Jagalah Lisan, Sebab Ia Amalan Kita
Amat disayangkan, banyak dari kita yang seakan tidak sadar bahwa setiap ucapan yang keluar dari lisan adalah amalan yang kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah ﷻ. Kita akan disoal tentangnya, lalu dihukum atau diberi pahala karenanya.
Bahkan sahabat mulia Mu‘adz bin Jabal رضي الله عنه pun, pada awalnya belum menyadari hakikat bahwa ucapan adalah amalan.
Diriwayatkan bahwa setelah Nabi ﷺ berpesan agar Mu‘adz menjaga lisannya, Mu‘adz bertanya:
يا نبي الله وإنا لمؤاخذون بما نتكلم به ؟
“Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa hanya karena ucapan yang kita lontarkan?”
Maka Nabi ﷺ menjawab:
ثكلتك أمك يا مُعاذٍ، وهل يكب الناس في النار على وجوههم، أو على مناخرهم، إلا حصائد ألسنتهم
“Celaka engkau wahai Mu‘adz! Tidaklah manusia disungkurkan ke dalam Neraka, di atas wajah-wajah mereka, atau di atas hidung-hidung mereka, melainkan akibat dari hasil panen ucapan lisan mereka sendiri.” (HR. al-Tirmidzi 2616, Ibnu Majah 3973, Ahmad 22068)
Dalam hadis lain, Nabi ﷺ juga mengingatkan:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
“Sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengucapkan satu kalimat yang diridhai Allah, ia tidak menganggapnya besar, namun dengan sebab kalimat itu Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengucapkan satu kalimat yang dimurkai Allah, ia tidak menganggapnya besar, namun dengan sebab kalimat itu ia terjerumus jauh ke dalam Neraka Jahannam.” (HR. al-Bukhari 6478, Muslim 2988)
Maka sungguh benarlah perkataan Umar bin Abdul Aziz رحمه الله:
من عد كلامه من عمله قل كلامه إلا فيما يعنيه
“Barangsiapa menganggap ucapannya sebagai bagian dari amalnya, niscaya ia akan sedikit berbicara kecuali pada hal yang bermanfaat baginya.”
Alangkah indahnya pesan seorang penyair,
احفظ لسانك أيها الإنسانُ **** لا يلدغنك إنه ثعبانُ
“Jagalah lisanmu, wahai manusia. Jangan sampai ia menggigitmu, karena sesungguhnya ia bagaikan seekor ular yang beracun.”
Semoga Allah ﷻ memberi kita taufiq untuk menjaga lisan dari kata-kata yang sia-sia dan menjerumuskan, serta menghiasi dengan ucapan yang mendatangkan keridhaan-Nya.
Ahmad Remanda
Gombak, 14 Rabiul Awwal 1447 H