Jumat, 31 Mei 2019

Panduan mudik sesuai islam

Panduan Mudik sesuai Islam

1. Meninggalkan tempat mukim dengan berpamitan, doakan musafir dengan doa:

أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ

Astaudi'ullaaha diinaka wa amaanataka wa khawaatima 'amalik (Aku titipkan kepada Allah pemeliharaan agamamu, amanatmu, dan akhir penutup amalmu).

Dijawab musafir dengan doa:

أَسْتَوْدِعُكَ الله الَّذِي لا تَضِيعُ وَدَائِعُهُ

Astaudi'ukallahalladzi laa tadhii'u wadaa-i'uhu (Kutitipkan kamu kepada Allah yang tidak akan pernah tersia-siakan apa yang dititipkan kepada-Nya).

2. Keluar rumah dengan doa:

بسم الله ، توكلت على الله ، لا حول ولا قوة إلا بالله

Bismillah, tawakkaltu 'alallaah, laa haula walaa quwwata illaa billaah.
(Dengan nama Allah, aku bertawakkal pada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah)

3. Doa naik kendaraan

بِسْمِ اللهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ {سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ} الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.

Bismillah, alhamdulillah, subhaanalladzii sakhkhara lanaa haadzaa wamaa kunnaa lahuu muqriniin, wa innaa ilaa rabbinaa lamunqalibuun. Alhamdulillah 3x, Allahu Akbar 3x, Subhaanakallahumma innii zhalamtu nafsii faghfirlii fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

4. Shalat dengan menjamak dan qashar untuk zhuhur dan ashar serta maghrib dan isya'.

5. Jika tidak memungkinkan jamak qashar seperti perjalanan malam yang mesti melewati shalat subuh, barulah boleh shalat di atas kendaraan. Jika bisa berdiri, maka harus berdiri, misalnya di lorong kereta yang sepi dan diperkirakan tidak ada orang lewat dalam waktu dekat. Jika di pesawat, biasanya di depan pintu kabin ada space yang cukup untuk shalat berdiri. Jika tidak bisa boleh duduk. Jika memungkinkan, hadapkan ke kiblat dahulu sebelum memulai shalat.

6. Wudhu pakai aqua boleh, sekali-sekali saja tidak perlu sampe 3 kali. Boleh mengusap bagian atas sepatu saja, tidak perlu dilepas. Jilbab juga boleh diusap saja. Dengan syarat, sebelum memakai sepatu/jilbab dalam keadaan sudah berwudhu. Jika aqua mau dipakai untuk sahur/buka dan khawatir tidak ada minuman lagi, boleh tayammum dengan debu di sekitar kursi atau dinding.

7. Manfaatkan waktu perjalanan dengan membaca Quran atau buku-buku bermanfaat.

Selamat mudik, kawan-kawan

Ustadz ragil putradianto

Rabu, 29 Mei 2019

Apa yg disisi Allah itu lebih baik

🍀 APA YANG ADA DI SISI ALLAH ITU LEBIH BAIK 🍀

Oleh : Ustadz Fariq Gasim Anuz

🍀🌺🌹🌻

Halati (adik perempuan ibu –semoga Allah melindungi bibiku dan merahmati ibuku-) bercerita akan mimpinya. Ia sempat berkomunikasi dengan anak lakinya yang telah wafat –semoga Allah merahmatinya- lewat telepon. Halati berkata, "Saya berkata dalam mimpiku, "Umi sangat merindukanmu nak! Bagaimana kabarmu?" Anak saya menjawab, "Umi jangan mengkhawatirkan saya. Saya baik-baik saja. Apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik. Saya menitip surat untuk umi lewat ukhti (kakak perempuannya)". Saya segera menghampiri anak perempuanku dan menanyakan surat dari adiknya. Ia segera membuka surat adiknya dan saya baca, isinya singkat: "Maa 'Indallahi Khairun" ("Apa yang ada di sisi Allah, lebih baik"). Kemudian saya bangun dari tidurku."

Langsung malam itu juga saya merenungkan isi surat tersebut dan saya teringat bahwa isi surat tersebut petikan ayat dalam Al Quran. Saya mulai mencari ayat tersebut dan mempelajari dari beberapa kitab tafsir dan nasehat ulama tentang "Apa yang ada di sisi Allah, lebih baik". Tiga hari kemudian terkumpullah beberapa faidah yang akan saya informasikan kepada pembaca sekalian. Semoga Allah memberikan manfaat untuk kita semua.

Allah berfirman yang artinya,

" Dan apabila mereka melihat perdagangan atau permainan, mereka segera menuju kepadanya dan mereka tinggalkan engkau (Muhammad) sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah, "Apa yang ada di sisi Allah lebih baik dari permainan dan perdagangan," dan Allah Pemberi Rezeki yang terbaik" (Surat Al Jumu'ah 11)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam kitab tafsirnya, " Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya dari Jabir bin Samurah radhiallahu anhu, beliau berkata: "Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam khutbah dua kali, beliau duduk sebentar diantara dua khutbah. Beliau membacakan Al Quran dan mengingatkan manusia". Hanya saja ada yang perlu diketahui bahwa kisah ini ada yang mengatakan ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam masih memulai shalat Jum'at sebelum khutbah sebagaimana diriwayatkan Abu Daud dalam kitabnya "Al Maraasiil", telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Khalid, dari Walid, telah mengkhabarkan kepadaku Abu Muadz Bukair bin Ma'ruf bahwasanya dia mendengar Muqatil bin Hayyan berkata: Dahulu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam masih memulai shalat jum'at sebelum khutbah seperti shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Setelah selesai shalat dan saat khutbah masuklah seseorang dan berkata, "Sesungguhnya Dihyah bin Khalifah (Saat itu masa paceklik dan Dihyah belum masuk Islam) datang membawa barang dagangan". Maka orang-orang berhamburan keluar dan hanya sedikit yang tetap duduk di tempat. "Katakanlah, apa yang ada di sisi Allah" yaitu berupa pahala di akhirat. "Lebih baik dari permainan dan perdagangan, dan Allah Pemberi Rezeki yang terbaik" yaitu bagi yang bertawakal kepada Nya dan mencari rezeki tepat pada waktunya". (Tafsir Ibnu Katsir)

Ada seorang pedagang juice buah di kios dekat pasar di negeri Syam. Ada pemandangan yang tidak masuk akal, kios tersebut ramai dipenuhi pembeli. Jika adzan dzuhur berkumandang, penjual juice itu menutup kiosnya untuk shalat dzuhur. Padahal ada sekitar dua puluh orang pembeli sedang antri ingin membeli. Ia tidak peduli tetap menutup tokonya dan berangkat ke Masjid untuk shalat dzuhur berjamaah. Para pembeli yang sedang antri mereka pun akhirnya pergi ke Masjid untuk shalat dzuhur berjamaah.Sekitar 20 menit kemudian baru buka kembali, para pembeli pun datang kembali melanjutkan antriannya untuk membeli juice dari bapak tersebut. Hanya untuk segelas juice, mereka mau berlama lama menunggu. Secara logika, penjual juice itu ketika menutup tokonya akan berkurang rezekinya. Dia lebih memilih pahala dari sisi Allah dibandingkan keuntungan berupa harta. Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Dan Allah Pemberi rezeki yang terbaik.

Allah berfirman yang artinya,

" Dan apa saja (kekayaan, jabatan, keturunan dan lainnya) yang diberikan kepada kalian, maka itu adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya, sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Tidakkah kalian mengerti?

Maka apakah sama orang yang Kami janjikan kepadanya satu janji yang baik (Surga) lalu dia memperolehnya, dengan orang yang Kami berikan kepadanya kesenangan hidup duniawi, kemudian pada hari kiamat dia termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?" (Surat Al Qashash 60-61)

"Mata'un (perhiasan) adalah kelezatan sekejap. Jika sekarang lidah atau gigi anda sakit maka apakah anda bisa merasakan kelezatan rasa makanan yang pernah anda makan dalam pesta perkawinan atau di rumah makan beberapa waktu lalu? Atau ketika perut anda lapar, lalu anda makan menikmati hidangan sampai anda kenyang. Setelah itu anda diminta untuk makan lagi, apakah anda masih berselera? Meskipun makanan yang dihidangkan untuk kedua kali ini lebih lezat dari yang pertama maka anda sudah tidak bernafsu lagi. Apa yang di sisi Allah itu lebih baik dan lebih kekal. Adapun kelezatan kehidupan dunia itu sedikit dan akan lenyap. Jika anda ditawarkan dengan dua pilihan, diberi hadiah rumah kecil seharga lima puluh juta atau dipinjami rumah besar hanya untuk beberapa jam saja? Tentu anda akan memilih diberi rumah kecil. Kalau anda ditawarkan akan diberi hadiah rumah besar harga miliyaran rupiah atau dipinjami rumah yang sama untuk sehari? Tentu anda akan memilih diberi hadiah rumah besar. Kalau anda ditawarkan dipinjami rumah kecil seharga lima puluh juta rupiah atau diberi hadiah rumah besar harga miliyaran rupiah? Tentu anda akan memilih diberi hadiah rumah besar".

Perbandingan di atas pun masih belum tepat untuk membandingkan antara dunia dan akhirat. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memberikan Perumpamaan dalam sabdanya,

“Demi Allah! Perbandingan dunia dengan akhirat adalah seperti seseorang dari kalian yang memasukkan satu jarinya ke laut, hendaknya dia melihat, dengan membawa apa jari itu kembali.” (HR. Muslim)

Dunia ibaratnya setetes air laut dan akhirat bagaikan semua air laut di dunia ini!

Suatu ketika Sahabat Jabir bin Abdullah radhiallahu anhuma berkisah sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Imam Muslim di dalam shahihnya,“Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam suatu ketika melewati pasar sementara orang-orang ada di sekitar beliau. Beliau melintasi bangkai seekor anak kambing yang cacat telinganya. Beliau memegang telinga bangkai tersebut seraya berkata,

“Siapa di antara kalian yang suka memiliki anak kambing ini dengan membayar seharga satu dirham?” Mereka menjawab, “Kami tidak ingin memilikinya dengan harga semurah apapun. Apa yang dapat kami perbuat dengan bangkai ini?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata,“Apakah kalian suka bangkai anak kambing ini menjadi milik kalian?” Mereka menjawab, “Demi Allah, seandainya pun anak kambing ini masih hidup, tetaplah ada cacat di telinganya. Apatah lagi ia telah menjadi seonggok bangkai,”. Beliau pun bersabda setelahnya, “Demi Allah, sungguh dunia ini lebih rendah dan hina bagi Allah daripada hinanya bangkai ini bagi kalian.” (HR. Muslim)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda pula,

“Seandainya dunia punya nilai di sisi Allah walau hanya menyamai nilai sebelah sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir seteguk airpun.” (HR. Tirmidzi dan beliau berkata: Hadits Hasan Shahih)

Sungguh beruntung seorang yang pikirannya, perhatiannya, cita-citanya memperoleh kebahagiaan akhirat. Sungguh beruntung seorang yang mendapatkan taufik Allah sehingga menjadikan kehidupannya di dunia sebagai ladang untuk kehidupannya di akhirat.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya,

“Siapa yang menjadikan akhirat sebagai pusat perhatiannya, niscaya Allah akan membuatnya kaya di hatinya, segala urusannya menjadi teratur dan dunia datang kepadanya tanpa perlu mengejarnya. Sementara siapa yang menjadikan dunia sebagai pusat perhatiannya, niscaya Allah akan menjadikan kefakiran berada di depan matanya,segala urusannya menjadi kacau dan kepadanya dunia datang sekadar yang telah ditakdirkan baginya” – (Hadits Shahih riwayat Tirmidzi)

"Ya Allah, anugerahilah kami rasa takut kepada-Mu yang menjadi penghalang antara kami dan maksiat kepadaMu, anugerahilah kami ketaatan kepada-Mu yang dapat mengantarkan kami kepada surga-Mu, anugerahilah kami keyakinan yang dapat meringankan berbagai musibah dunia. Ya Allah, berilah kebahagiaan kepada kami, melalui pendengaran kami, penglihatan kami, kekuatan kami, selama Engkau menghidupkan kami. Dan jadikanlah kebahagiaan itu selamanya bersama kami. Jadikanlah balasan kami atas orang-orang yang telah mendzalimi kami dan tolonglah kami melawan orang-orang yang memusuhi kami. Jangan Engkau jadikan musibah kami pada agama kami, jangan Engkau jadikan dunia sebagai tujuan tertinggi kami dan puncak pengetahuan kami dan janganlah Engkau jadikan orang-orang yang tidak menyayangi kami menjadi pemimpin kami.”

Allah berfirman yang artinya,

" Apa pun (kenikmatan) yang diberikan kepada kalian, maka itu adalah kesenangan hidup di dunia. Sedangkan apa (kenikmatan) yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Rabb mereka bertawakal" (Surat Asy Syuuraa 36)

" Janganlah kamu sekali-kali terpedaya oleh kegiatan orang-orang kafir (yang bergerak) di seluruh negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat kembali mereka ialah neraka jahannam. (Jahannam) itu seburuk-buruk tempat tinggal. Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Rabb mereka, mereka akan mendapat surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya sebagai karunia dari Allah. Dan apa yang di sisi Allah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti" (Surat Ali Imran 196-198)

Suhaib Ar Rumi radhiallahu anhu hijrah dari Makkah menuju Madinahuntuk menyusul Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan para Sahabat radhiallahu anhum ajma'in. Orang-orang kafir Quraisy menghalangi dan menahan beliau di tengah jalan. Beliau dari tempat yang tinggi segera mengeluarkan anak panah serta bersiap untuk melepaskannya dari busurnya. Kemudian beliau berkata, "Wahai kaum Quraisy, kalian tahu kalau aku seorang ahli memanah. Sungguh, demi Allah, aku mampu membidik dan membunuh kalian semua dengan anak panahku ini dan aku tebas kalian dengan pedangku jika anak panah itu habis dari tanganku!

Salah seorang dari mereka berkata, ” Dulu anda adalah seorang fakir miskin yang datang kepada kami, kemudian harta anda menjadi berlimpah dan anda menjadi seorang pedagang sukses di tengah-tengah kami. Kami tidak akan membiarkan anda pergi ke Madinah dengan membawa harta kekayaan yang anda dapatkan di Makkah”. Shuhaib bertanya, "Apakah kalian akan membiarkan aku pergi jika aku serahkan hartaku kepada kalian?" Mereka menjawab, "Ya !"

Bagi Suhaib jika alasannya karena harta maka tidaklah masalah. Harta tidak berharga sama sekali di banding dengan hijrah dan mempertahankan keyakinan. Apa yang ada di sisi Allah lebih baik dibandingkan dunia dan seisinya. Beliau setuju untuk menyerahkan harta yang dimilikinya. Lalu Shuhaib memberitahukan tempat hartanya disimpan di Makkah. Merekapun mempercayai ucapan Shuhaib karena beliau dikenal jujur dan membiarkannya melanjutkan perjalanannya ke Madinah.

Setibanya Shuhaib di Madinah menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, beliau memuji keputusan dan sikap Shuhaib dan mengatakan, “ Perdagangan yang menguntungkan wahai Abu Yahya! Sungguh perdagangan yang menguntungkan!" Beliau mengulangnya tiga kali. Wajah Shuhaib merona kemerahan gembira dengan pujian Rasul dan mengatakan, "Demi Allah, aku tidak menceritakan hal ini ke seorangpun. Tentu malaikat Jibril yang telah memberitahumu". Lalu turunlah firman Allah yang artinya,

“ Dan di antara manusia ada orang yang menjual dirinya untuk mencari keridhaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya” (Surat Al Baqarah 207)

Halati berkata, "Mungkin hikmah dari mimpi saya sebagai pesan kepada saya agar saya banyak beramal untuk akhirat saya". Ya halati, Insya Allah mimpi halati juga sebagai pesan untuk saya sebagai keponakannya dan termasuk sebagai pesan untuk pembaca sekalian agar kita selalu ingat bahwa akhirat itu lebih baik dari dunia, apa yang ada di sisi Allah, lebih baik. Semoga Allah memberikan pertolongan dan taufik Nya kepada kita semua agar dapat mempraktekkan pesan ini dalam amaliah nyata di kehidupan kita sehari-hari. Karena tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Hanya kepada Mu kami beribadah dan hanya kepada Mu kami memohon pertolongan. Fastabiqul khairat...

🌹🌻🌺🍀

(Dari Buku "Mengasah Hati"
Oleh: Ustadz Fariq Gasim Anuz
Penerbit: Ajib Publishing, Jakarta)

Saudaramu yg tergelincir

💌 Saudaramu yang tergelincir

Dahulu ada seorang laki-laki dari negeri Syam yang datang kepada Umar bin Khattab Radhiyallahu 'anhu, Kemudian Umar merasa kehilangan orang tersebut. maka Umar menanyakan keadaanya,  orang2pun berkata: " dia telah berubah "...

Maka Umar menulis surat dan menasehatinya, sesampainya surat Umar kepadanya maka orang ini menangis dan bertaubat dengan melakukan taubat yang baik...

Lalu Umar berkata : Beginilah hendaknya yang kalian perbuat, jika kalian melihat saudara kalian tergelincir maka luruskan ia, doakan agar Allah menerima taubatnya, dan jangan menjadi penolong syaitan atasnya.

Al-Hilyah 4/97

📝 Oleh Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc, MHI  حفظه الله تعالى

Selasa, 28 Mei 2019

Rusaknya hati

{ Rusaknya Hati}

Muhammad bin Ya’qub rahimahullah berkata: Suatu saat aku mendengar al-Junaid ditanya mengenai hati; faktor apa yang merusak hati seorang pemuda? Maka beliau menjawab, “Rasa tamak/hawa nafsu dan ambisi.” Lalu beliau ditanya, “Lantas apa yang bisa memperbaiki keadaannya?”. Beliau menjawab, “Sikap wara’/menjaga diri dari yang diharamkan.”

(al-Muntakhab min Kitab az-Zuhd wa ar-Raqaa’iq, hal. 72)

Oleh: Mutiara Risalah Islam

Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ust Dr. Musyaffa' ad Dariny Lc, M.A. ?

Anda akan mendapatkan Nasehat, Artikel,Tanya Jawab Terbaik Setiap Hari di Group WA Mutiara Risalah Islam MRI

Daftar ke Wa : 089628222285 atau klik  http://gabung.kliksini.me/wa/groupMRI

Ambilah pelajaran dari perjalanan hidup ini

[ Ambillah Pelajaran Dari Perjalanan Hidup Ini…]

Saat umurku 4 th: “Ayahku adalah orang yang paling hebat“.

Saat umurku 6 th: “Ayahku tahu semua orang“.

Saat umurku 10 th: “Ayahku istimewa, tapi cepet marah“.

Saat umurku 12 th: “Ayahku dulu penyayang, ketika aku masih kecil“.

Saat umurku 14 th: “Ayahku mulai lebih sensitif“.

Saat umurku 16 th: “Ayahku tidak mungkin mengikuti zaman ini“.

Saat umurku 18 th: “Ayahku seiring berjalannya waktu akan menjadi lebih susah“.

Saat umurku 20 th: “Sulit sekali aku memaafkan ayahku, aku heran bagaimana ibuku bisa tahan hidup dengannya“.

Saat umurku 25 th: “Ayahku menentang semua yang ingin ku lakukan“.

Saat umurku 30 th: “Susah sekali aku setuju dengan ayah, mungkin saja kakekku dulu capek ketika ayahku muda“.

Saat umurku 40 th: “Ayahku telah mendidikku dalam kehidupan ini dengan banyak aturan, dan aku harus melakukan hal yang sama“.

Saat umurku 45 th: “Aku bingung, bagaimana ayahku dulu mampu mendidik kami semua ?“.

Saat umurku 50 th: “Memang susah mengatur anak-anak, bagaimana capeknya ayahku dulu dalam mendidik kita dan menjaga kita ?“.

Saat umurku 55 th: “Ayahku dulu punya pandangan yang jauh, dan telah merencanakan banyak hal untuk kita, ayah memang orang yang istimewa dan penyayang“.

Saat umurku 60 th: “Ayahku adalah orang yang paling hebat“.

Lingkaran perjalanan ini menghabiskan waktu 56 tahun untuk kembali ke titik semula di umur 4 th, saat ku katakan “Ayahku adalah orang yang paling hebat“.

====================

Maka hendaklah kita berbakti kepada orang tua kita sebelum kesempatan itu hilang, dan hendaklah kita berdo’a kepada Allah agar menjadikan anak-anak kita lebih baik dalam bermu’amalah dengan kita melebihi mu’amalah kita dengan orang tua kita.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya):

“Tuhanmu telah memerintahkan agar kalian jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kalian berbuat baik pada ibu bapak dengan sebaik-baiknya.”
Jika salah seorang dari keduanya atau kedua-duanya telah sampai usia lanjut di sisimu, maka janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah“, dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang, dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil“. [Al-Isro’: 23-24].

Ini adalah risalah dari seseorang yang telah menjalani semua perjalanan hidup di atas, maka aku senang meringkasnya untuk diambil ibrah dan pelajaran.

Ya Allah ampunilah kami dan orang tua kami serta siapapun yang berjasa kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami semua Surga Firdaus-Mu.

Ustadz  DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى

(bbg-alilmu)

Jadilah alim ulama Muta'alim mustami' atau muhibb jangan jadi yg kelima

💌 Abu Ad Darda radhiallahu’anhu mengatakan:
.
“jadilah alim (ulama), atau muta’alim (orang yang belajar ilmu), mustami‘ (pendengar ilmu) atau muhibb (pecinta ilmu), namun jangan jadi yang kelima”
.
Humaidi bertanya, “aku bertanya kepada Al Hasan (Al Bashri), siapa itu yang kelima?”
.
Al Hasan (Al Bashri) berkata, “ahlul bid’ah”
.
— dari kitab Al Ibanah karya Ibnu Bathah, bab Al Iman, 1/342

Faidah:

Andai kita tidak mampu menjadi ulama, tidak sanggup menjadi pelajar agama yang serius, setidaknya kita mendengarkan pelajaran-pelajaran agama atau setidaknya kita tidak membenci ilmu agama dan orang yang menerapkan ilmu agama.

📝 Oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom حفظه الله تعالى

Orang yg cuman nongkrong di masjid

Orang yg I'tikaf tapi sibuk ngobrol, makan / ngemil, tidur dan sibuk berselancar di internet, amalannya berdiam diri di masjid itu tidak disebut I'tikaf, tapi sekedar nongkrong di masjid. Seharusnya masjid suci dari perbuatan² sprti ini...
Demikian pula orang-orang yang menjadikan I'tikaf nya sebagai tempat utk reuni, untuk canda, I'tikaf yang seperti ini BEDA dengan I'tikafnya Nabi..

-Syekh Sholih Al 'Ushoimi -hafidzohullah-
(Pengajar di Masjidil Harom dan Masjid Nabawi, anggota ulama senior Kerajaan Saudi Arabia)
Ahmad anshori
https://www.facebook.com/100001495492025/posts/2352546988138461/

Guru terbaik

{ Guru Terbaik }

Yusuf bin al-Husain menceritakan: Aku bertanya kepada Dzun Nun tatkala perpisahanku dengannya, “Kepada siapakah aku duduk/berteman dan belajar?”. Beliau menjawab, “Hendaknya kamu duduk bersama orang yang dengan melihatnya akan mengingatkan dirimu kepada Allah. Kamu memiliki rasa segan kepadanya di dalam hatimu. Orang yang pembicaraannya bisa menambah ilmumu. Orang yang tingkah lakunya membuatmu semakin zuhud kepada dunia. Bahkan, kamu pun tidak mau bermaksiat kepada Allah selama kamu sedang berada di sisinya. Dia memberikan nasehat kepadamu dengan perbuatannya, dan tidak menasehatimu dengan ucapannya semata.”

(al-Muntakhab min Kitab az-Zuhd wa ar-Raqaa’iq, hal. 71-72)

Oleh: Mutiara Risalah Islam

Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ust Dr. Musyaffa' ad Dariny Lc, M.A. ?

Anda akan mendapatkan Nasehat, Artikel,Tanya Jawab Terbaik Setiap Hari di Group WA Mutiara Risalah Islam MRI

Daftar ke Wa : 089628222285 atau klik  http://gabung.kliksini.me/wa/groupMRI

Senin, 27 Mei 2019

Hadist Sabar dalam muamalah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


المؤمن الذي يخالط الناس و يصبر على أذاهم خير من الذي لا يخالط الناس و لا يصبر على أذاهم

“Seorang mukmin yang bergaul dengan manusia dan ia sabar dengan gangguan mereka, itu lebih baik daripada yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar dengan gangguan mereka.”


Al kitab dan susu yg menghancurkan

AL KITAB DAN SUSU YANG MENGHANCURKAN ?

Dari 'Uqbah bin 'Amer -radhiyallahu anhu-ia berkata , Aku mendengar  Rasulullah -Shalallahu alaihi wasallam- beliau bersabda :

هلاكُ أمَّتي في الكتابِ واللَّبنِ فقيلَ: يا رسولَ اللَّهِ ما الْكتابُ واللَّبنُ قالَ يتعلَّمونَ القرآنَ ويتأوَّلونَهُ على غيرِ ما أُنزلَ اللَّهُ ويحبُّونَ اللَّبنَ ويترُكونَ الجماعاتِ والجمَعَ ويبدونَ

"Kehancuran umatku di karenakan Al Kitab dan susu. " mereka bertanya, "Wahai Rasulullaah ada apa dengan Al Kitab dan susu?" beliau menjawab, "Mereka mempelajari Al Qur'an lalu menta`wil-nya dengan sesuatu yang tidak di turunkan oleh Allaah 'azza wa jalla. Dan mereka memerah susu, lalu mereka meninggalkan shalat jama'ah dan jum'at, karena pergi ke desa(untuk memerah susu).”

(Musnad Ahmad 4/155 No. 17451, Musnad Abu Ya’la 3/285 No. 1746).

Simaklah penjelasannya dari Syaikhuna Abdurrazaaq bin Abdul Muhsin al Badr -hafidzahullah-

Api neraka diharamkan untuk mereka

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ألا أخبركم بمن يحرم على النار أو بمن تحرم عليه النار؟ على كل قريب هين سهل

“Maukah aku kabarkan kepada kalian, atas siapa api neraka itu haram? Yaitu atas semua orang yang dekat, tidak sombong, mudah bergaul (dengan manusia).”

Minggu, 26 Mei 2019

Mahar bidadari adalah tahajud yg panjang

*MAHAR BIDADARI ADALAH TAHAJJUD YANG PANJANG!*
Motivasi Qiyamullail di sepuluh malam terakhir Ramadan!
>>> Baca Caption:
ويروى عن ثابت أنه قال : كان أبي من القوامين لله في سواد الليل قال : رأيت ذات ليلة في منامي امرأة لا تشبه النساء فقلت لها : من أنت ؟ فقالت حوراء أمة الله فقلت لها : زوجيني نفسك . فقالت : اخطبني من عند ربي وأمهرني . فقلت : وما مهرك ؟ فقالت : طول التهجد . كتاب التذكرة في أحوال الموتى وأمور الآخرة للقرطبي
Diriwayatkan dari seorang Tabii bernama Tsabit bin Aslam Al Bunnani (W: 127H) bercerita: “Adalah bapakku termasuk orang yang ahli shalat di kegelapan malam, beliau berkata: “Pada suatu malam aku melihat di dalam mimpiku seorang wanita yang tidak seperti wanita-wanita lainnya (saking cantiknya-pen), lalu aku berkata: “Siapakah engkau wahai wanita?”, ia (bidadari) menjawab: “Bidadari, budak perempuan Allah”, aku berkata kepadanya: “Menikahlah denganku”, ia (bidadari) menjawab: “Lamarlah aku di sisi Rabbku, dan berikanlah maharku”, aku bertanya: “Apa maharmu wahai bidadari?”, ia (bidadari) menjawab: *”TAHAJJUD YANG PANJANG”*. Lihat Kitab At Tadzkirah Fi Ahwalil Mawta Wa Umuril Akhirah, karya Al Qurthuby

مُهُوْرُ الْحُوْرِ طِوَالُ التَّهَجُّدِ وَهُوَ حَاصِلٌ فِي رَمَضَانَ أَكْثَرُ مِنْ غَيْرِهِ. لطائف المعارف لابن رجب
Artinya: *MAHAR BIDADARI ADALAH TAHAJJUD YANG PANJANG, DAN HAL ITU DAPAT TERJADI DI DALAM RAMADAN LEBIH BANYAK DARI SELAINNYA*. Lihat kitab Lathaiful Maarif karya Ibnu Rajab rahimahullah.

#lailatulqadar
#lebihbaikdariseribubulan
Sabtu, 20 Ramadan 1440H
@ahmadzainuddinalbanjary

Sabtu, 25 Mei 2019

Tafsir lailatul qodr oleh ustad ahmad zainudin

Tafsiran Lailatul Qadar:

Dari Tafsir Ibnu Katsir rahimahullah:
1. Beribadah pada lailatul qadar lebih baik dari pada amalan seorang dari Bani Israil yang berjihad di jalan Allah selama seribu bulan
2. Beribadah pada lailatul qadar lebih baik daripada amalan seorang di siang hari berjihad dan di malam hari qiyamullail dan ia lakukan itu selama seribu bulan
3. Beribadah pada lailatul qadar lebih baik daripada ibadahnya empat orang nabi dari Bani Israil (Ayyub, Zakariyya, Hizliq dan Yusya’ alaihimussalam) selama delapan puluh tahun, tidak pernah bermaksiat kepada Allah Taala walau sekejap matapun!

Dari Tafsir Al Qurthuby rahimahullah:
4. Beribadah pada lailatul qadar lebih baik daripada beribadah seorang selama sepanjang masa sampai akhir zaman yang tidak ada lailatul qadar di dalamnya.
5. Beribadah pda lailatul qadar lebih baik daripada memiliki dua kerajaan; Nabi dan Raja Sulaiman dan Raja Dzulqarnain alaihimassalam.

Sabtu, 20 Ramadan 1440H
@ahmadzainuddinalbanjary

Rabu, 22 Mei 2019

Perkataan yg layak ditulis dengan tinta emas

كلام يكتب بماء الذهب :

*PERKATAAN YANG LAYAK DITULIS DENGAN TINTA EMAS*

قال الشيخ الألباني - رحمه الله - :

Syaikh Al Albani -rahimahullah- berkata :

إن الإصلاح اليوم لا يبدأ بالثورة ، وبالخروج على الحاكم الكافر فضلا بالخروج على الحاكم الفاسق ، وإنما الإصلاح يبدأ كما نقول نحن دائما وأبدا ، من عشرات السنين " بالتصفية والتربية " ، فإن كان الرجل معنا في هذا المنهج فيذكر بهذا ويكفي ، وإن كان ليس معنا فينبغي أن يعلم ، وأن نفهم منه كيف يريد وبمن يريد أن يخرج .

“Sesungguhnya pada saat ini perbaikan (Umat) itu tidak bisa dimulai dengan cara revolusi, atau memberontak kepada pemimpin yang kafir, apalagi pemimpin yang fasiq.

Akan tetapi perbaikan itu dimulai dengan *_attashfiyah_ (membersihkan penyimpangan dan kesesatan dalam  beragama) dan _tarbiyah_ (mendidik Umat untuk mengamalkan Islam yang murni)* sebagaimana yang sering kali dan terus menerus saya katakan sejak puluhan tahun.

Maka seseorang yang berada di atas manhaj (cara beragama) ini bersama kami, jika diingatkan dengan masalah ini dia akan merasa cukup (dan menerima).

Sedangkan orang-orang yang tidak bersama kami diatas manhaj ini maka sepantasnya untuk diberitahu, dan juga perlu kita fahami apa yang dia inginkan dan dengan siapa dia ingin berontak?

أكثر المسلمين جهلة ، وأكثر المسلمين الذين يعلمون بعض الأحكام الشرعية هم يخالفونها ، فنساؤهم كاسيات عاريات ، معاملاتهم مخالفة لأحكام الشريعة في كثير من نواحيها إلخ ، ونحن جميعا نعتقد بأن نصر الله لعباده المؤمنين مشروط بكلمة واحدة " إن تنصروا الله " ونصر الله إنما يكون :

أولا : بالعلم .
ثانيا : بالعمل .

Kebanyakan kaum muslimin itu tidak tahu apa-apa, dan kebanyakan mereka yang tahu sedikit tentang hukum-hukum syariat justru menyelisihi hukum-hukum syariat tersebut; Wanita-wanita mereka berpakaian transparan, muamalah mereka menyelisihi hukum syariat dalam berbagai macam sisi dan lain sebagainya....

Kita semua meyakini bahwa pertolongan Allah untuk hamba-hamba-Nya yang beriman itu *diberi syarat dengan satu kalimat saja:*

إن تنصروا الله
_"Jika kalian menolong Allah.”_

Dan menolong Allah hanya bisa dilakukan dengan dua hal :
Pertama : dengan *ilmu.*
Kedua : dengan *mengamalkannya.*

والعلم اليوم كما تعلمون جميعا فيه إنحراف كبير جدا عن العلم الذي كان عليه السلف الصالح ، ولذلك ففي الحديث الذي تعرفونه الذي مطلعه " إذا تبايعتم بالعينة و أخذتم أذناب البقر ... " إلى " سلط الله عليكم ذلا لا ينزعه عنكم حتى ترجعوا إلى دينكم " ، الدين اليوم له مفاهيم عديدة جدا وليس فقط في الفروع ، بل وكما يقولون وفي الأصول ، ليس فقط في الأحكام ، بل وفي العقائد .

Ilmu pada saat ini sebagaimana yang kalian semua ketahui, didalamnya banyak sekali penyimpangan dari ajaran yang dianut para salafush shalih.

Oleh karena itu, dalam hadits yang kalian ketahui yang awalnya:
_"Apabila kalian jual beli dengan i'nah dan kalian mengambil ekor sapi_
Sampai perkataan:
_”Allah akan menimpakan kepada kalian kehinaan dan tidak Allah cabut sampai *kalian kembali ke agama kalian"*_

*Ada perintah untuk kembali kepada agama,* sedangkan agama pada saat ini memiliki beragam pemahaman, tidak hanya dalam masalah furu', bahkan dalam masalah usul juga sebagaimana mereka katakan, tidak hanya masalah hukum-hukum, bahkan dalam masalah aqidah juga.

فأنتم تعرفون اليوم أكثر المسلمين إما أشاعرة أو ماتريدية ، أبهؤلاء ينتصر الإسلام ؟!

Kalian tahu saat ini kebanyakan kaum muslimin asy'ariyah atau maturidiyah, *apakah dengan mereka Islam itu akan tertolong ?!*

إذن لا بد من التصفية والتربية  ف(سلط الله عليكم ذلا لا ينزعه عنكم حتى ترجعوا إلى دينكم) أي بالمفهوم الصحيح .

Jika demikian, penting sekali untuk melakukan _tashfiyah dan tarbiyyah,_ maka -sabda nabi shallahu alaihi wasallam -:

_"Allah akan menimpahkan kehinaan kepada kalian yang tidak Allah cabut *sampai kalian kembali kepada agama kalian"*_
Yaitu dengan *pemahaman yang benar.*

فإذن يجب أن نبدأ بتفهيم الناس هذا الإسلام بالمفهوم الصحيح وتربيتهم على ذلك ، " ويومئذ يفرح المؤمنون بنصر الله " .

Jadi wajib bagi kita untuk memulai memahamkan manusia tentang Islam dengan pemahaman yang benar dan mentarbiyah (mendidik) mereka di atas pemahaman yang benar itu, dan *pada saat itulah orang-orang akan bahagia dengan pertolongan Allah.*

أما غيرها من سبيل ما يمكن أبدا أن يعود إلى المسلمين عزهم ومجدهم " .

Adapun cara selain tashfiyah dan tarbiyah maka selamanya tidak mungkin bisa mengembalikan kemuliaan Kaum Muslimin.”

انتهى كلامه رحمه الله .
Selesai perkataan beliau, semoga Allah merahmatinya.

📚.سلسلة الهدى والنور : شريط رقم : 799
Silsilatul Huda wan Nur : rekaman ke 799.

منقول من مجموعة ملتقى الدعاة إلى الله تعالى
Dinukil dari grub Multaqo Duat Ila Allah.

Selasa, 21 Mei 2019

Bertaubatlah kalian maka akan aku jadikan raja ini mengasihi kalian

وعن مالك بن دينار : أنه جاء في بعض كتب الله : أنا الله مالك الملك ، قلوب الملوك بيدي ، فمن أطاعني جعلتهم عليه رحمة  ومن عصاني جعلتهم عليه نقمة ، فلا تشغلوا أنفسكم بسب الملوك ، لكن توبوا أعطفهم عليكم .

"Dari Malik bin Dinar bahwasanya ada terdapat ungkapan di dalam sebagian kitab-kitab Allah : Aku adalah Allah, Aku adalah Raja-nya para raja, hati-hati nya para raja ada di bawah tangan-Ku.

Barangsiapa mentaati Aku, maka Aku akan menjadikan para raja ini sebagai rahmat baginya. Dan barangsiapa memaksiati Aku, maka Aku akan menjadikan para raja ini sebagai azab baginya.

Janganlah kalian menyibukkan diri mencaci para raja, akan tetapi bertaubatlah kalian ! maka Aku akan menjadikan para raja ini mengasihi kalian."

(Syarah Aqidah Thahawiyyah Libni Abil Izz : 543-544).

Senin, 20 Mei 2019

Perkataan abu al aliyah tidurnya orang berpuasa

Abu al-Aliyah -rahimahullah- telah berkata:

الصَّائِمُ فِي عِبَادَةٍ مَا لَمْ يَغْتَبْ وَإِنْ كَانَ نَائِمًا عَلَى فِرَاشِهِ

"Orang yang berpuasa senantiasa dalam kondisi ibadah meskipun sedang tidur di atas kasurnya, selama ia tidak melakukan ghibah."

--- "Az-Zuhd, Hannad bin as-Sariy, 2/572

Ta'liq:

1. Atsar di atas tidak bermaksud mengkhususkan tidur saat puasa adalah ibadah tersendiri.

2. Puasa secara dzat adalah suatu ibadah. Sebagaimana semua ibadah, ada syarat sahnya, dan ada pembatalnya.

3. Seluruh ulama mengenal ghibah sebagai perusak puasa. Namun, sebagian dari mereka mengkategorikan ghibah bukan sekadar merusak pahala puasa, melainkan membatalkan sahnya puasa secara fiqh, sehingga pelakunya diwajibkan mengqadha. Pandangan ini sebagaimana masyhur dihikayatkan oleh al-Auza'iy. Namun jumhur tidak menjadikannya sebagai pembatal puasa secara fiqh, dan ini yang lebih tepat insya Allah.

4. Kendatipun begitu, dosa melakukan ghibah saat puasa boleh jadi lebih buruk daripada di hari biasa.

Maka, semoga Allah berikan hidayah dan taufiq pada kaum Muslimin, terkhusus saudara-saudariku Muslimin di Indonesia.

Ustadz hasan Al jaizy

Sifat wali Allah

Berkata Yahya bin Mu'adz :

"Ada tiga sifat yang merupakan sifat para Wali Allah :

Pertama : Percaya kepada Allah pada segala sesuatu.

Kedua : Merasa berkecukupan dengan Allah dari segala sesuatu.

Ketiga : Senantiasa kembali kepada Allah dari segala sesuatu."

(Syu'ab al-Iman 2/1082)

Dan diriwayatkan juga dari Qatadah, bahwa Khaliid bin Abdillah al-Ashri menceritakan kepadanya, dia berkata :

"Engkau akan mendapat setiap mukmin sebagai pribadi yang merendahkan dirinya dihadapan Rabbnya dan pribadi yang mulia pada dirinya.
Engkau akan selalu mendapatinya sebagai seorang yg berkecukupan dihadapan kaum manusia dan sebagai seorang yang fakir dihadapan Rabb-nya."

Qatadah mengomentari dan berkata : "Inilah akhlak orang-orang yang beriman."

(Kitab az-Zuhd 291 karya Imam Ahmad.)

Kamis, 16 Mei 2019

Kematian hadiah berharga bagi orang yg beriman

BIASANYA ORANG MUSLIM YANG KEIMANANNYA BENAR TIDAK PERNAH TAKUT MATI, ITULAH MAKSUD HADITS NABI,
تحفة المؤمنين الموت
“Kematian adalah hadiah yang sangat berharga bagi orang yang beriman.” (HR. Ibnu Abu Dun-ya dan ath-Thabrani)

Ustadz zainal abidin lc MM

Rabu, 15 Mei 2019

Nasehat untuk penuntut ilmu

Jika seorang penuntut ilmu mengetahui kadar kemulian ilmu,maka ia tidak akan istirahat 

Syaikh Prof Dr salih as sindi

Judi kontemporer

Hanya Rp. 15.000,- dapat mobil atau motor, muraaaaaah habis.

Dengan membayar segitu anda berkesempatan mendapat motor atau mobil. Undian tiap hari, kl tdkmenang dana bisa ditarik, namun bila tidak ditarik maka akan terus ikut dalam undian.

Praktek seperti ini afalah judi dan tentu haram.

Kedok jual beli, namun faktanya bisa dapat bisa tidak...... walaupun katanya bisa ditarik lagi.

Namun faktanya, akan banyak peserta yang tergiur menang undian yang akan membiarkan dananya selama berbulan bulan atau bahkan bertahun tahun, mimpinya suatu saat kelak bisa menang undian, toh hanya Rp 15.000,-

Praktek ini adalah perjudian nyata, dan bukan jual beli, karena salah satu syarat jual beli adalah adanya kepastian barang dan harga.

Jadi judi ya tetap judi, dan tentunya HARAM
Ustadz Dr arifin badri Ma
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2042272042520625&id=405218379559341

Senin, 13 Mei 2019

Ilmu adalah agama perhatikanlah dari manakah kalian mengambil ilmu

Para ulama Salaf dari dahulu -rahumahumullaah- mewanti-wanti agar kita berhati-hati dalam mengambil ilmu agama dari seseorang, diantaranya sebagaimana yang dikatakan Imam Ibnu Siiriin:

إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم (مقدمة صحيح مسلم)

"Sesungguhnya ilmu ini adalah agama; maka perhatikanlah dari manakah kalian mengambil ilmu agama kalian!"

Dan demikian pula Imam Ibnu 'Aun berpesan:

لا يؤخذ هذا العلم إلا ممن شهد له بالطلب (الكفاية ص: 161)

"Ilmu ini tidak boleh diambil kecuali dari orang yang telah dipersaksikan bahwa ia benar-benar telah Thalab Ilmu (menuntut ilmu)."

Imam Al Auza'i pun menegaskan:

اعلموا أن هذا العلم دين، فانظروا ما تصنعون، وعن من تأخذون، وبمن تقتدون، ومن على دينكم تأمنون، (تاريخ دمشق 361/6)

"Ketahuilah sesungguhnya ilmu ini adalah agama; maka perhatikanlah apa yang kalian perbuat dengannya, dari siapa kalian mengambilnya, kepada siapa kalian mengikuti, dan siapakah orang yang kalian percayai dalam perkara agama kalian!"

====================

cuplikan vidio diambil dari channel youtube resmi PUSTAKA AT-TAQWA

https://www.youtube.com/watch?v=5hhXspMohv0

Sofyan at tsauri : Pelaku bid'ah sulit taubat

Sungguh indah ucapan seorang tabiin..
قال وسمعت يحيى بن يمان يقول سمعت سفيان يقول : البدعة أحب إلى إبليس من المعصية المعصية يتاب منها والبدعة لا يتاب منها
Ali bin Ja’d mengatakan bahwa dia mendengar Yahya bin Yaman berkata bahwa dia mendengar Sufyan (ats Tsauri) berkata, “Bid’ah itu lebih disukai Iblis dibandingkan dengan maksiat biasa. Karena pelaku maksiat itu lebih mudah bertaubat. Sedangkan pelaku bid’ah itu sulit bertaubat” (Diriwayatkan oleh Ibnu Ja’d dalam Musnadnya no 1809 dan Ibnul Jauzi dalam Talbis Iblis hal 22).

Rezeki ada beberapa macam

REZEKI

✏Oleh:


 Al-Ustadz Zainal Abidin bin Syamsuddin Lc,  حفظه الله تعالى

Yang kerja keras belum tentu mendapat banyak.


Yang kerja sedikit belum tentu mendapat sedikit.

Karena sesungguhnya sifat Rezeki adalah mengejar, bukan dikejar.


Rezeki akan mendatangi,


bahkan akan mengejar,


hanya kepada orang yang pantas didatangi….

Maka, pantaskan dan patutkan diri untuk pantas di datangi, atau bahkan dikejar rezeki.


Inilah hakikat ikhtiar…

Setiap dari kita telah ditetapkan rezekinya sendiri-sendiri.

Karena ikhtiar adalah kuasa manusia, namun rezeki adalah kuasa Allah Azza Wajalla.


Dan manusia tidak akan dimatikan, hingga ketetapan rezekinya telah ia terima, seluruhnya.

Ada yang diluaskan rezekinya dalam bentuk harta,


Ada yang diluaskan dalam bentuk kesehatan,


Ada yang diluaskan dalam bentuk ketenangan, keamanan,


Ada yang diluaskan dalam kemudahan menerima ilmu,


Ada yang diluaskan dalam bentuk keluarga dan anak keturunan yang shalih,


Ada yang dimudahkan dalam amalan dan ibadahnya…


Dan yang paling indah, adalah diteguhkan dalam hidayah Islam…

Hakikat Rezeki bukanlah hanya harta, rezeki adalah seluruh rahmat Allah Ta’ala…

Adapun 8 JENIS REZEKI DARI ALLAH TA’ALA:

1. Rezeki Yang Telah Dijamin.

‎وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

“Tidak ada satu makhluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin ALLAH rezekinya.”


(Surah Hud : 6).

2.  Rezeki Karena Usaha.

‎وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَى

“Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya.”


(Surah An-Najm : 39).

3. Rezeki Karena Bersyukur.

‎لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.”


(Surah Ibrahim : 7).

4. Rezeki Tak Terduga.

‎وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا( ) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberi nya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.”


(Surah At-Thalaq : 2-3).

5. Rezeki Karena Istighfar.

‎فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ( ) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا

“Beristighfarlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta.”


(Surah Nuh : 10-11).

6. Rezeki Karena Menikah. 

‎وَأَنكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ

“Dan nikahkanlah orang-orang yg masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak dari hamba sahayamu baik laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah akan memberikan ke- cukupan kepada mereka dengan kurnia-Nya.”


(Surah An-Nur : 32).

7. Rezeki Karena Anak.

‎وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu kerana takut miskin. Kamilah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu.”


(Al-Israa’ : 31).

8. Rezeki Karena Sedekah 

‎مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً

“Siapakah yang mahu memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (infak & sedekah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan yang banyak.”


(Qur'an Surah Al-Baqarah : 245).


Minggu, 12 Mei 2019

Memberontak pada penguasa dalam rangka amar ma'ruf?

Memberontak Pada Penguasa Dalam Rangka Amar Ma'ruf?

Sebagian saudara kita berdalil atas tindakan pemberontakan kepada penguasa dengan hadis-hadis yang berkaitan dengan perintah amar ma’ruf nahi munkar. Diantara dalil yang mereka jadikan pegangan adalah hadis berikut,

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ

“Siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka dengan lisannya. Apabila tidak mampu juga maka dengan hatinya dan itulah selemah-lemahnya iman”(HR Muslim).

Benarkah hadis ini bisa dijadikan dalil memberontak penguasa yang zalim? Simak pemaparannya berikut :

Bila kita perhatikan hadis ini dan hadis tentang amar ma’ruf nahi munkar lainnya yang dijadikan dalil atas tindakan memberontak, maka kita dapati bahwa dalil yang menjadi pegangan adalah dalil-dalil yang sifatnya umum. Sementara hadis terkait larangan memberontak (khuruj) terhadap penguasa dzolim bersifat khusus. Kaidah ushul fikihnya, dalil khusus lebih didahulukan daripada dalil umum.

Seperti diterangkan oleh Imam Syaukani –rahimahullah– dalam Nailul Author,

وقد استدل القائلون بوجوب الخروج على الظلمة ومنابذتهم بالسيف ومكافحتهم بالقتال بعمومات بالكتاب والسنة في وجوب الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر .ولا شك ولا ريب أن الأحاديث التي ذكرها المصنف في هذا الباب وذكرناها أخص من تلك العمومات مطلقا ، وهي متواترة المعنى كما يعرف ذلك من له أنسة بعلم السنة

“Orang-orang yang mengatakan wajib memberontak, memerangi dengan pedang dan melakukan perlawanan terhadap pemerintah yang dzolim, mereka berdalil dengan keumuman dalil Al Quran dan Hadis yang berkaitan dengan amar ma’ruf nahi munkar. Tidak diragukan lagi bahwa hadis-hadis yang disebutkan oleh penulis di bab ini (pent. Hadis-hadis tentang kewajiban taat pada penguasa dzolim) lebih khusus daripada dalil umum tersebut (pent. Hadis tentang perintah amar ma’ruf nahi munkar). Dan makna hadis-hadis tersebut mutawatir, sebagaimana diketahui oleh mereka yang memiliki bagian dalam ilmu hadis” (Nailul Author, 7/208).

Ini menunjukkan bahwa cara amar ma’ruf nahi munkar kepada penguasa, berbeda dengan umumnya masyarakat. Tidak boleh dilakukan dengan tangan yang kemudian diaplikasikan menjadi revolusi atau memberontak pemerintah dzalim. Kemudian juga menasehati penguasa dilakukan di hadapan mereka (bisa melalui orang-orang terdekat beliau atau yang memiliki link ke presiden). Bukan dengan membicarakan aibnya di belakang atau di depan khalayak. Dan mengingkari kemungkaran mereka dengan cara yang santun, untuk menjaga wibawa mereka. Karena apabila wibawa seorang pemimpin jatuh, makan akan jatuh pula wibawa suatu bangsa, dan dapat memicu terjadinya pemberontakan kepada pemerintah muslim yang hukumnya haram dalam Islam. Dalam kaidah fikih disebutkan bahwa hukum wasilah mengikuti hukum tujuan. Oleh karenanya, salah seorang ulama berkata,

اثنان إذا سقط هيبتهما سقط الخير كله، العلماء و السلطان

“Ada dua jenis manusia yang apabila wibawa mereka jatuh maka akan jatuh seluruh kebaikan, mereka adalah ulama dan penguasa”.

Dalil yang membenarkan pernyataan bahwa cara menasehati penguasa tidak sama dengan umumnya masyarakat adalah, hadis Abu Ruqoyyah Tamim Ad-Dāri radhiyallahu’anhu,

الدِّينُ النَّصيحةُ، الدِّينُ النَّصيحةُ، الدِّينُ النَّصيحةُ»، قُلنا: لمَن يا رسول الله؟ قال: للهِ ولكتابِهِ ولرسولِهِ، ولأئمَّةِ المسلمينَ وعامَّتِهم

“Agama itu adalah nasihat. Agama itu adalah nasihat. Agama itu adalah nasihat.” Kata Tamim, “Kami bertanya, ‘Nasihat untuk siapa wahai Rasulullah’? Beliau ﷺ menjawab, ‘Untuk Allah, untuk kitab-Nya, untuk Rasul-Nya, untuk para pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin secara umum’” (HR. Muslim).

Syaikh Muhammad bin Sholih al ‘Utsaimin menerangkan, “Rasulullah ﷺ membedakan antara penguasa dengan umumnya kaum muslimin, beliau bersabda ,”untuk para pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin secara umum.” menunjukkan bahwa nasehat untuk para pemimpin tidak seperti nasehat kepada umumnya masyarakat. Karena ketika menasehati pemimpin, seorang harus memperhatikan kedudukannya, sehingga nasehat benar-benar sesuai dengan posisinya sebagai pemimpin. Ini termasuk memposisikan seorang sesuai dengan posisinya, ini termasuk sikap hikmah” (Fathu Dzi al Jalāl wal Ikrām bi Syarahi Bulūgh al Marõm, 15/411).

Rasulullah ﷺ telah mengajarkan kepada kita tentang cara mengingkari kemungkaran penguasa. Beliau sampaikan pada sabda beliau berikut,

مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِسُلْطَانٍ بِأَمْرٍ، فَلَا يُبْدِ لَهُ عَلَانِيَةً، وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ بِيَدِهِ، فَيَخْلُوَ بِهِ، فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ، وَإِلَّا كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ لَهُ

“Barang siapa yang ingin menasehati para penguasa dengan suatu urusan maka jangan dengan terang-terangan. Akan tetapi pegang tangannya, berduaanlah. Apabila nasehatnya diterima maka itulah yang diharapkan, bila tidak diterima maka anda telah menyampaikan haknya” (HR Ahmad : 15369, dishahihkan oleh Al Albani di kitab Fi Dzilalil Jannah : 1096).

Dan sungguh sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah ﷺ.

Kalaupun hadis tentang amar ma’ruf nahi munkar tersebut bisa dijadikan dalil (meski sejatinya tidak bisa!), kita katakan bahwa mengingkari kemungkaran dengan tangan, apabila menimbulkan mafsadah yang lebih besar, maka menjadi terlarang. Sebagaimana kaidah yang berlaku dalam mengingkari kemungkaran,

أن لا يترتب إنكار المنكر على المفسدة الأعظم

“Mengingkari kemungkaran tidak boleh menimbulkan kerusakan yang lebih besar“.

Oleh karenanya Nabi ﷺ melarang kita mengingkari kedzoliman penguasa dengan tangan, karena dapat menimbulkan kerusakan/mafsadah yang lebih besar. Anda bisa saksikan kekacauan yang terjadi di Suriah, ternyata berawal dari revolusi. Juga yang terjadi di Tunisia dan Libia, juga berawal dari revolusi.

Baca selengkapnya https://muslim.or.id/29323-memberontak-dalam-rangka-amar-maruf-nahi-mungkar.html

Penulis: Ust. Ahmad Anshori, Lc.

Donasi pembangunan SDIT YaaBunayya: https://bit.ly/DonasiYB2019

Sabtu, 11 Mei 2019

Agar amalan bertahan lama

AGAR AMALAN BERTAHAN LAMA
.
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
.
فَمَا لَا يَكُونُ بِاَللَّهِ لَا يَكُونُ، وَمَا لَا يَكُونُ لِلَّهِ لَا يَنْفَعُ وَلَا يَدُومُ
.
"Apa saja yang diusahakan tanpa pertolongan Allah maka tidak akan bisa terwujud, dan apa saja yang dilakukan bukan untuk mencari ridha Allah maka tidak akan bermanfaat dan tidak akan berlangsung lama."
.
Majmu'ul Fatawa, jilid 8 halaman. 329
.
_________
.
Follow, like & Subscribe

FB : facebook.com/Dr.SufyanBaswedan.MA
IG : instagram.com/sufyanbaswedan
YT : youtube.com/SufyanBaswedan
TELEGRAM : t.me/sufyanbaswedan

Rabu, 08 Mei 2019

Salaf yg menghindari ketenaran

Imam Syafi’i rahimahullah berkata: “Aku ingin jika manusia mempelajari ilmu ini, mereka tidak menisbatkan sedikitpun ilmu ini kepadaku” (Hilyatul  Aulia, 9/118).

Sufyan Ats-Tsauri berpesan kepada saudaranya: “Waspadalah, janganlah engkau  mencintai kedudukan, karena zuhud pada kedudukan itu lebih sulit dari pada zuhud pada dunia” (Hilyatul Aulia, 6/387).

Ibrahim bin Adham berkata: “Tidaklah tulus kepada Allah, orang yang mencintai ketenaran” (Hilyatul Aulia, 8/19).

Diambil dari web muslimdotordotid