nama yang mati (dibatu nisan) di atas kuburan atau tulisan-tulisan yang lain dan membuat bangunan di atas kuburan. (Al Majmu V/266).

Dan berkata Imam Syafi’i rahimahullâh :

“Saya suka kalau tanah kuburan itu tidak ditinggikan dari selainnya dan tidak mengambil padanya dari tanah yang lain. Tidak boleh, apabila ditambah tanah dari lainnya menjadi tinggi sekali, dan tidak mengapa jika ditambah sedikit saja. Saya hanya menyukai ditinggikan (kuburan) di atas tanah satu jengkal atau sekitar itu dari permukaan tanah”.

“Saya suka bila (kuburan) tidak dibangun dan ditembok, karena itu menyerupai penghiasan dan kesombongan, dan kematian bukan tempat bagi salah satu dari keduanya. Dan saya tidak melihat kuburan para sahabat Muhajirin dan Anshar ditembok. Seorang perawi menyatakan dari Thawus, bahwa Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam telah melarang kuburan dibangun atau ditembok. Saya sendiri melihat sebagian penguasa di Makkah menghancurkan semua bangunan di atasnya (kuburan), dan saya tidak melihat para ahli fikih mencela hal tersebut."  (Al Majmu V/266).

Berkata Imam Nawawi rahimahullâh  :

“Dimakruhkan (dibenci) menembok kuburan, mendirikan bangunan, dan menuliskan sesuatu di atasnya. Apabila bangunan itu didirikan di atas tanah kubur yang diwakafkan fi sabilillah, maka hal itu harus dirobohkan.” (Al-Muhadzdzab I/456).

Berkata Asy Syaukani rahimahullâh  :

“Kubur tidak boleh ditinggikan terlalu tinggi, tanpa ada beda antara kubur orang yang terpandang dengan yang lainnya. Zhahirnya, meninggikan kubur lebih dari kadar yang dibolehkan hukumnya haram. Demikian yang telah ditegaskan oleh rekan-rekan Imam Ahmad dan beberapa orang rekan Imam Syafi,I” ( Nailul Autar (IV/131).

Berkata Ibnu Hajar al-Haitami rahimahullâh :

“Perbuatan-perbuatan haram yang paling besar dan sebab-sebab yang menyeret kepada kemusyrikan adalah shalat di atas kuburan, menjadikan kuburan sebagai masjid, dan membuat bangunan di atasnya. Adapun pendapat yang mengatakan bahwa hal itu hukumnya makruh, maka kata makruh ini harus diartikan lain, yakni haram. Sebab tidak mungkin para ulama membolehkan sesuatu perbuatan di mana Nabi shallallahu’alaihi wa sallam melaknat pelakunya, dan berita tentang laknat dari Nabi shallallahu’alaihi wa sallam ini diterima dari generasi ke generasi.” (az-Zawajir’an Iqtiraf al-Kabair, I/195).

Dan berkata Ibnu Hajar al-Haitami rahimahullâh:

“Bangunan-bangunan di atas kuburan itu harus segera dihancurkan, begitu pula kubah-kubah yang ada di atasnya, karena bangunan-bangunan itu lebih berbahaya dari pada masjid dhirar. Membuat bangunan itu merupakan tindakan durhaka kepada Rasululallah shallallahu’alaihi wasallam, karena beliau melarangnya, dan beliau memerintahkan untuk menghancurkan kuburan-kuburan dibangun menonjol dari dataran tanah. Sedangkan lampu-lampu yang dipasang di atas kuburan harus dihilangkan, dan tidak boleh mewakafkan lampu-lampu, atau nadzar memasang lampu-lampu untuk kepentingan tersebut.” (az-Zawajir’an Iqtiraf al-Kabair, I/195).

AFM 

Copas dari berbagai sumber

Minggu, 26 Februari 2023

Hati-hatilah engkau menjadi orang yang senang pendapatnya diamalkan, disebar, atau didengar (oleh orang lain)."

Nasehat Berharga Untuk Para Da'i

Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata, 

وإياك أن تكون ممن يحب أن يعمل بقوله، وينشر قوله، أو يسمع منه 

"Hati-hatilah engkau menjadi orang yang senang pendapatnya diamalkan, disebar, atau didengar (oleh orang lain)."

[Diriwayatkan Ibnu Abi Hatim dalam Al-Ajarh wat Ta'dil: 1/88, dengan sanad yang hasan]

Kami memohon kepada Allah keselamatan.
Ustadz muhammad patawe

tujuan takan pernah tercapai

LEBIH BANYAK AKTIVITAS, TENTU LEBIH BESAR PAHALA

LEBIH BANYAK AKTIVITAS, TENTU LEBIH BESAR PAHALA

Q: Ustd yg lbh afdhol berarti umrah berkali2 dibanding thawaf berkali2 dlm 1 safar umrah?
Saya pernah dengar lbh baik thawaf berkali2
Gimana ustd?

U: Yg lebih afdal adalah umrah berkali2 krn ada kaidah dari Imam Suyuthi:

مَا كَانَ أَكْثَرُ فِعْلاً كَانَ أَكْثَرُ فَضْلاً

“Amalan yang lebih banyak pengorbanan, lebih banyak keutamaan.”

✏️ https://rumaysho.com/12356-kaedah-fikih-semakin-sulit-dan-banyak-semakin-besar-pahala.html

-

Sehingga muncul perkataan berikut ...

Al-‘Allamah Ibnu Hajar Al-Haitami rahimahullah dalam Al-Minhaj Al-Qawim berkata,

يسنُّ الإكثار من العمرة، ولو في اليوم الواحد؛ إذ هي أفضل من الطواف على المعتمد

“Disunnahkan memperbanyak umrah walaupun dalam satu hari. Amalan tersebut lebih afdal daripada memperbanyak thawaf. Demikian pendapat mu’tamad (pendapat resmi dalam madzhab Syafii).”

✏️ https://rumaysho.com/36175-inilah-dalil-dan-fatwa-ulama-mengenai-bolehnya-umrah-berulang-kali-dalam-sekali-safar.html

-

Q: Afwan ustadz ijin bertanya hukum nya beberapa kali umroh dlm 1 safar boleh kah?

U: Boleh dan sah.

✏️ https://rumaysho.com/36175-inilah-dalil-dan-fatwa-ulama-mengenai-bolehnya-umrah-berulang-kali-dalam-sekali-safar.html

-

Makkah, 7 Syakban 1444 H
Muhammad Abduh Tuasikal

Taubatnya Imam Al-Haramain dari Ilmu Kalam

Taubatnya Imam Al-Haramain dari Ilmu Kalam

Al-Imam Abul Ma'ali Al-Juwaini (Al-Haramain) berkata : 

يَا أَصْحَابَنَا لَا تَشْتَغِلُوا بِالْكَلَامِ فَلَوْ عَرَفْتُ أَنَّ الْكَلَامَ يَبْلُغُ بِي إِلَى مَا بَلَغَ مَا اشْتَغَلْتُ بِهِ وَقَالَ عِنْدَ مَوْتِهِ لَقَدْ خُضْتُ الْبَحْرَ الْخِضَمَّ وَخَلَّيْتُ أَهْلَ الْإِسْلَامِ وَعُلُومَهُمْ وَدَخَلْتُ فِي الَّذِي نَهَوْنِي عَنْهُ وَالْآنَ فَإِنْ لَمْ يَتَدَارَكْنِي رَبِّي بِرَحْمَتِهِ فَالْوَيْلُ لِابْنِ الْجُوَيْنِيِّ وَهَا أَنَا ذَا أَمُوتُ عَلَى عَقِيدَةِ أُمِّي أَوْ قَالَ عَلَى عَقِيدَةِ عَجَائِزِ نَيْسَابُورَ

“Wahai sahabat-sahabat kami, janganlah kalian disibukkan dengan ilmu kalam. Aku tahu sampai di mana ilmu kalam itu membawa diriku, ketika aku juga disibukkan dengan ilmu kalam”. 

Ketika menjelang wafat beliau berkata: “Aku telah menyelami lautan yang luas, kutinggalkan pemeluk Islam dengan ilmu-ilmu mereka, aku justru menyelami ilmu yang mereka larang. Kini kalau aku tidak dinaungi Rahmat Rabb ku sungguh celaka bagi Ibnu Juwaini. Inilah diriku yang mati membawa keyakinan aqidah ibuku.”

Ada riwayat bahwa beliau mengatakan membawa keyakinan wanita-wanita negeri Naisabur (yaitu aqidah yang benar).”

[Majmu' Al-Fatawa, 4/48]

Ada empat yang termasuk sebab kebahagiaan seorang mukmin:

Rasulullah ﷺ bersabda:

Ada empat yang termasuk sebab kebahagiaan seorang mukmin:

1. Istri yang shalihah.
2. Rumah yang luas.
3. Tetangga yang baik.
4. Kendaraan yang nyaman.

(Shahih Al-Jaami') 

Semoga Allah Ta'ala memberikan kita keistiqomahan dalam iman dan amal sholih, dan memberikan kita rezeki berupa empat sebab kebahagiaan tersebut, amiiin.
Ustadz hamdani

membatalkan lamaran

Membatalkan lamaran

Lajnah Ad Daimah berkata
" Tidak apa apa bagimu membatalkan lamaran jika orang yang meminang itu adalah orang yang tidak engkau ridhoi akhlak dan agamanya serta selain keduanya"

Fatawa Al Lajnah Ad Da'imah 18/64

WAHAI AYAH

WAHAI AYAH

Khuzaimah Abu Muhammad rahimahullah berkata,

قال بنات رجل لأبيهن: يا أبة: لا تطعمنا إلا الحلال؛ فإن الصبر على الجوع أيسر من الصبر على النار.

"Anak-anak perempuan pernah berkata kepada ayah mereka,  'Wahai ayah, janganlah engkau memberi kami makan melainkan dari yang halal. Sesungguhnya bersabar menahan lapar lebih mudah daripada menahan pedihnya neraka.'"

Shifatush Shafwah hlm. 814

Diantara ciri - ciri musuh yang nampak

"Diantara ciri - ciri musuh yang nampak yaitu apabila ada seseorang yang menjadikan teman tatkala hanya ada maksud tertentu saja, yang mana bisa diambil keuntungannya".
Ustadz nurcholis abu muzani

Catatan Kajian Kitab Mukhtashar Syu'abul Iman Lil Baihaqi Di Masjid Quba' Kota Madinah -::-Karya Imam Abul Qasim Al QazwiniOleh : Syaikh Prof. Dr. Ibrahim bin Amir Ar Ruhaili hafidzahullahu ta'ala.

-::- Catatan Kajian Kitab Mukhtashar Syu'abul Iman Lil Baihaqi Di Masjid Quba' Kota Madinah -::-

Karya Imam Abul Qasim Al Qazwini

Oleh : Syaikh Prof. Dr. Ibrahim bin Amir Ar Ruhaili hafidzahullahu ta'ala.

Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda : 

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُـحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ  أَنْ يَعُوْدَ فِـي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِـي النَّارِ.

“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) barangsiapa yang Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allah. (3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.”

Menunjukan bhw agama lbh berharga dr apapun. 

Tdk didapatkan rasa ini kecuali pada diri org yg kokoh ilmu dan agamanya. Ia lebih memilih mati dibakar api dari pada harus meninggalkan agamanya, kembali kepada kekufuran.

Krn saat seseorang dibakar api, ia hanya merasakan sakit beberapa menit saja. Lalu ruh nya lepas kemudian msk ke dlm syurga dan tdk merasakan sakit selama lamanya.

Dan jk seorang mati di atas kekufuran maka ia kekal di neraka selama lamanya.

Api neraka 70 kali lbh panas dr api dunia. 

Kematian itu seperti duri yg ditanam dlm badan. Harus dicabut dan akan terasa sakit. Dan satu saat setiap orang pasti akan merasakannya.
Seorang yg berakal lbh suka dibakar di dunia dr pd ia meninggalkan keimananya.

Dalam sahih Muslim ada seorang lelaki meminta kepada nabi dan beliau memberikan kambing kepadanya.

Lelaki tadi lantas  dtg pd kaumnya wahai kaumku berislamlah kalian. Karena Muhammad kalau memberi tdk pernah takut miskin. Maka yang ia bawa pasti benar dan ia menginginkan keselamatan bagi kalian.

Iman jk sdh merasuk ke dlm hati seseorang, maka ia akan kuat. Dan ia lbh mengutamakan agama dr pd dunia dg segala isinya.

Demikian pula kisah Musa alaihissalam saat melawan para tukang sihir. Mereka adalah manusia yg paling jauh dr agama. Nabi Musa melemparkan tongkat yg menelan semua sihir yang mereka perbuat. Allah berfirman saat mengisahkan kejadian itu :

"Kemudian Musa melemparkan tongkatnya maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yang mereka ada-adakan itu.

Maka tersungkurlah para tukang sihir sambil bersujud (kepada Allah),

mereka berkata: "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam,

(yaitu) Tuhannya Musa dan Harun". 

(QS Asy Syu'ara : 45-48).

Keimanan jika sudah merasuk ke dalam hati. Maka kematian dan hukuman menjadi sangat ringan dan remeh.

-::- Asyuhhu biddin, Kekikiran terhadap agama -::-

Asyuhhu secara bahasa artinya al hirsu.

Asy Syuhh itu lebih dahsyat dibandingkan Al Bakhil.

Bakhil itu tidak mau menunaikan nafkah yg sunnah.

Tetapi kalau Asy Syuhh meninggalkan nafkah yg wajib maupun yg sunnah. 

Dan keduanya sama sama buruk.

Ash Syuhhu biddin artinya sangat kikir terhadap agama. Dia lbh mengutamakan agama lebih dari apapun juga dr dunia dengan seluruh isinya.

Agama lebih dia utamakan dr segala hal yg ia cintai di dunia ini.

Sampaipun ia dibunuh dg dibakar api. Itu lebih ia sukai dr pd ia meninggalkan agamanya. Krn agama tdk ada bandingannnya. Tidak ada gantinya, nabi saat wafat tdk ada ulama yg bisa menggantikan.

Tp kalau ulama mati kadang ada gantinya. Allah ta'ala berfirman : 

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ ٱلْإِسْلَٰمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ

"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi."

(QS Ali Imran ; 85).

Adapun dunia kalau ilang ada gantinya. Istri mati menikah lg, pangkat ilang bs dpt lagi.

Tapi Kalau agama sdh ditingalkan sampai mati tdk bs ad gantinya. Benci kehilangan Allah, rasul serta agama mjd prioritas utama.

Sampai ia mati dibakar pun ia tdk mau kehilangan ketiganya.

Diantara fenomena yg menunjukan Asyuh biddin (kikir terhadap agama) adalah firman Allah taala : 

وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِرُسُلِهِمْ لَنُخْرِجَنَّكُم مِّنْ أَرْضِنَآ أَوْ لَتَعُودُنَّ فِى مِلَّتِنَا

"Orang-orang kafir berkata kepada Rasul-rasul mereka : "Kami sungguh-sungguh akan mengusir kalian dari negeri kami, atau kalian kembali kepada agama kami". 

(QS Ibrahim : 13).

Mereka lebih memilih terusir dari negrinya dari pada meninggalkan agamanya.

"Sungguh kami mengada adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agama kalian (murtad), sesudah Allah menyelamatkan kami darinya. Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki(nya)."

(QS Al A'raf ; 89).

Sebagian ulama menyatakan dari firman Allah taala : Ba'da idz najjallahu minha (setelah Allah menyelamatkan kami dari agama kekufuran) terdapat beberapa pelajaran diantaranya :

Ayat ini menunjukan bahwa kekufuran adl bala' dan bencana.

Mereka jauh lebih memilih terusir dr negrinya dr pd kehilangan agama.

Seperti halnya kaum Muhajir yang lbh memilih meninggalkan Mekah. Padahal Mekah adalah negri mereka, di dalamnya mereka memiliki harta perdagangan, kebun, sawah, ladang, ternak, anak, istri dan lebih memilih hijrah kepada nabi dlm kondisi miskin.

Apa yg menyebabkan ini semua ? jawabnya adalah karena pengagungan thd agama Islam.

Seandainya ayah, ibu, istri, keluarga menyuruh untuk kufur mrk tidak akan mau.

Abu Hurairah radhiyallahu anhu org yg sgt berbakti pd ibunya. Tp ia tdk mau murtad.

Sampai akhirnya beliau meminta pada nabi agar ibunya diberikan hidayah msk Islam.

Sahabat yang lain menyatakan kepada ibunya yang mogok makan serta memerintahkan untuk murtad, ia menyatakan kepada sang ibu :

"Wahai ummi seandainya engkau memiliki seribu nyawa. Kemudian nyawa tersebut keluar datu demi satu. Demi Allah aku tidak akan pernah mau meninggalkan agamaku sedikitpun juga."

Ibunya lantas kembali makan dan minum. Shg Allah ksh hidayah msk Islam.

Adapun manusia di jaman sekarang banyak yang lemah agamanya.  Saat disuruh memilih diantara pekerjaan atau agama. Ia lebih memilih untuk mengorbankan agamanya. Eksistensi iman di dalam hatinya melemah. Kecuali org org yg dirahmati oleh Allah taala.

Diantara tanda kekikiran thd agama adl ucapan Nabi yusuf alaihissalam 

Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka terhadap aku."

(QS Yusuf : 33).

Wanita yang mengajak zina nabi Yusuf itu sgt cantik, mereka hanya berdua saja, wanita itu adalah majikannya, beliau dirayu, wanita itu juga mengancam, pintu ditutup, dan sebab lain yg mendukung terjadinya zina. Akan tetapi Allah selamatkam Yusuf. Beliau berkata penjara lbh aku pilih dr pd syahwat.

Ini adalah kecintaan terhadap  agama dan kecintaan terhadap keimanan. Menunjukkan besarnya kekuatan iman nabi yang mulia ini

Asy Syuhhu itu ada 4 macam :

1. Asy Syuhhu alal anfus

Kikir terhadap diri sendiri, ini adalah jenis sifat yang tercela.

Allah taala berfirman :

"Mereka (orang orang Anshar) lebih mengutamakan (orang-orang Muhajirin), dari pada diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dijaga dari kekikiran terhadap dirinya sendiri, mereka itulah orang orang yang beruntung."

(QS Al Hasyr : 9).

Jika manusia dijaga dari syuhhun nafs ini (sifat suka mengutamakan diri sendiri), maka ia akan sangat mudah bersedekah, mudah berinfaq, mudah memberi bantuan kepada fakir miskin. Dan mudah memberikan kemaslahatan terhadap Islam dan  kaum muslimin.

Datang keterangan dr sebagian pr sahabat yang menjelaskan bahwa Asy Syuhh itu adalah bakhil dr melaksanakan kewajiban.

Seorang lelaki dtg pd Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu dan berkata : Aku khawatir akan binasa karena aku mendengar firman Allah : Waman Yuqa Syuhha nafsihi Faulaika humul muflihun "Barangsiapa dijaga dari sikap kikir terhadap diri sendiri maka ia termasuk orang yang beruntung."

Sementara aku termasuk orang yang tidak pernah sedekah. 

Kata Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu ; Kikir terhadap diri sendiri itu saat engkau makan harta sdr mu dg cara yang batil.

Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu ada orang bertanya : Wahai Abu Abdurrahman aku khawatir terkena ayat ini waman yuqa syuhha nafsihi.

Karena aku tidak pnh sedekah. Beliau menjawab : Asy Syuhh/ kikir terhadap diri sendiri itu engkau memakan harta saudarmu dg batil. Adapun yang engkau lakukan itu adalah kebakhilan.

Anas radhiyallahu anhu menyatakan bahwa nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda : "Telah terlepas dari sikap Asy Syuhh orang yang membayar zakat serta memuliakan tamunya...."

2. Asy Syuh Alal Waqti/ Kikir thd waktu.

Ini adalah sifat yang terpuji. Krn wkt sangat berharga, dan ia merupakan ladang akhirat.

Sebagian orang yang bijak menyatakan bahwa kikir terhadap harta itu bakhil. Sedangkan kikir thd waktu adalah aqd.

Sebagian ulama yang lain menyatakan bhw selamatnya iman seseorang saat ia bakhil thd wktnya. Krn itu merupakan kemenannagn dan keberuntungan

Nabi bersabda : “Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu olehnya yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang."

Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu menyatakan tidak pnh menyesal kecuali saat matahari tenggelam berkurang usia beliau tp tdk bertambah amal beliau 

Ini menujukan semangat dan kikirnya para salaf terhadap wkt. Sebuah sikap yang layak untuk kita tiru. Sebagian manusia suka menunda nunda. Padahal waktu esok tidak bisa menggantikan wkt di hr ini.

Diantara yg mengherankan sebagian manusia saat kehilangan wkt malah ia bangga. Ultah, bahagia menunggu wkt yg berlalu

Ada seorang pemuda dtg dan berkata : "Aku ingin buang wkt bersamamu."

Jika wkt bisa dibeli, seseorang akan rela membeli waktu dg harga puluhan ribu real agar ia bisa shalat 1 rakaat saja.

3. Asy Syuh alal a'radh/ Kikir terhadap martabat dan kehormatan.

Sa'ad bin Ubadah radhiyallahu anhu berkata : Seandainya aku melihat istriku bersama lelaki lain, maka aku menyabet lelaki tadi dengan pedang. Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda ; Kalian heran dengan kecemburuan Sa'ad ? ketahuilah bahwa aku jauh lebih cemburu dr pd dia

Allah yang paling cemburu kemudian nabi dan pr sahabat dan yg dibawahnya.

Harta itu jk ilang bs dicari, tetapi kehormatan jika sudah hilang tidam bisa dicari. Kehormatan istri, martabat anak hrs dijaga

Karena orang orang kafir lancang menginjak injak kehormatan wanita kaum muslimin dg berbagai jenis pakaian, dengan hiburan.

Maka kt hrs semangat mendidik istri, anak, mengajarkan aqidah, mengajarkan rasa malu dan mengajarkan agar mereka selalu menjaga kehormatannya.

Ad lelaki rajin shalat tp istrinya sk singkap aurat dan dia biasa saja  Dmn kecemburuannya ?

Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda : "Barang siapa berjihad membela kehormatannya maka ia mati syahid."

4. Asy Syuh Biddin/ Kikir terhadap agama.

-::- Jenis kekikiran terhadap agama ada dua :

#). Pertama Asy Syuhhu Bi Aslid Din/ kikir terhadap pondasi agama.

Sampai pun jika ia ditawari dunia dengan seluruh isinya agar meninggalkan pondasi agama ia tdk akan mau.

#). Kedua Asy Syuhhu Bikamalil Iman

Yaitu seseorang tidak mau meninggalkan kewajiban meski ditawari harta.

Agama itu manfaatnya kekal. Sedangkan dunia manfaatnya sementara.

-::- Fenomena Asy Syuhh Bid Din/ Kikir terhadap agama -::-

Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda : "Aku takut pada Allah lebih dr ketakutanku pd siapapun."

dr Khabab bin Al Arat dahulu aku dahulu aku bekerja untuk Al Ash bin Wail. Hingga hartaku terkumpul padanya dan aku datang hendak menagih hak ku. Dia mengatakan : Demi Allah aku tidak akan memberikan hartamu sampai engkau kufur terhadap agama Muhammad shalallahu alaihi wa sallam.

Aku menjawab : Tidak akan pernah sampai engkau mati dan engkau dihidupkan lagi aku tidak akan pernah meninggalkan agamaku.

Dia bertanya : Aku akan akan mati dan dihidupkan lagi ?

Aku menjawab : Iya

Dia berkata lagi : Nanti kalau aku dihidupkan lagi pasti aku akan diberi harta dan anak anak ketika itu aku akan membayarkan hakmu.

Lantas Allah taala menurunkan ayat : 

أَفَرَءَيْتَ ٱلَّذِى كَفَرَ بِـَٔايَٰتِنَا وَقَالَ لَأُوتَيَنَّ مَالًا وَوَلَدًا
"Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami dan ia mengatakan: "Pasti aku akan diberi harta dan anak." (QS Maryam : 77).

Bilal bin Rabbah adalah orang yang sangat kikir terhadap agamanya. Dia rela mengalami berbagai macam azab dan siksaan demi mempertahakan agamanya dan hanya mengatakan : "Allah ... Allah ..."

Sebagian sahabat menyatakan : Kami ngadu kepada nabi akan kerasnya siksaaan orang kafir terhadap kami. Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda : Org di jaman dahulu digergaji hingga terbelah badannya, dan disisir kepalanya menggunakan sisir besi sampai mengelupas kulit kepalanya. Namun mrk tdk meninggalkan agamanya sm sekali

Kita menutup pengajian ini dengan satu kabar yang agung tentang kisah manusia yang mempertahankan agamanya. Yaitu kisah Ashabul Ukhdud yang disebutkan di dalam surat Al Buruj

Kisah secara rinci disebutkan di dlm hadits shahih riwayat Imam Muslim. Seorang raja memiliki tukang sihir yg sdh tua. Ia meminta agar diberikan pemuda yg bisa diajari ilmu sihir....dan seterusnya.

Ini menunjukan dahsyatnya kesabaran manusia didalam mempertahankan agamanya. 

Adapun kita diberi negri yg aman. Tidak ada fitnah dan siksaan yang kita alami di dalamnya. 

Akan tetapi fitnahnya adalah fitnah syahwat. Kalau umat jaman dahulu digergaji, dibakar, dipenggal kepalanya, bisa sabar. Maka kita seharusnya lebih bisa untuk bersabar lagi.

Pertahankan agama dan keimanan. Sibukan diri dengan berbagai macam ketaatan. Krn maksiat adl sarana yg mengantarkan kpd kekufuran.

Maka dr itu banyak sekali pr ahli maksiat, ujung ujungnya murtad menjadi yahudi, nasrani dan ateis. 

Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada nabi kita Muhammad, seluruh keluarga, para sahabat dan seluruh pengikutnya hingga akhir jaman.

Masjid Quba', 5 Sya'ban 1444H/ 25 Feb 2023M.

Diringkas dengan penuh kekurangan dan keterbatasan oleh abul aswad.

Anak anak mengalami gizi buruk, apa penyebabnya?

Anak anak mengalami gizi buruk, apa penyebabnya?

Banyak penyebabnya, diantaranya:
1. Ya memang kurang asupan gizi.

2. Karena bapak ibunya sibuk bermain medsos, atau buat konten medsos.

3. Kedua orang tuanya sibuk berpolitik.

4. Kedua orang t uanya sibuk bekerja di luar rumah, sehingga anaknya tidak ada yang ngurusm, atau dititipkan ke penitipan anak atau ke pembantu atau bahkan dibiarkan keluyuran tyanpa pengawasan.

5. Harga kebutuhan masyarakat mahal, beras mahal, minyak mahal, susu tidak terjangkau, kedelai mahal, apalagi daging, banyak masyarakat yang keong pun sudah susah mendapatkannya apalagi daging sapi.

6. Mengingat banyak masyarakat yang berprofesi sebagai pekerja, mungkin upah pekerja masih terlalu murah, sehingga upah kedua orang tuanya kurang untuk membiayai biaya hidup anak anaknya yang semakin mahal.

7. Hilangnya keberkahan termasuk keberkahan makanan yang dimakan oleh anak, bisa karena makanan haram seperti babi, atau penghasilan orang tuanya haram, hasil korupsi misalnya, atau anak anak tidak diajari membaca basmalah ketika makan, sehingga keberkahan makannya sirna dilalap setan.  Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا دَخَل الرَّجُل بَيتَه، فَذَكَرَ اللهَ -تَعَالَى- عِندَ دُخُولِهِ، وَعِندَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيطَانُ لِأَصْحَابِهِ: لاَ مَبِيتَ لَكُم وَلاَ عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ فَلَم يَذْكُر الله -تَعَالَى- عِندَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيطَان: أَدْرَكْتُمُ المَبِيت؛ وَإِذا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ -تَعَالَى- عِندَ طَعَامِه، قالَ: أَدرَكتُم المَبِيتَ وَالعَشَاءَ»
"Apabila seseorang masuk ke rumahnya lalu menyebut (nama) Allah -Ta`ala- saat memasukinya dan ketika (menyantap) makanannya, maka setan berkata kepada teman-temannya, "Tidak ada tempat bermalam dan makan malam bagi kalian." Jika orang itu masuk tanpa menyebut (nama) Allah -Ta`ala- saat memasukinya, maka setan berkata, "Kalian telah menemukan tempat bermalam. Dan jika ia tidak menyebut (nama) Allah ketika menyantap makanannya, maka setan berkata, "Kalian telah menemukan tempat bermalam dan makan malam." (Muslim)

8.  Bantuan sosial perlu ditingkatkan agar masyarakat bisa memenuhi kekurangan biaya hidupnya....namun apa daya bila ternyata bantuan sosial masyarakat masih kecil atau malah disalah gunakan.

9. Minimnya kesadaran agama, sehingga orang orang yang kaya kurang peduli dengan yang miskin, alias enggan berzakat, enggan berinfak, wakaf, sedekah, menyantuni anak yatim, peduli dengan kerabat dan tetangga atau sahabat dan berbagai praktek sosial lainnya.

Karena itu harus ada gerakan mengaji agar kesadaran sosial meningkat, rasa persaudaraan sesama orang Islam menguat, dan karunia serta Rahmat ilahi turun ke negri ini:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ {96}
Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al A'araf 96)

Kawan! Yuk ajari putra putri anda ilmu agama, termasuk sekolahkan mereka di sekolah sekolah agama, agar menjadi generasi sholeh dan sholehah, dan saya ada rekomendasi sekolahan untuk putra dan putri anda: https://pmb.stdiis.ac.id/
Ustadz Dr muhammad arifin badri Ma

HIJRAHNYA IMAM AL-ḤARAMAYN KE AKIDAH SALAFI

HIJRAHNYA IMAM AL-ḤARAMAYN KE AKIDAH SALAFI

Imam Al-Ḥaramayn (w. 478 H) raḥmatullāh ‘alayh, yakni Abul-Ma‘ālī Al-Juwaynī, merupakan pembesar ulama Mazhab Asy-Syāfi‘ī yang karyanya (seperti Al-Waraqāt) masih menjadi rujukan atau objek kajian hingga hari ini. Tiada yang meragukan kecerdasan Mahaguru dari Hujjatul-Islām Al-Gazzālī tersebut, namun beliau masih merasa galau pada masalah Akidah, sehingga akhirnya beliau hijrah ke Akidah Salafiyyah setelah sekian lama tenggelam dalam Akidah Asy‘ariyyah (bahkan telah menulis beberapa kitab Akidah bercorak Asy‘ariyyah).

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Tārīkh Dimasyq (9/12), Imam Ibnu ‘Asākir (w. 571 H) raḥmatullāh ‘alayh meriwayatkan:

سمعت أبا أحمد معمر بن عبد الواحد بن رجاء بن الفاخر بجرباذقان قال سمعت أبا محمد عبد الرشيد بن ناصر الواعظ ببطحاء مكة من لفظه قال سمعت إسماعيل بن عبد الغافر الفارسي بنيسابور قال سمعت الأمام أبو المعالي الجويني قال كنت بمكة أتردد في المذاهب فرأيت النبي (صلى الله عليه وسلم) في المنام فقال عليك باعتقاد ابن الصابوني
Aku mendengar [Abū Ahmad Ma‘mar bin ‘Abdul-Wāḥid bin Rajā‘ bin Al-Fākhar] di Jarbāżaqān, ia berkata: aku mendengar [Abū Muhammad ‘Abdur-Rasyīd bin Nāṣir Al-Wā‘iẓ] di Makkah, ia berkata: aku mendengar [Ismā‘īl bin ‘Abdul-Gāfir Al-Fārisī] di Naysābūr, ia berkata: aku mendengar [Al-Imām Abul-Ma‘ālī Al-Juwaynī] berkata: “Aku berada di Makkah, aku ragu dalam masalah mazhab-mazhab (Akidah). Kamudian aku melihat Baginda Nabi ﷺ dalam mimpi, lalu bersabda (kepadaku): ‘Kuwasiatkan padamu berakidah dengan Akidah Ibnu Aṣ-Ṣābūnī’.”[]

Ibnu Aṣ-Ṣābūnī yang dimaksud dalam mimpi Imam Al-Ḥaramayn adalah Abū ‘Uṡmān Aṣ-Ṣābūnī (w. 449 H) raḥmatullāh ‘alayh, yang juga pemuka Mazhab Asy-Syāfi‘ī dizamannya tetapi berakidah Salafi/Atsari/Hanbali (bukan Asy‘ari), bisa kita lihat dalam kitabnya berjudul ‘Aqīdah As-Salaf wa Aṣḥāb Al-Ḥadīṡ.

-----catatan:
Dicopas dari 'manuskrip' buku “DARI ASY'ARI KE SALAFI”.

Salam Persahabatan,
Alfan Edogawa

HIJRAHNYA IMAM AL-ḤARAMAYN KE AKIDAH SALAFI

HIJRAHNYA IMAM AL-ḤARAMAYN KE AKIDAH SALAFI

Imam Al-Ḥaramayn (w. 478 H) raḥmatullāh ‘alayh, yakni Abul-Ma‘ālī Al-Juwaynī, merupakan pembesar ulama Mazhab Asy-Syāfi‘ī yang karyanya (seperti Al-Waraqāt) masih menjadi rujukan atau objek kajian hingga hari ini. Tiada yang meragukan kecerdasan Mahaguru dari Hujjatul-Islām Al-Gazzālī tersebut, namun beliau masih merasa galau pada masalah Akidah, sehingga akhirnya beliau hijrah ke Akidah Salafiyyah setelah sekian lama tenggelam dalam Akidah Asy‘ariyyah (bahkan telah menulis beberapa kitab Akidah bercorak Asy‘ariyyah).

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Tārīkh Dimasyq (9/12), Imam Ibnu ‘Asākir (w. 571 H) raḥmatullāh ‘alayh meriwayatkan:

سمعت أبا أحمد معمر بن عبد الواحد بن رجاء بن الفاخر بجرباذقان قال سمعت أبا محمد عبد الرشيد بن ناصر الواعظ ببطحاء مكة من لفظه قال سمعت إسماعيل بن عبد الغافر الفارسي بنيسابور قال سمعت الأمام أبو المعالي الجويني قال كنت بمكة أتردد في المذاهب فرأيت النبي (صلى الله عليه وسلم) في المنام فقال عليك باعتقاد ابن الصابوني
Aku mendengar [Abū Ahmad Ma‘mar bin ‘Abdul-Wāḥid bin Rajā‘ bin Al-Fākhar] di Jarbāżaqān, ia berkata: aku mendengar [Abū Muhammad ‘Abdur-Rasyīd bin Nāṣir Al-Wā‘iẓ] di Makkah, ia berkata: aku mendengar [Ismā‘īl bin ‘Abdul-Gāfir Al-Fārisī] di Naysābūr, ia berkata: aku mendengar [Al-Imām Abul-Ma‘ālī Al-Juwaynī] berkata: “Aku berada di Makkah, aku ragu dalam masalah mazhab-mazhab (Akidah). Kamudian aku melihat Baginda Nabi ﷺ dalam mimpi, lalu bersabda (kepadaku): ‘Kuwasiatkan padamu berakidah dengan Akidah Ibnu Aṣ-Ṣābūnī’.”[]

Ibnu Aṣ-Ṣābūnī yang dimaksud dalam mimpi Imam Al-Ḥaramayn adalah Abū ‘Uṡmān Aṣ-Ṣābūnī (w. 449 H) raḥmatullāh ‘alayh, yang juga pemuka Mazhab Asy-Syāfi‘ī dizamannya tetapi berakidah Salafi/Atsari/Hanbali (bukan Asy‘ari), bisa kita lihat dalam kitabnya berjudul ‘Aqīdah As-Salaf wa Aṣḥāb Al-Ḥadīṡ.

-----catatan:
Dicopas dari 'manuskrip' buku “DARI ASY'ARI KE SALAFI”.

Salam Persahabatan,
Alfan Edogawa

Sahabatku yang mulia Dr. Rajih az Zaid menceritakan padaku ketika malam hari dikirimkannya rudal dari Iraq ke Riyadh (di era Saddam Husein, -pent),

Sahabatku yang mulia Dr. Rajih az Zaid menceritakan padaku ketika malam hari dikirimkannya rudal dari Iraq ke Riyadh (di era Saddam Husein, -pent), Syaikh Bin Baz ada pengajian di waktu subuh. Tak ada yang menghadiri pengajian tersebut kecuali 1 orang: yaitu Syaikh Abdul Aziz Ar Rajihi.

Mereka betul-betul meneladani para Nabi shallallahu alaihim wassalam. Dalam hadits disebutkan, "Ditampakkan umat2 terdahulu padaku, aku melihat ada Nabi yang bersama beberapa orang, ada yang bersama 1 atau 2 orang saja, dan ada Nabi yang tidak bersama siapa2." (HR Muslim)
Ustadz amrullah akhadinta

siapa yg berbuat salah kepadamu hendaknya kamu rahasiakan

Siapa saja yang telah berbuat buruk kepadamu kemudian ia datang untuk meminta maaf atas kesalahannya maka ketawadhuan hati mengharuskan bagimu untuk menerima kesalahannya entah ia benar atau salah dan hendaknya engkau merahasiakan semuanya kepada Allah ta'ala"

_____
Madarijus Saalikin
ustadz nurcholis 

Link audio nasihat Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah

Link audio nasihat Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah

https://youtu.be/1fVU2il-5RY

Terjemah :

Dalam salah satu ceramahnya, Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata :

يها الناس من استطاع منكم أن يتفرغ لطلب العلم وتحصيله فذلك أفضل، وتلك نعمة كبرى، وغنيمة فُضْلى، وإن التفرغ لطلب العلم ليتأكد في هذا الزمان الذي قل فيه الفقهاء في دين الله وكثر فيه طلب الدنيا والإقبال عليها من أكثر الناس، ومن لم يستطيع أن يتفرغ لطلب العلم فليستمع إلى العلم وليجلس إلى أهله فيستفيد منهم ويفيد غيره

Wahai umat manusia, barangsiapa diantara kalian yang mampu untuk memfokuskan dirinya dalam rangka menimba ilmu [syar’i] dan mendalaminya maka hal itu adalah perkara yang lebih utama dan itu merupakan kenikmatan yang sangat besar, suatu ghanimah/kebaikan yang sangat utama.

Dan sesungguhnya memfokuskan diri dalam menimba ilmu [agama] semakin bertambah besar urgensinya pada zaman seperti sekarang ini dimana sedikit sekali fuqoha/ahli agama yang mumpuni. Apalagi di masa kini ambisi orang dalam mencari dunia semakin besar dan kebanyakan orang hanya memperhatikan urusan dunia semata.

Barangsiapa yang tidak mampu untuk memfokuskan dirinya dalam rangka menimba ilmu hendaklah dia mendengarkan penyampaian ilmu dan ikut duduk belajar kepada ahli ilmu sehingga dia akan bisa mengambil faidah dari mereka dan berbagi faidah yang dia peroleh kepada orang lain.
Ustadz ari wahyudi

imam Ahmad tidak mau merintih saat sakit,


Diriwayatkan imam Ahmad tidak mau merintih saat sakit,

«حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ؛ قَالَ: لَمَّا مَرِضَ أَبِي وَاشْتَدَّ مَرَضُهُ مَا أَنَّ، فَقِيلَ لَهُ فِي ذَلِكَ، فَقَالَ: بَلَغَنِي عَنْ طَاوُسٍ أَنَّهُ قَالَ: أَنِينُ الْمَرِيضِ شَكْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ عَبْدُ اللهِ: ‌فَمَا ‌أَنَّ ‌حَتَّى ‌مَاتَ». «المجالسة وجواهر العلم» (2/ 119)
Ustadz muafa

Dari Mujāhid beliau berkata, ‘Orang yang sakit itu segala sesuatu tentangnya dicatat hingga rintihannya saat sakit”

Ibnu ‘Abū Syaibah meriwayatkan,

عَنْ مُجَاهِدٍ، قَالَ: «يُكْتَبُ مِنَ الْمَرِيضِ كُلُّ شَيْءٍ، ‌حَتَّى ‌أَنِينُهُ ‌فِي ‌مَرَضِهِ». «مصنف ابن أبي شيبة» (2/ 443 ت الحوت)

Artinya,
“Dari Mujāhid beliau berkata, ‘Orang yang sakit itu segala sesuatu tentangnya dicatat hingga rintihannya saat sakit” (Muṣannaf Ibn ‘Abū Syaibah juz 2 hlm 443)
Ustaz muafa 

Para wanita yang mereka menaruh (Uploud) foto miliknya atau selain miliknya maka perlu engkau ketahui bahwa setiap yang dilihat nya merupakan perkara yang haram dan akan menjadi beban dosa bagi nya

"Para wanita yang mereka menaruh (Uploud) foto miliknya atau selain miliknya maka perlu engkau ketahui bahwa setiap yang dilihat nya merupakan perkara yang haram dan akan menjadi beban dosa bagi nya"

______

Ada Empat Kelompok yang Menafikan Sifat Allah

Ada Empat Kelompok yang Menafikan Sifat Allah

1. Kelompok pertama mengatakan: Tidak boleh mensifati Allah dengan sifat ada ataupun tidak ada. Allah itu antara ada dan tiada. Kalau ada berarti menyamakan Allah dengan yang ada, kalau tidak berarti menyamakan Allah dengan yang tidak ada.

2. Allah hanya disifati dengan penafian tidak boleh disifati dengan sesuatu pun. Misalnya, Allah tidak boleh disifati dengan Maha Hidup, tetapi disifati dengan tidak mati.

3. Menetapkan nama Allah tapi tidak menetapkan sifat Allah. Misalnya, Allah mempunyai nama 'Alim (Maha Mengetahui) akan tetapi tidak berilmu.

4. Menetapkan nama tetapi hanya menetapkan 7 sifat yang menurut mereka sesuai akal. Adapun sifat Allah selainnya mereka tolak dan mereka takwil. Ini adalah kelompok Asya'irah.
Tujuh sifat tersebut yaitu: Hayah, Kalam, Bashar, Sama', Iradah, Ilmu dan Qudrah.
Ustadz abu ahmad al mutarjim

Sabtu, 25 Februari 2023

DALIL MEMBANGUN KUBAH

DALIL MEMBANGUN KUBAH

Sebagian orang mengatakan, bahwa membangun kubur, menembok atau membuat kubah itu boleh. Dalilnya adalah perkataan Malik radhiyallahu anhu, bahwa yang pertama kali membangun kubur adalah Umar Bin Khattab radhiyallahu anhu. 

قَالَ مَالٍكٌ: أَوَّلُ مَنْ ضَرَبَ عَلَى قَبْرٍ فُسْطَاطًا عُمَرُ، ضَرَبَ عَلَى قَبْرِ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ زَوْجِ النَّبِىِّ، – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – (شرح ابن بطال – ج 5 / ص 346)

“Malik berkata: Orang yang pertama kali membangun kubah diatas kuburan adalah Umar. Ia membangun kubah di atas makam Zainab binti Jahsy, istri Nabi shallallahu alaihi wa sallam ” (Syarahal-Bukhari karya Ibnu Baththal, 5/346). 

Saya mencoba menelusuri dari mana mereka menterjemahkan ضرب على artinya membangun. Saya lihat di kamus mu'jam al lughoh maupun di kamus al munawir, tidak ditemukan. 

Makna ضرب على di dalam kamus mu'jam al lughoh artinya, 

كَفَّهُ عَنِ الشَّيْءِ

Menahannya dari sesuatu 

Di kamus al munawir artinya 

 منعه 

Menahannya, mencegah, melarang 

Contoh 

ضرب على أذنه : منعه أن يسمع

Mencegahnya (menahan atau melarangnya) untuk mendengar 

Oleh karena itu perkataan Malik di atas,

أَوَّلُ مَنْ ضَرَبَ عَلَى قَبْرٍ فُسْطَاطًا عُمَرُ ضَرَبَ عَلَى قَبْرِ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ زَوْجِ النَّبِىِّ، – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – (شرح ابن بطال – ج 5 / ص 346)

Artinya, 

"Orang yang pertama kali MENCEGAH (melarang) kuburan diberikan tenda (kubah) adalah Umar. MENCEGAH (melarang) kubah di kuburan Zainab binti Jahsy, istri Nabi shallallahu alaihi wa sallam ” (Syarahal-Bukhari karya Ibnu Baththal, 5/346). 

Itulah kreatifitas mereka dalam manipulasi perkataan para salaf. Banyak masyarakat yang awam tertipu dengan mereka.  Mereka seenak udelnya membongkar dalil dan tidak amanah dalam menterjemahkan untuk menipu orang-orang awam.

AFM

bandingkan dulu ibadahmu

Ada banyak ulama ternama dan terkenal justru bukan dengan nama aslinya.

▪︎Ada banyak ulama ternama dan terkenal justru bukan dengan nama aslinya. 

Kaum muslimin banyak mengetahui nama-nama terkenal itu namun tidak mengetahui nama aslinya. 

Di antaranya:

1. Ibnu Taimiyah : Ahmad bin Abdul Halim
2. Ibnul Qayyim : Muhammad bin Abu Bakr
3. Ibnu Rajab : Abdurrahman bin Ahmad
4. Ibnu Hazm : Ali bin Ahmad
5. Ibnu Hajar : Ahmad bin Ali 
6. Ibnu Katsir : Ismail bin Umar
7. Ibnul Jauzi : Abdurrahman bin Ali
8. Al-Bukhari : Muhammad bin Ismail
9. Abu Daud : Sulaiman bin al-Asy'ats
10. At-Tirmidzi : Muhammad bin Isa
11. An-Nasa'i : Ahmad bin Syu'aib
12. Ibnu Majah : Muhammad bin Yazid
13. Abu Hanifah : An-Nu'man bin Tsabit
14. Asy-Syafi'i : Muhammad bin Idris
15. Adz-Dzahabi : Muhammad bin Ahmad
16. Al-Qurthubi : Muhammad bin Ahmad
17. As-Shan'ani : Muhammad bin Ismail
18. Asy-Syaukani : Muhammad bin Ali
19. As-Suyuthi : Abdurrahman bin Abi Bakr
Dan lain-lain.
_
Semoga Allah merahmati, meridhai dan menganugerahkan kebaikan atas jasa-jasa mereka itu.
_
Join channel kami:

t.me/yani_fahriansyah
t.me/yani_fahriansyah
____

Ushul Fiqh dan Keributan Muqallid

Ushul Fiqh dan Keributan Muqallid

1. Dengan mempelajari ushul fiqh, seseorang akan melanjutkan estafet penjagaan terhadap ushul istidhlal yaitu dalil. Sebab dalam ushul fiqh akan disebutkan pembahasan-pembahasan mana kah yang merupakan dalil dan bukan kategori dalil sehingga seseorang tidak sembarangan dalam menempatkan sesuatu sebagai dalil.

 2. Seseorang akan mendapatkan penjelasan mengenai cara yang benar dalam menggali kesimpulan hukum dari sebuah dalil. Ingat, ketika sebuah dalil valid, belum tentu cara menggali hukum dari dalil tersebut benar yang pada akhirnya kesimpulan hukum yang terpilih akan keliru meskipun dalil yang dibawakan berporos pada pijakan shahih.

 3. Akan memberikan kemudahan bagi seseorang dalam berijtihad sekaligus memberikan status hukum yang tepat dan selaras pada sebuah kasus/kejadian/suatu hal baru yang belum ada di era salaf atau bahkan zaman belakangan.

 4. Seseorang akan mendapat gambaran terkait ketentuan-ketentuan fatwa, syarat sekaligus adab bagi seorang mufti. Ini menjadikan seseorang tidak gegabah dalam berbicara persoalan agama. 

 5. Seseorang akan lebih mengetahui kadar dirinya sendiri. Amat jauh dirinya dengan keilmuan para ulama. Para ulama, terlebih al-a’immah al—arba’ah/imam empat itu telah mencurahkan segala upaya, waktu dan tenaga dalam menganalisis dalil guna melahirkan sebuah hukum.

 6. Dengan mempelajari ushul fiqh, seseorang akan lebih menghormati para ahli ilmu sembari memahami faktor yang menjadi asal-muasal khilaf para ulama yang pada akhirnya akan legowo terhadap perbedaan yang ia dapati ketika para ulama membincangkan rangkaian khilaf dalam tema yang dibahas dalam kitab-kitab yang ada. Dia mencapai tahap ini sebab tersadarkan bahwa kesimpulan hukum tidak serta merta lahir dan muncul dengan adanya dalil. Dibutuhkan alat untuk menggali dan menelusuri permata hukum yang terkandung dalam nash tersebut. Dengan itu, dia memahami bahwa keberadaan dalil bukanlah satu-satunya amunisi. Dalil hanyalah separuh perjalanan dan separuh yang lain adalah rangkaian alat dan pola pikir yang harus diaktifkan.

 7. Rangkaian ilmu ushul fiqh yang dipelajari akan menjadikannya tidak gegabah dalam memberikan penilaian buruk dan negatif terhadap sebuah pendapat fiqh sehingga keributan di akar rumput baik di dunia nyata atau medsos semakin mudah direm.

 8. Mempelajari ushul fiqh sebenarnya menyerukan seseorang untuk mengikuti dalil dan meninggalkan ta’asshub. Sebab pengetahuan terhadap pola pikir dalam menelesuri hukum akan mengantarkannya pada sebuah titik di mana ia bisa meninggalkan kesimpulan hukum yang didasari pola pikir yang salah baik pola pikir tersebut dianut tokoh lain atau gurunya sendiri yang ia hormati.
 
 9. Faidah lain mempelajari ushul fiqh adalah penjagaan terhadap akidah. Mempelajari ushul fiqh artinya menjaga ushul istidhlal yaitu dalil. Menjaga dalil dan cara beristinbath artinya menjaga kemurnian akidah dan dengan itu seseorang bisa melayangkan kritikan dan kecaman terhadap penyimpangan dalam bab akidah -dan juga tema lain-.

 10. Penjagaan terhadap fiqh itu sendiri sehingga tidak muncul sikap inklusif/terlalu terbuka/melebar dalam menerapkan kaidah yang ditengarai sikap penempatan sumber-sumber baru dalam syariat. Pula agar tidak terjebak dalam sikap jumud/eksklusif yaitu sikap kaku yang ditengarai seruan menutup pintu ijithad.

 11. Ushul fiqh mengatur etika berdialog dan berdiskusi yaitu dengan mendasari hukum atas dasar dalil dan pola pikir yang teratur sehingga dialog fiqh akan lebih terarah. 

 12. Seseorang akan mendapati bahwa syariat ini adalah syariat yang indah, mudah dan penuh kelapangan. Dalam Islam, akal tidak digilas dan dibuang ke samudera kebodohan. Penerapan ushul/kaidah fiqh pada sebuah nash adalah terapan akal. Karena itu ijithad benar akan melahirkan dua pahala sementara ijtihad salah akan mendapatkan satu pahala. Akal akan mengolah terapan ushul/fiqh sehingga melahirkan hukum dan tentunya akal yang dimaksud adalah akal yang sudah digembleng dalam didikan ushul fiqh, bukan akal awam yang dimiliki orang awam.

13. Karena bukan berbicara tentang kevalidan sebuah dalil terkait shahih dan dhaifnya, pembelajar ushul fiqh akan memahami bahwa mereka membutuhkan uluran tangan para ahli hadits. Mereka harus bertanya dan taklid kepada ahli hadits terkait ini jika memang tidak memiliki sampan dan dayung untuk berselancar dalam samudera rijal hadits dan ilal-nya. Sebab tidak mungkin menjadikan hadits mardud dan segala variannya sebagai dasar hukum, entah itu dalam tema akidah, fiqh, dll.

14. Pada akhirnya, seorang muqallid haruslah sadar dan tau diri bahwa dia muqallid. Dia tidak terhitung sebagai ahli ilmu sebab tidak memiliki alat yang bisa digunakan untuk menghasilkan produk hukum baik itu terkait fiqh atau keabsahan sebuah status hadits. Kewajiban seorang awam adalah taklid dan itulah namanya muqallid. Boleh baginya untuk melazimi dirinya sendiri untuk mengikuti sebuah pendapat mujtahid/imam namun tidak boleh baginya mendebat orang lain atau bahkan ahli ilmu lainnya dengan berargumen dengan ijtihad imam yang ia ikuti. 

Ulama atau ahli ilmu lain yang tidak dia ikuti dan berbeda dengan imam/gurunya tidak boleh dia debat, atau menilainya fasiq, ahli bid’ah, menyebutnya thagut atau dikatakan sebagai sosok yang menyelisihi salafusshaleh dan gelar-gelar buruk lainnya hanya karena tidak sama dengan pendapat gurunya atau imamnya. Ijtihad gurunya bukanlah hujjah bagi orang lain dan ijtihad guru/imam lain juga bukanlah hujjah baginya dan juga gurunya sendiri.

Seorang muqallid hanyalah boleh bertanya kepada imam lain guna untuk menambah atau menggali pemahaman/su-al istifham dan bukan dalam rangka mengingkari atau mendebat sebab dia sendiri adalah orang awam yang tidak memiliki bekal apa-apa dalam mengarungi samudera ilmu dan penggalian hukum. Begitu pula ketika gurunya menilai shahih sebuah hadits dan guru lain menillai dhaif, muqallid ini tidak boleh mendebat guru lain hanya karena hasil penelitian terhadap hadits tersebut berbeda dengan hasil tahkik gurunya.

Boleh baginya untuk bertanya kepada guru/imam lain itu namun tidak boleh melakukan sebuah kejahatan dengan menilainya sebagai sosok yang keluar dari manhaj salaf atau menganggap guru lain itu bodoh lagi ilmunya jauh di bawah ilmu gurunya. Muqallid juga tidak boleh berlagak sebagai ahli ilmu, membahas apa yang bukan ranahnya dan mendebat orang lain terutama di sosmed karena ia tidak memiliki bekal dan instrumen apapun dalam mengarungi ilmu dan begitu seringnya membuat kegaduhan, saling caci dan cela, biang keributan dan juga penyebab putusnya hubungan persaudaraan Islam.
.
______
Penyusun: Yani Fahriansyah

kriteria teman

INDAHNYA SUNNAH

#INDAHNYA_SUNNAH

Berkata Imam Malik bin Anas رحمه الله :

مَنْ لزِمَ السُّنّةَ وسَلِمَ مِنْه أَصحَابُ رَسولِ اللَّه صَلّى اللَّه عَليهِ وَسلَّم ثُمّ مَات، كَانَ مَع النَّبِيِّينَ وَالصِّدّيقِينَ وَالشُّهدَاءِ وَالصَّالِحينَ، وَإنْ كَان لَه تَقصِيرٌ فِي العَملِ.

"Siapa yang senantiasa diatas Sunnah dan menjaga dirinya tidak mencela shahabat kemudian meninggal dunia, niscaya akan bersama para nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang shaleh, meskipun sedikit amalannya". [Syarhus Sunnah Al Barbahari, hal. 133].
Ustadz muhammad alif

BIBIT PEMBERONTAK

📋 BIBIT PEMBERONTAK

✍🏼 Berkata Al-Allamah Rabi' bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah:

"Ahli bid'ah, semua dari mereka memiliki kecenderungan untuk memberontak kepada penguasa, Anda tidak akan menemukan sesuatu yang murni di bidang ini kecuali ahlussunah yang tulus".

📕 Syarah Aqidatis Salaf (hal. 180)
---------------
‏قال العلامة ربيع بن هادي المدخلي رحمه الله :

"أهل البدع كلهم فيهم نزعة الخروج على السلطان، لا تجد نقيا في هذا الباب إلا أهل السنة الخُلّص"

📚 شرح عقيدة السلف ص180

butiranfaedah.t.me/5226

📎 Artikel terkait: #manhaj 

🖥 Kunjungi kami: t.me/butiranfaedah

Jumat, 24 Februari 2023

Celaan Ulama Terhadap Ilmu Filsafat dan Ilmu Kalam yang Batil

Celaan Ulama Terhadap Ilmu Filsafat dan Ilmu Kalam yang Batil

Imam Nuh Al-Jaami’ rahimahullah berkata :

قُلْتُ لِأَبِي حَنِيفَةَ: مَا تَقُولُ فِيمَا أَحْدَثَ النَّاسُ مِنَ الْكَلَامِ فِي الْأَعْرَاضِ وَالْأَجْسَامِ؟ فَقَالَ: (مَقَالَاتُ الْفَلَاسِفَةِ، عَلَيْكَ بِالْأَثَرِ وَطَرِيقَةِ السَّلَفِ، وَإِيَّاكَ وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ، فَإِنَّهَا بِدْعَةٌ)

"Aku bertanya kepada Abu Hanifah, 'Bagaimana pendapatmu mengenai perkara yang diada-adakan oleh orang-orang, yaitu kalam (pembicaraan) tentang sifat dan jisim?”.
Maka beliau menjawab: “Itu adalah perkataan-perkataan Ahli Filsafat! Hendaklah engkau mengikuti riwayat dan jalan Salaf! Jauhilah semua perkara baru (dalam agama), sesungguhnya itu adalah bid’ah!”
(Ahadits fii Dzammil Kalam wa Ahlihi, hlm. 86)

Imam 'Abdurrahman bin Mahdiy rahimahullah berkata :

دَخَلْتُ عَلَى مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ وَعِنْدَهُ رَجُلٌ يَسْأَلُهُ عَنِ الْقُرْآنِ، فَقَالَ: لَعَلَّكَ مِنْ أَصْحَابِ عَمْرِو بْنِ عُبَيْدٍ، لَعَنَ اللَّهُ عَمْرًا، فَإِنَّهُ ابْتَدَعَ هَذِهِ الْبِدَعَ مِنَ الْكَلَامِ، وَلَوْ كَانَ الْكَلَامُ عِلْمًا لَتَكَلَّمَ فِيهِ الصَّحَابَةُ وَالتَّابِعُونَ كَمَا تَكَلَّمُوا فِي الْأَحْكَامِ وَالشَّرَائِعِ، وَلَكِنَّهُ بَاطِلٌ، يَدُلُّ عَلَى بَاطِلٍ

“Aku masuk menemui (imam) Maalik bin Anas, dan di dekatnya ada seorang laki-laki yang bertanya tentang Al-Qur’an, maka beliau berkata, “Mungkin engkau termasuk murid-murid ‘Amr bin ‘Ubaid. Semoga Allah melaknat ‘Amr (bin ‘Ubaid), dia telah membuat bid’ah (ilmu) kalam, jika kalam merupakan ilmu, niscaya para sahabat dan para tabi’in telah berbicara (dengan ilmu kalam) tentang hukum-hukum dan syari’at-syari’at. Tetapi itu (ilmu kalam) adalah kebatilan dan menunjukkan kepada kebatilan”.
(Ahadits fii Dzammil Kalam wa Ahlihi, hlm. 96-97)

Imam Asy Syafi’iy rahimahullah berkata :

وما شيء أبغض إلي من الكلام وأهله

“Tidak ada sesuatu yang lebih aku benci daripada ilmu kalam dan ahli-kalam.” 
(Siyaru A’laamin-Nubalaa’, 10/19-20)

Beliau rahimahullah kembali berkata :

حكمي في أهل الكلام أن يضربوا بالجريد، ويحملوا على الابل، ويطاف بهم في العشائر، ينادى عليهم: هذا جزاء من ترك الكتاب والسنة، وأقبل على الكلام

“Hukumanku bagi ahli kalam adalah mereka dipukul dengan pelepah kurma, lalu dinaikkan di atas onta, dan dibawa keliling ke tengah-tengah orang banyak, lalu diserukan atas mereka : ‘Inilah balasan bagi orang-orang yang meninggalkan Al-Kitaab dan As-Sunnah, dan malah memilih ilmu kalam.” 
(Idem, 10/29)

Imam Asy Syafi’iy rahimahullah mengatakan :

لَوْ أَنَّ رَجُلًا أوصى بكتبه من الْعِلْمِ لِأَحَدٍ، وَكَانَ فِيهَا كُتُبُ الْكَلَامِ لَمْ يَدْخُلْ فِي الْوَصِيَّةِ، لَأَنَّهُ لَيْسَ مِنَ الْعِلْمِ

“Jika seseorang mewasiatkan kitab-kitab ilmunya untuk orang lain, dan di dalam kitab-kitabnya itu ada kitab-kitab ilmu kalam, maka kitab-kitab ilmu kalam itu tidak masuk di dalam wasiat, sebab ilmu kalam itu bukan ilmu!”
(Ahadits fii Dzammil Kalam wa Ahlihi, hlm. 90)

Imam Adz-Dzahabi rahimahullah berkata :

وقال أبو عبد الرحمن السلمي: سمعت عبدالرحمن بن محمد بن حامد السلمي، سمعت محمد بن عقيل بن الازهر يقول: جاء رجل إلى المزني يسأله عن شئ من الكلام، فقال: إني أكره هذا، بل أنهى عنه كما نهى عنه الشافعي، لقد سمعت الشافعي يقول: سئل مالك عن الكلام والتوحيد، فقال: محال أن نظن بالنبي صلى الله عليه وسلم أنه علم أمته الاستنجاء، ولم يعلمهم التوحيد، والتوحيد ما قاله النبي صلى الله عليه وسلم: " أمرت أن أقاتل الناس حتى يقولوا لا إله إلا الله " ، فما عصم به الدم والمال حقيقة التوحيد.

Dan telah berkata Abu ‘Abdirrahmaan As-Sulamiy; Aku mendengar ‘Abdurrahmaan bin Muhammad bin Haamid As-Sulamiy (berkata); Aku mendengar Muhammad ‘Uqail bin Al-Azhar berkata : 

"Datang seorang laki-laki kepada Al-Muzanniy untuk bertanya tentang ilmu kalam. Ia (Al-Muzanniy) menjawab : “Sesungguhnya aku membencinya, bahkan aku melarangnya sebagaimana Asy-Syaafi’iy melarangnya. Aku pernah mendengar Asy-Syaafi’iy berkata : “Maalik pernah ditanya tentang ilmu kalam dan tauhid. Ia menjawab : ‘Mustahil kita menyangka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan umatnya tentang istinjaa’, namun tidak mengajarkan ketauhidan. Tauhid itu adalah yang disabdakan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : ‘Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan Laa ilaha illallaah’. Segala sesuatu yang dengannya darah dan harta seseorang dapat terjaga, maka itulah hakekat tauhid." 
(Siyaru A’laamin-Nubalaa’, 10/26)

Imam Adz-Dzahabi rahimahullah kembali berkata :

وصح عن الدارقطني أنه قال: ما شئ أبغض إلي من علم الكلام.
قلت: لم يدخل الرجل أبدا في علم الكلام ولا الجدال، ولا خاض في ذلك، بل كان سلفيا

Telah shahih dari Ad-Daruquthniy bahwasannya ia berkata : “Tidak ada sesuatu yang aku benci melebihi ilmu kalam”.

Aku (Adz-Dzahabiy) berkata : “Beliau tidak masuk sama sekali dalam ilmu kalam dan jidal, serta tidak pula mendalaminya. Bahkan dia seorang salafy.” 
(Siyaru A’laamin-Nubalaa’ 16/457, Muassasah Ar-Risaalah, Cet. 9/1413. Lihat juga kitab Al-Hilyah oleh Bakr Abu Zaid, hal. 12, Daarul-‘Ashimah, 1415 H)

Engkau tidak harus menanggapi ucapan negatif orang lain. Ingat bahwa serangga-serangga selalu menyerbu lampu yang cahayanya benderang."

"Engkau tidak harus menanggapi ucapan negatif orang lain. Ingat bahwa serangga-serangga selalu menyerbu lampu yang cahayanya benderang." 

4K - Makkah al-Mukarramah 
25.02.2023

Tiap kali seorang hamba terbesit pada dirinya untuk melakukan sebuah dosa

Tiap kali seorang hamba terbesit pada dirinya untuk melakukan sebuah dosa kemudian ia pun membencinya dan menolaknya serta bertekad meninggalkan nya karena Allah azza wajalla, niscaya akan bertambah kepadanya keshalihan, kebaikan dan ketaqwaan"  

______
Majmu' Fatawa
Ustadz nurcholish abu muzani

gerakan lokal yg pernah disebut wahabi

Duhai jiwa, carilah ilmu untuk bercermin diri, agar bisa melihat kekurangan diri untuk diperbaiki.

Duhai jiwa, carilah ilmu untuk bercermin diri, agar bisa melihat kekurangan diri untuk diperbaiki. Bukan untuk meneropong mencari aib orang nun jauh di sana. Bisa jadi kau tak kenal siapa di dalam cermin karena banyaknya aibmu. Lalu caci makimu kau arahkan padanya seakan ia orang lain, padahal ia adalah dirimu. 

Renungan malam.
Ustadz asmon nurijal

Rifqon Ahlassunnati Bi Ahlissunnah

Rifqon Ahlassunnati Bi Ahlissunnah 

Kutaib (Kitab kecil) karya Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad, ayahnya Syaikh Abdurrazaq Al Badr dan mantan pengajar di Masjid Nabawi yang bagus dibaca, dulu ana beli di Maktabah Al Hadi Al Muhammadi Mesir. Isinya membahas tentang hukum zhan (Prasangka) dan tajassus (Memata-matai), bersikap lemah lembut terhadap sesama Ahlussunnah dalam perkara yang ditolerir, sikap Ahlussunnah ketika ada seorang ulama atau sesama yang jatuh dalam kesalahan atau berbuat salah dan fenomena saling mentahzir, mentabdi secara serampangan. 15 ribu belum termasuk ongkir

https://wa.me//201067203581
Naufal Aufa 

https://wa.me//6285831330070
Luthfi Hasan 

Link untuk bergabung dan harga  https://chat.whatsapp.com/CGJFhHrhiLcDg3LVvaWq9u

Aku benar-benar melihat sesuatu yang layak dicela/diaibi/dipermalukan. -Hanya saja- tak ada yang menghalangiku untuk menggibahinya kecuali karena memang aku khawatir diuji dengan hal yang sama." (Az-Zuhud Li Hannad)

Ibrahim an-Nakha-'iy berkata:

"Aku benar-benar melihat sesuatu yang layak dicela/diaibi/dipermalukan. -Hanya saja- tak ada yang menghalangiku untuk menggibahinya kecuali karena memang aku khawatir diuji dengan hal yang sama." (Az-Zuhud Li Hannad)
Ustadz yani fahriansyah