KH Mas Mansoer dan Tawassul Kepada Orang sholeh yang Telah wafat
TAUHID KIYAI HAJI MAS MANSUR: TERMASUK KESYIRIKAN KEPADA KUBURAN DAN ARWAH ORANG MATI ADALAH DENGAN MENJADIKAN MEREKA SEBAGAI PERANTARA-PERANTARA (WASILAH-WASILAH) YANG MENYAMPAIKAN DO'A KEPADA ALLAH*
Kiyai Haji Mas Manshur (Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tempoe Doeloe, Pendiri Majelis Tarjih Dan Tajdid Muhammadiyah, Dan Ketua Pertama Majelis Tarjih Dan Tajdid Muhammadiyah) -Rahimahullah- Berkata:
_"Yang paling menyedihkan dan yang menyayat hati, para penipu aqidah itu bergaya sebagai pemuka-pemuka agama, sehingga syirik yang mereka anjurkan itu nampaknya seakan-akan perintah agama, yang menyebabkan banyak orang islam terperosok dalam perangkap mereka itu, tanpa sadarkan diri mereka telah jauh tenggelam dalam larangan agama yang sangat besar."_
[Lihat Buku Risalah Tauhid Dan Syirik, Halaman 20].
Beliau Menjelaskan Ada Tiga Macam Orang-Orang Yang Berbuat Kesyirikan Dan Beliau Menyebutkan Orang-Orang Yang Menjadikan Kuburan Sebagai Wasilah (Perantara) Kepada Allah, Sebagai Salah Satu Dari Mereka Yang Berbuat Kesyirikan.
Kiyai Haji Mas Mansur -Rahimahullah- Berkata:
_"Lain halnya dengan orang yang syirik (menyekutukan Allah), karena mereka itu mempunyai corak pandangan dalam hal yang berkaitan dengan kepercayaan itu sebagai berikut:_
_Pertama: selain mereka itu mempercayai adanya Allah dan kekuasaan-Nya, mereka juga percaya bahwa di samping Tuhan itu masih ada pula sesuatu yang dianggap mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib, yang dapat mempengaruhi sebagai pengaruhnya Tuhan kepada semua makhluk-Nya._
_*Kedua: mereka mempunyai kepercayaan bahwa, patung atau kuburan orang-orang yang dianggap saleh atau mulia, atau benda-benda lainnya itu dapat menyampaikan (menjadi wasilah) permohonannya kepada Tuhan Allah.*_
_Ketiga: Mereka mempunyai kepercayaan bahwa, Tuhan itu tidak satu (tidak Esa) tetapi banyak bilangan-Nya (seperti kepercayaan orang yang menganut agama Kristen)."_
[Lihat Buku Risalah Tauhid Dan Syirik, Halaman 26].
Bahkan Lebih Jauh, Beliau Menjelaskan Bahwa Kepercayaan Sebagian Orang-Orang Musyrik Terhadap Allah Sama Sekali Tidak Berbeda Dengan Kepercayaan Orang-Orang Beriman, Yaitu Sama-Sama Mempercayai Bahwa Allah Itu Satu-Satunya Tuhan Yang Maha Menguasai Lagi Maha Menciptakan, Namun Orang-Orang Musyrik Menyimpang Karena Mencari Perantaraan (Tawassul) Dalam Menyembah Allah.
Kiyai Haji Mas Manshur -Rahimahullah- Berkata:
_"Maka, Zat Yang Maha Menjadikan dan Maha Besar Kekuasaan-Nya itulah yang disebutkan "Tuhan Allah". Orang yang muwahid (bertauhid) pasti menghambakan diri, berbakti, dan memohon pertolongan hanya kepada-Nya saja. Akan tetapi bagi orang-orang Musyrik lain pula kepercayaannya dan perbuatannya, *sebagiannya ada yang mempunyai i'tiqad sama dengan orang yang bertauhid*, akan tetapi dalam perilakunya jelas jauh berbeda. Orang yang bertauhid itu mengadakan hubungan langsung kepada Tuhannya, baik dalam cara menyembah, bermohon dan berprilaku. Sedangkan orang-orang yang musyrik, mereka tidak merasa cukup dengan demikian saja, namun *mereka berusaha dan berupaya mencari perantaraan dalam menyembah, bermohon dan menggantungkan nasibnya, dengan mengangkat sesuatu baik benda atau orang untuk mengantarkan semuanya itu kepada Allah*; adakalanya memakai perantara benda-benda yang dianggap ber hasiat ghaib, kuburan-kuburan, arwah orang-orang yang sudah mati dan lain sebagainya. Adapun orang yang bertauhid menempuh jalan yang lurus lagi dekat; akan tetapi orang-orang musyrik mengambil jalan yang jauh dan salah."_
[Lihat Buku Risalah Tauhid Dan Syirik, Halaman 29].
Beliau Juga Mengkritisi Fenomena Kemasyarakatan Yang Terjadi Pada Zaman Beliau Berupa Banyaknya Orang-Orang Yang Berziarah (Mendatangi) Kubur-Kubur Guna Meminta-Minta Ke Sana Dan Menjadikan Wasilah-Wasilah (Perantara-Petantara) Ke Perkuburan Para Kiyai Dan Para Wali.
Kiyai Haji Mas Manshur -Rahimahullah- Berkata:
_"Sejak itulah, timbul syirik terhadap kuburan dan arwah, hingga kinipun perbuatan yang seperti itu masih banyak dikerjakan orang. Tidak sedikit orang yang meminta-minta kepada kuburan yang dianggap keramat ini dan keramat itu; atau kuburan wali si fulan dan kyai si fulan. Mereka meminta keselamatan, banyak rezki dan lain sebagainya menurut kebutuhan masing-masing orang. Yang sangat memprihatinkan karena orang-orang muslimin sekalipun telah banyak larut di dalamnya, terutama dalam zaman peceklik, seakan-akan mereka itu berpacu atau berlomba mengerjakan perbuatan syirik yang tidak terpuji itu. Sehingga kuburan si fulan yang dulunya samasekali tidak terawat, tidak terjaga dan tidak teratur, sekarang telah diberi dinding dari batu pualam, diberinya atap dan jeruji besi di sekitarnya, karena sekarang sudah banyak orang yang berduyun-duyun datang meminta kesana, disamping agar situasi kuburan itu nampak kian menarik perhatian orang. Kuburan di sana penuh bejubel orang yang mendatanginya, sedangkan kuburan disini juga tidak kalah ramainya, seakan nampak adanya persaingan ketat antar kuburan dan arwah-arwah itu. Demikian juga jalan-jalan yang menghubungkan ke tempat kuburan itu, yang dulunya nampak sunyi senyap jauh dari keramaian orang, kini nampak seperti pasar penuh dengan orang yang lalu-lalang dan orang-orang yang menjual bunga-bungaan yang siap ditaburkan diatas pusaranya, Apakah perlunya kaum muslimin dan muslimat datang berlomba-lomba kesana itu?. Apa pula yang dikerjakan mereka diatas kuburan yang diziarahi itu?."_
[Lihat Buku Risalah Tauhid Dan Syirik, Halaman 38 Sampai 39].
Sampai Pada Akhir, Beliau Memperingatkan Dengan Keras Agar Menjauhi Kesyirikan Terhadap Kubur-Kuburan Nabi Dan Kubur-Kuburan Orang Shaleh Tersebut.
Kiyai Haji Mas Manshur -Rahimahullah- Berkata:
_"Wahai para juru kunci kuburan dan para sponsor kesyirikan! segera berhentikan perbuatanmu yang menyesatkan sesamamu itu. Ingatlah pembalasan Tuhan kelak dikemudian hari; tidaklah dunia ini kekal selama-lamanya. Tidak lama lagi akan datang masanya suka atau tidak suka Allah akan membuat perhitungan atas segala pekerjaan dan perbuatan manusia. Untuk keperluan duniamu, cari lah pekerjaan yang baik-baik, dan janganlah kamu menghendaki mahligai kehidupan dunia dengan menggadaikan akhirat, karena harta benda yang kamu kumpulkan dengan jalan menipu dan menyesatkan orang._
_Kaum muslimin hendaknya pandai dan cermat dalam menghadapi suatu pekerjaan dan perbuatannya, agar supaya tidak merugi karena mengerjakan sesuatu tanpa difikir dahulu secara mendalam. Jauhilah segala bentuk perbuatan syirik itu, agar jangan mendapat murka dari Allah, karena melanggar larangan agama; dan janganlah tertipu oleh buaian manis hawa nafsu yang nyata merugikan dan menyesatkan itu."_
[Lihat Buku Risalah Tauhid Dan Syirik, Halaman 37].
Ust. Raihan Ramadhan,Lc.
Di share ulang oleh ustadz muhammad arrifudin
https://www.facebook.com/1453838236/posts/10220403971836731/