Jumat, 05 September 2025

Luka-luka di mulut bisa disembuhkan, tapi luka yang disebabkan oleh mulut seringkali sulit disembuhkan

Luka-luka di mulut bisa disembuhkan, 
tapi luka yang disebabkan oleh mulut seringkali sulit disembuhkan.

Banyak manusia yang lihai dalam menghakimi dan menilai orang lain tanpa tahu yang sebenarnya terjadi. Ucapan yang terlontar dalam beberapa detik, terkadang menorehkan luka dan trauma yang sulit dihilangkan hingga puluhan tahun.

Diriwayatkan dari sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, dalam sebuah hadits yang panjang, di akhir hadits disebutkan, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

أَلَا أُخْبِرُكَ بِمَلَاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ

“Maukah Engkau aku kabarkan dengan sesuatu yang menjadi kunci itu semua?” 

Aku menjawab, “Ya, wahai Nabi Allah.” 

Lalu beliau memegang lisannya, dan bersabda, 

كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا

“Tahanlah (lidah)-mu ini.” 

Aku bertanya, “Wahai Nabi Allah, (apakah) sungguh kita akan diadzab disebabkan oleh perkataan yang kita ucapkan?” 

Beliau menjawab, 

ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ

“Ibumu kehilanganmu wahai Mu’adz! [Ungkapan yang menunjukkan keheranan, pent.]. Tidaklah manusia itu disungkurkan ke dalam neraka di atas muka atau hidung mereka, melainkan karena hasil ucapan lisan mereka.” (HR. Tirmidzi no. 2616, dinilai shahih oleh Al-Albani)
Ustadz abu razin taufiq