Sabtu, 29 September 2018

Infak Mulailah dari dirimu

Mulailah dari dirimu! Lalu orang yang menjadi tanggunganmu. Berinfak untuk dirimu lebih utama daripada berinfak untuk selainnya, sebagaimana dalam hadits, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

اِبْدَأْ بِنَفْسِكَ فَتَصَدَّقْ عَلَيْهَا، فَإِنْ فَضَلَ شَيْءٌ فَلِأَهْلِكَ

Mulailah dari dirimu, bersedekahlah untuknya, jika ada sisa, maka untuk keluargamu[6]

Read more https://almanhaj.or.id/4123-tangan-di-atas-lebih-baik-dari-tangan-di-bawah.html

Kamis, 27 September 2018

Menyikapi rekomendasi ulama

MENYIKAPI REKOMENDASI ULAMA

Syaikh Abdul Aziz Ar-Rayyis –hafizhahullahu- berkata: Pujian ulama terhadap seseorang serta pemberian rekomendasi kepadanya tidak secara mutlak menunjukkan bahwa orang tersebut terpuji atau baik, terlebih lagi setelah berlalunya waktu. Walaupun jika orang tersebut memiliki kebaikan-kebaikan, tidaklah mencegah (orang alim/dai) untuk membicarakan (kesalahan atau kesesatannya) dan sekaligus memperingatkan (umat) darinya. Walaupun (jika ada orang yang beralasan) dia telah mendapat tazkiyah atau rekomendasi dari para ulama atau dengan alasan orang tersebut juga memiliki kebaikan-kebaikan atau jasa. Contoh yang paling menonjol (dalam hal ini) adalah oknum Khawarij yang membunuh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu yaitu Abdurrahman bin Muljam al-Muradi. Orang ini telah mendapatkan pujian dari Sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Saya akan menyampaikan kepada anda ucapan Imam Adz-Dzahabi rahimahullahu dan juga ucapan Ibnu Hajar rahimahullahu tentang Abdurrahman bin Muljam.

Imam Adz-Dzahabi rahimahullahu berkata dalam kitabnya al-Mizan: Dia (Abdurrahman bin Muljam) adalah seorang ahli ibadah, taat kepada Allah, akan tetapi akhir hayatnya ditutup dengan kejelekan. Dialah yang membunuh Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah menurut prasangkanya. Namun tetap orang ini dipotong kedua tangan dan kakinya serta lisannya dan dicungkil kedua matanya lalu dibakar. Semoga Allah menganugerahkan kepada kita keselamatan dan kebaikan[1]. 

Lihatlah, orang ini memiliki kebaikan akan tetapi ketika ia melakukan kejahatan (seperti di atas) maka tidak bisa dimaafkan dengan alasan: (dia kan punya kebaikan!!)

Ibnu Hajar rahimahullahu berkata: Diceritakan, bahwasanya 'Amru bin Ash radhiyallahu ‘anhu  meminta kepada Abdurrahman bin Muljam untuk selalu dekat dengannya karena dia termasuk ahli dalam al-Qur’an serta fiqih dan dia termasuk pemberani diantara kaumnya di Mesir. Dia juga pernah belajar kepada Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu dan dia termasuk ahli ibadah[2].

Walau begitu banyaknya kebaikan orang ini, tapi (semua itu) tidak bisa menutupi kesalahan dan kejahatannya yang besar ketika membunuh Ali radhiyallahu ‘anhu.

Kemudian Ibnu Hajar rahimahullahu berkata setelah itu: Diceritakan pula bahwa 'Amru bin Ash radhiyallahu ‘anhu  mengutus Shabigh bin ‘Asl kepada Umar radhiyallahu ‘anhu untuk menanyakan kepada beliau tentang al-Qur’an. Dan diceritakan bahwa Umar memerintahkan 'Amru bin Ash untuk menjadikan rumah Abdurrrahman bin Muljam dekat dengan masjid supaya dapat mengajari manusia al-Qur’an dan fiqih dan memerintahkan untuk memperluas rumahnya, hingga rumahnya berada di samping Ibnu Udaisy. Dialah pembunuh Ali bin Abi Thalib yang dulunya merupakan pengikut setia beliau.

Oleh karena itu, perhatikanlah –wahai saudaraku- jika ada orang membicarakan (kesesatan-pent) seseorang, serta memperingatkan (manusia) darinya lalu datang orang ketiga sambil berkata: Kenapa anda mempersoalkan orang itu, padahal dia punya kebaikan-kebaikan dan dia telah diberi rekomendasi oleh para ulama?! Maka ketahuilah –wahai saudaraku-, bahwa rekomendasi ataupun kebaikan yang ia miliki bukanlah jaminan ataupun pencegah dari membicarakan (kesesatannya) setelah berlalunya waktu. Sesungguhnya ukuran semua ini adalah kenyataan dan fakta yang ada, jika dia dalam keadaan jelek (sesat) maka berhak untuk dibicarakan sesuai dengan ketentuan syariat yang sudah dikenal oleh para ulama”.[3]

------------------------------------------

[1] Mizanul I’tidal 4/320 oleh Imam Adz-Dzahabi cet Darul kutub Ilmiyah. (pent)

[2] Lisanul Mizan 4/321-323 oleh Ibnu Hajar al-Asqalani cet . Darul Ihyaturats Islami – Beirut. (pent)

[3] Ditranskip dari kaset ceramah beliau yang berjudul Tanaaqudhaat rumuuzu ash-shahwah yang telah kami terjemahkan dalam majalah Adz-Dzakhirah edisi 12 dengan judul "Menyingkap hakekat dan jati diri dai-dai kondang".

Ustadz abdurahman thoyib lc hafidzahullah

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1143862389109569&substory_index=0&id=605034452992368

Rabu, 26 September 2018

Amal yg terkena riya ada beberapa type

Amal yang terkena riya ada beberapa tipe, waspadalah:

1. Amalan orang munafik: asalnya amal mereka karena riya, bahkan iman mereka karena riya. Maka riya menambah dosa & kekufuran mereka

2. Amalan orang muslim yang diniatkan riya dari awalnya, misalnya: dia niat sedekah untuk dilihat & diliput.Maka ia terancam dosa dan amalannya tidak berpahala.

3. Amalan orang muslim yang ikhlas, kemudian muncul riya di tengah amalan tersebut. Ada 2 kondisi:
a. Orang tersebut berusaha melawan riya dgn berupaya mengikhlaskan amalnya: maka yang seperti ini tidak apa-apa, dia tetap akan dapat pahalanya.
b. Orang tersebut tidak melawan bahkan menuruti dan menikmati rasa riya. Maka yang seperti ini ada 2 kondisi:
  i. Terjadi pada amal yang tdk ada kaitan antara awal & akhir. Misalnya baca Quran 5 halaman. Halaman 1-4 ikhlas, halaman 5 riya. Maka yang ikhlas dia dapat pahalanya, yang riya dia terancam dosa dan kehilangan pahala.
  ii. Terjadi pada amal yang ada kaitan antara awal & akhir, misalnya sholat (dibuka takbiratul ihram & ditutup salam). Maka dia terancam dosa dan kehilangan pahala seluruh amalnya.

4. Seorang muslim yang setelah selesai beramal dengan ikhlas kemudian ada orang yang memuji atau berterima kasih atas amal baiknya, dia pun merasa senang bahwa amalnya bermanfaat. Maka yang seperti ini tidak merusak amal, bahkan itu kabar gembira yang disegerakan bagi orang beriman.

Wallahu a'lam.
Riya: keinginan dilihat & dipuji orang dalam beramal.
Berlaku juga untuk sum'ah (keinginan didengar & dipuji orang dalam beramal)

Diringkas dari Mukhtashar Jamiul Ulum wal Hikam, penjelasan hadits 1, Syaikh Muhammad al Muhanna.

Ustadz amrullah hafidzahullah

Dilarang bergabung condong larut dengan orang yg berbuat dzalim

Selain berbuat kezhaliman, Allah juga melarang untuk, bergabung, condong, mendukung, setuju & larut dengan orang yang berbuat zhalim.

Orang yang tidak mengindahkan larangan ini, terancam juga kena jilatan api neraka seperti si zhalim walaupun gak ikutan berbuat kezhaliman secara langsung.

(وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ)
Dan janganlah kamu cenderung kepada orang yang zhalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan.
[Surat Hud 113]

#tadabbur

Ustad amrullah hafidzahullah

Senin, 24 September 2018

Tinggalkan kezhaliman terlebih dahulu

TINGGALKAN KEZHALIMAN TERLEBIH DAHULU

Imam Ibnu Abil 'Izzi Al-Hanafi rahimahullah berkata:

"Apabila rakyat menginginkan terbebas dari kezhaliman Pemimpin, maka hendaklah mereka terlebih dahulu meninggalkan KEZHALIMAN"

(Syarah Aqidah Thahawiyah 2/135)

Ustadz Abdurahman toyib lc hafidzahullah

Macam penghalang seorang menerima kebenaran

🌼 Penghalang yang ke 1 🌼
.
( simak audio di link berikut ) : http://bbg-alilmu.com/archives/39295
.
Lalu beliau (Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman) menyebutkan penghalang-penghalang seseorang untuk menerima kebenaran:
.
⚉  Yang pertama AL-JAHL atau kebodohan. Beliau (Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman) berkata : “Kebenaran itu jelas sekali.“
.
Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
.
‎الْحَلَالُ بَيِّنٌ وَالْحَرَامُ بَيِّنٌ
.
“Yang halal sudah jelas , yang haram juga sudah jelas.“
.
وبَينَهُما أُمُورٌ مُشتَبهاتٌ
.
“Diantara keduanya ada perkara yang samar.“
.
Maka dari itu, kata beliau : “kebathilan itu biasanya laris di pasar kebodohan, laris di tengah orang-orang yang tidak punya ilmu, tidak pula (punya) pengetahuan, tidak pula memperhatikan nash-nash Alqur’an dan Sunnah, dan perkataan para sahabat dan tabi’in.“
.
⚉ Imam Ahmad rohimahullah berkata sebagaimana dalam kitab I’lamul Muwaqqi’in 1/44
.
‎إِنَّمَا جَاءَ خِلَافُ مَنْ خَالَفَ لِقِلَّةِ مَعْرِفَتِهِمْ بِمَا جَاءَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
.
“Sesungguhnya adanya penyelisihan, orang-orang yang menyelisihi itu akibat sedikitnya pengetahuan dia terhadap apa yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam“
.
⚉ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahullah berkata dalam Majmu’ Fataawa 27/315-316:
“Kebenaran itu bisa diketahui oleh setiap orang, karena kebenaran yang diutus oleh Allah (para Rasul dengan membawanya) tidak akan tertukar dengan yang lainnya bagi orang yang mengetahui, sebagaimana tidak akan tertukar antara emas yang murni dengan emas yang palsu bagi orang yang faham.”
.
Berarti kewajiban orang yang bodoh adalah menuntut ilmu agar ia mau menerima kebenaran dan mengetahuinya. Tapi kebodohan itu selamanya menyebabkan ia terhalang dari kebenaran.
.
⚉ Imam Asy-Syaukani rohimahullah berkata:
“Kecondongan kepada pendapat-pendapat yang bathil itu bukanlah perbuatan orang-orang yang berilmu, yang mempunyai kekuatan pengetahuan dan kesempurnaan pemahaman. Akan tetapi itu adalah menimpa orang-orang yang tidak punya ilmu yang kokoh, tidak pula pengetahuan yang bermanfaat.“
.
⚉ Berkata Syaikh Abdurrahman As-Sa’adi rohimahullah:
“Siapa diantara mereka yang ridho dengan kebid’ahannya, berpaling dari mencari dalil-dalil syari’at dan berpaling dari apa yang wajib baginya berupa ilmu yang bisa membedakan antara yang haq dan yang bathil. Bahkan dia malah menolak apa yang di bawa oleh Alqur’an dan Hadits di sertai dengan kebodohan dan kesesatannya. Maka orang seperti ini zholim, karena dia telah menolak kebenaran.“
.
⚉ Syaikh Utsaimin rohimahullah berkata :
“Terkadang orang yang bodoh itu tidak diberikan maaf (udzur) apabila ia mampu untuk menuntut ilmu, tapi ia tidak mau melakukannya. Maka orang yang mampu untuk menuntut ilmu, wasilah untuk menuntut ilmu juga mudah, tapi ia malah berpaling dari menuntut ilmu… yang seperti ini, kata beliau, tidak diberikan udzur karena kebodohannya, karena ia menganggap remeh masalah menuntut ilmu. Beda dengan orang yang bodoh, berada di suatu tempat yang memang tersebar kebodohan, jarang ulama, dan susah ilmu disana. Maka yang seperti ini tentu diberikan udzur.“
.
👉🏼  Yang jelas bahwa kebodohan menyebabkan seseorang itu terhalang untuk mengikuti kebenaran, dan kebodohan menyebabkan seseorang itu condong kepada kebathilan.
.
Betapa banyak kebid’ahan yang diterima akibat kebodohan, larisnya syi’ah, khowarij, pemikiran-pemikiran murji’ah. Itu semua akibat daripada kebodohan. Demikan pula larisnya kristenisasi… itupun juga akibat dari kebodohan disertai lemahnya iman.
.
👉🏼  Kebodohan itu musuh yang harus kita enyahkan dari diri kita sendiri.
.
Wallahu a’lam 🌴
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul “Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى

Penghalang seseorang dari kebenaran

🌿 Penghalang yang ke 3 🌿
.
( simak audio di link berikut ) : http://bbg-alilmu.com/archives/39447
.
Diantara perkara yang menghalangi seseorang dari kebenaran :
.اعتقاد المبطل أنه على الحق
.
⚉  Dia meyakini bahwa dirinya diatas kebenaran.
.
من أعظم الصو ار ف عن الْحقَّ :
ا عتقاد المبطل أنه هو الْمُحِقُّ
.
⚉  Diantara perkara yang memalingkan seseorang dari kebenaran untuk menghalanginya yaitu seseorang merasa dirinya diatas kebenaran. Sementara yang lainnya diatas kebathilan.
.
Karena apa ? Karena ia terkena syubuhat disertai dengan kebodohan yang ada pada dirinya, sehingga dia menganggap bahwa syubhat itulah sebagai sesuatu yang kebenaran.
.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahullah berkata dalam kitab al-Istiqomah 1/13
.
وأول من ضل فِي ذلك هم الخوارج المار قون, حيث حكموا لنفو سهم بأ نَّهم المتمسكون بكتاب الله و سنته
.
“Yang pertama kali sesat dalam masalah ini adalah orang-orang khowarij dimana mereka menganggap bahwa diri merekalah yang berpegang kepada Alqur’an dan Sunnah.
Sedangkan ‘Ali dan Mu’awiyah dianggap pelaku maksiat dan bid’ah, sehingga mereka menghalalkan darah ‘Ali dan bahkan menghalalkan darah kaum muslimin.”
.
Beliau juga berkata:
“Bahkan menjadi terbalik perkaranya, sehingga mereka menganggap perkara yang bid’ah itu sebagai perkara yang sunnah atau sesuatu yang sunnah itu mereka anggap sebagai perkara yang bid’ah. Sehingga akhirnya merekapun jatuh kedalam berbagai macam kebid’ahan dan memusuhi Ahlusunnah wal Jama’ah dan para ulama mereka.”
.
Dan ini, Ikhwatal Islam A’azzaniyallaahu wa iyyakum, ada kemiripan dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani. Dimana orang-orang Yahudi dan Nasrani, Allah menyebutkan mereka [QS Al-Baqarah : 111)
.
وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَى
.
“Mereka berkata tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi dan Nasrani saja“
.
تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ
.
Lalu Allah mengatakan “Itu angan-angan mereka saja“
.
قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
.
“Katakan kepada meraka, kemarikan bukti kalian jika kalian orang-orang yang benar“
.
Allah juga berfirman [QS Al -Maidah: 18]
.
وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى نَحْنُ أَبْنَاء اللّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ
.
“Berkatalah orang Yahudi dan Nasrani, “Kami ini anak-anak Allah dan orang-orang yang dicintai oleh Allah”
.
Lihat… mereka orang-orang Yahudi dan Nasrani menganggap kaum Muslimin diatas kebathillan dan bahwasanya merekalah yang akan masuk surga, sementara mereka tidak punya bukti yang kuat sama sekali, yang ilmiah, yang menunjukkan akan kebenaran pendapat mereka itu.
.
وأعخب من هذا : أن بعض من لا يعر ف حقيقة مذهبه ينسب مُخالفه إلَى البدعة كالو اقفة
.
Yang lebih mengherankannya lagi :
⚉  orang yang tidak mengetahui tentang hakikat kebid’ahan mereka itu, malah menisbatkan orang yang menyelisihi mereka sebagai ahli bid’ah. Karena tidak fahamnya tentang hakikat yang mereka pegang itu. Dan syubhat begitu sangat kuat di hati mereka.
.
Maka dari itulah saudara-saudaraku sekalian…
⚉  kalau seseorang sudah merasa bahwasanya dia diatas kebenaran tanpa ada bukti yang nyata tapi hanya sebatas syubhat saja disebabkan oleh kebodohannya, biasanya akan sulit sekali untuk mendapatkan kebenaran.
.
👉🏼 Makanya, benar kata Sufyan Ats-Tsauri rohimahullah :
“Bid’ah lebih di sukai oleh iblis daripada maksiat.“
.
Kenapa?
.
👉🏼 “Karena orang-orang yang berbuat bid’ah menganggap dirinya diatas kebenaran. Selama mereka merasa diatas kebenaran tidak akan bertaubat. edangkan orang yang berbuat maksiat, tahu itu maksiat sehingga ia lebih dekat untuk bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
.
Wallahu a’lam 🌴
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul “Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى

Macam-macam aqad

🍀 Kaidah yang ke 38 🍀
.
👉🏼   Aqad ada TIGA macam:
1. Aqad Mu’awadhoh,
2. Aqad Tabarru’ dan
3. Aqad Tautsiqoh.
.
⚉    Dalam Aqad Mu’awadhoh : pastikan terpenuhi syarat syaratnya dan hindari ghoror (ketidak pastian).
.
⚉    Adapun dalam Aqad Tabarru’ dan Tautsiqoh : tidak apa-apa bila terjadi ghoror.
.
PENJELASAN:
.
1. Aqad Muawadhoh artinya aqad untuk saling mengganti yang tujuannya saling memiliki seperti jual beli. Aqad seperti ini harus dipastikan bersih dari ghoror dan terpenuhi padanya syarat syarat jual beli.
.
2. Aqad Tabarru’ adalah aqad sosial seperti hibah, waqaf dan sebagainya.
.
3. Aqad Tautsiqoh adalah aqad penguatan atau anggunan seperti barang gadaian.
.
Dalam kedua aqad ini (2 dan 3) bila terjadi ghoror atau ketidak jelasan tidak apa apa.
Seperti seseorang berkata:
⚉    Saya akan memberimu hadiah. tapi tidak disebutkan hadiah berupa apa.
⚉    Saya pinjam uang darimu dan saya gadaikan salah satu motor saya tanpa menentukan motor yang mana.
.
👉🏼  Aqad Mu’awadloh seperti jual beli bila terjadi ghoror atau ketidak pastian maka hukumnya sama dengan judi.
.
Contoh ghoror misalnya:
⚉    Saya jual kepadamu burung saya yang lepas dan terbang itu.
⚉    atau saya jual kepadamu salah satu mobil saya, tapi tidak ditentukan yang mana.
⚉    Orang yang mengasuransikan mobilnya, dimana dia harus membayar pertahun 400 ribu misalnya. Terjadi padanya ghoror. Sebab bila dalam setahun itu tidak terjadi kecelakaan maka perusahaan asuransi untung. Dan bila kecelakaan itu terjadi setiap minggu, perusahaan rugi. Sehingga aqad ini berada pada ketidak jelasan apakah akan rugi atau untung. Seperti ini dinamakan ghoror dan sama dengan perjudian.
.
.
Wallahu a’lam 🌴
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab “Syarah Mandzumah Ushul Fiqih“, yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al’Utsaimin, رحمه الله تعالى.
.
Ref : http://bbg-alilmu.com/archives/18874

Kaidah urf sama dengan ucapan

🍀 Kaidah yang ke 39 🍀
.
👉🏼   Kebiasaan atau ‘uruf sama hukumnya dengan ucapan.
.
‘Uruf adalah kebiasan suatu masyarakat dalam bermu’amalah. ‘Uruf dapat dijadikan patokan dengan syarat ‘uruf tersebut bersifat “muthorid” yaitu berlaku umum dan diketahui oleh individu masyarakat tersebut.
.
⚉    Contohnya bila kita beli di warung makanan, ‘uruf di masyarakat kita seringnya makan dahulu baru bayar. Maka perkara seperti ini dibolehkan.
.
⚉    Bila kita membeli sesuatu di toko lalu kita hanya memberikan uang dan sipenjual menerimanya tanpa ada ucapan, maka inipun sah.
.
👉🏼   Tapi bila ‘uruf itu bertentangan dengan syariat maka tidak boleh diikuti.
.
⚉    Seperti bila kita hendak mengurus KTP, kebiasaan di masyarakat adalah memberikan uang kepada petugas. Perbuatan ini secara syariat tidak dibolehkan karena termasuk “Hadaya al ‘Ummaal” (hadiah untuk pejabat / uang pelicin) yang dilarang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Tapi bila urusan kita akan dipersulit bila tidak memberinya uang, maka sebagian ulama membolehkan karena itu adalah untuk mendapatkan hak kita dan dosanya untuk yang menerima.
.
.
Wallahu a’lam 🌴
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab “Syarah Mandzumah Ushul Fiqih“, yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al’Utsaimin, رحمه الله تعالى.
.
.
ref : http://bbg-alilmu.com/archives/18891

Perantara hidayah

# Perantara Hidayah #
@Abdulazizfawzan

Perantara terbesar hidayah kepada manusia dan pelembut hati terhadap Islam, adalah dengan bergaul dengan baik dan berbuat kebaikan kepada mereka, dengan tiap perkataan yang indah lagi perbuatan yang terpuji. Sebaliknya, perantara terbesar yang membuat mereka lari, adalah akhlaq yang tercela.

Dr. Abdul Aziz al Fauzan, Dosen pengajar Fiqih dan mantan ketua jurusan Perbandingan Fiqih di Sekolah Tinggi untuk para hakim
Twit Ulama | twitulama.com | twitter, instagram & telegram: @twitulama

Salah sangka tentang persahabatan

SALAH SANGKA TENTANG PERSAHABATAN

(1) Persahabatan tidak mengharuskan sahabatmu tidak boleh salah kepadamu. Sahabatmu –sebagaimana dirimu- pasti punya kekurangan dan kesalahan, bahkan bisa jadi berbuat salah kepadamu.
Pepatah berkata:
تُرِيْدُ صَاحِبًا لاَ عَيْبَ فِيْهِ ...فَهَلِ الْعُوْدُ يَفُوْحُ بِلاَ دُخَانِ
"Kau menghendaki seorang sahabat yang tidak ada kekurangannya?... Apakah ada kayu gaharu yang mengeluarkan bau wangi tanpa asap??

(2) Persahabatan tidaklah mengharuskan engkau harus terus berada bersamanya dan menghabiskan waktumu bersamanya, sehingga akhirnya waktu untuk suamimu/istrimu, anakmu, kerabatmu, dan untuk Robmu akhirnya terkorbankan. Justru jika sering bertemu akan menghilangkan/memudarkan rasa cinta dan rindu, berbeda jika tidak keseringan bertemu.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
زُرْ غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا
"Kunjungilah jangan keseringan maka akan menambah kecintaanmu" (HR At-Thabrani dan dishahihkan oleh Al-Albani)

(3) Persahabatan tidaklah mengharuskan sahabatmu tidak boleh dekat dengan selainmu. Ia boleh mencari sahabat selainmu. Sebagian orang jika telah mengambil sahabat, seakan-akan sahabatnya itu hanya miliknya saja, dan tidak boleh dekat dengan orang lain.

(4) Persahabatan tidaklah mengharuskan sahabatmu menceritakan seluruh permasalahannya padamu

(5) Persahabatan tidaklah mengharuskan engkau harus mengetahui seluruh rahasia sahabatmu. Karenanya jika engkau bertanya sesuatu kepadanya lantas ia terasa berat atau menghindar untuk menjawab maka janganlah engkau mengejarnya dengan pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Sikapnya tersebut menunjukan ia tidak ingin engkau mengetahui permasalahan dan rahasianya tersebut.

Ustadz Dr firanda andirja Ma hafidzahullah

Kamis, 13 September 2018

Nasehat yg bagus

Kasus sudah selesai, tapi ada sekam yang belum selesai kecuali jika pelakunya terus diingatkan sehingga taubat.

Dihikayatkan sebagian dari salaf berkata :

كُلُّ العَدَاوةِ قد تُرْجَى إماتَتُهَا ... إلا عداوةَ مَنْ عاداكَ منْ حَسَدِ

"Semua permusuhan, masih bisa diharapkan akan hilangnya, kecuali permusuhan dari orang yang memusuhimu karena hasad."

--- "Hayat as-Salaf", hal. 877

Ustad hasan al. Jaizy

Wasiat agung imam ahmad

Wasiat Agung Imam Ahmad

Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan:
"Niatlah yg baik. Dirimu senantiasa dalam kebaikan selama berniat baik".

Ibnu Muflih berkomentar:
"Ini merupakan wasiat agung yang mudah difahami dan diamalkan. Pelakunya senantiasa dalam pahala yang terus menerus.
Alangkah indahnya wasiat tersebut dan alangkah besarnya manfaat wasiat tersebut".

(Al Adab Syar'iyyah 1/133)

Selasa, 11 September 2018

Sabar didalam dakwah dan sabar mendapat musibah

Sabarnya rosul ulul azmi Sabar dalam dakwah  lebih tinggi drajatnya dr pada sabar nya nabi ayub karena kalo musibah mau tidak mau harus sabar jika tidak sabar mau tidak mau musibah tetap akan datang
Orang beriman tanda-tandanya
1. Rela rosul menjadi hakim
2.Tidak merasa keberatan menerima hukum Allah dan rasul
3.Pasrah menerima sepenuhnya
Surat an nisa ayat 65

Ibnu katsir dalam tafsirnya siapa yg tidak mengimani karomah yaitu janji baik dr Allah mereka tidak akan mendapatkannya

Ustadz ammy nur bait
Syarah tsalasatul ushul

Sabtu, 08 September 2018

Bukti cinta yg tulus

Salah satu bukti Cinta yang tulus Ikhlas kepada pasangan adalah

الدعاء عند ظهر الغيب

Berdoa Untuknya sedangkan dia tidak ada di depanmu..

Dari facebook pages suara madinah

Gagal paham tentang ramalan

Gagal paham tentang ramalan, namun asal hantam: ramalan haram karena bentuk perdukunan.

Firasat: suatu kesimpulan atau praduga yang anda dapatkan pada diri orang lain, berdasarkan indikator, atau bukti atau pertanda yang ada pada dirinya, namun anda tidak gegabah mengucapkannya. Karena bila anda mengucapkannya bisa menjerumus pada suuzzhon. Firasat ini bersumberkan dari Allah sebagai dampak langsung dari keikhlasan, kesungguhannya dalam mengamalkan ilmunya, keuletannya dalam mentadaburi ayat ayat Allah Ta’ala yang melahirkan kecerdasan spesial, kuatnya keyakinan dan tawakkal kepada Allah, dan luhurnya adab kesehariannya. Demikian Ibnu Taimiyyah menjelaskan dalam kiab Dar’u Ta’arudh Al Aqlu wa An Naqlu 8/518.

Firasat ini nyata, bahkan Nabi shallalahu ‘alaihi was allam bersabda:
اتقوا فراسة المؤمن فإنه ينظر بنور الله
Waspadailah oleh kalian firasat seorang yang benar benar beriman, karena sesungguhnya ia melihat dengan bantuan cahaya dari Allah Ta’ala. (At Tirmizy dll)

Ilham: Menduga sasuatu yang gaib tanpa bukti atau indikator, dasarnya hanya semata mata karena adanya bisikan gaib di hatinya. Sekilas ilham serupa dengan firasat, namun bedanya firasat bisa diasah dan dilatih, sedangkan ilham tidak bisa, seutuhnya ilham adalah karunia dari Allah Ta’ala. Demikian menurut penjelasan Imam Ibnu AL Qayyim dalam kitabnya Madarijussalikin 1/69.

Keberadaan ilham semacam ini telah dibenarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ; beliau bersabda:
كان فيما مضى قبلكم من الأمم ناس مُحدَّثون، فإن يكن في أمتي أحد منهم فهو عمر.
Pada orang orang sebelum kalian terdapat orang orang yang mendapat ilham (muhaddats), dan bila dari ummatku ada orang yang demikian, maka tentu dia adalah Umar. (Muttafaqun ‘alaih)

Ramalan dukun: Sebatas pengakuan sepihak tentang hal hal gaib yang tidak berdasarkan dalil, data, atau indikator yang dapat dipertanggung jawabkan. Dan biasanya menggunakan bantuan mantra mantra untuk mengundang setan atau menggunakan indikator yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara syari’at maupun ilmu pengetahuan. Dan ramalan model perdukunan seperti ini yang diharamkan.

Analisa, atau hipotesa atau prakiraan, adalah satu kesimpulan dari hasil mengaitkan satu indikator dengan indikator lainnya, hingga ditemukan satu petunjuk yang mengantarkan pada satu kesimpulan. Sehingga basis ramalan jenis ini adalah data yang nyata dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiyah.

Sekilas keempat model ini serupa, namun tentu saja tidak sama, hanya para pemalas yang biasa terperdaya oleh ramalan dukun dengan kedok firasat atau ilham, atau sebaliknya menganggap semua model ramalan sebagai bentuk ramalan  sejenis dengan ramalan dukun.

Salah satu biang kegagalan paham dalam membedakan empat model di atas adalah adanya orang-orang yang tidak mengamati, atau tidak pernah peduli dengan berbagai indikator, pertanda dan petunjuk, bisa jadi mengangap keempat model di atas dianggap ramalan dukun, karena tidak ada dalil atau bukti. Padahal yang terjadi dirinyalah yang malas berpikir, atau mengamati apalagi menganalisa dengan mendalam.

Semoga bermanfaat.
Ustad Dr Muhammad arifin badri Ma

Kokoh atau istiqamah, bunglon atau munafik, kecebong atau sejati?

Kokoh atau istiqamah, bunglon atau munafik, kecebong atau sejati?

Di medsos terjadi perebutan status sebagai pihak yang kokoh. Nampaknya perebutan ini perlu dipikirkan ulang. Pasalnya, pantaskah seorang muslim memperebutkan status kokoh? ataukah lebih baik menggunakan istilah yang lebih jelas dasarnya, semisal istiqamah, atau taat atau taqwa atau hikmah.

Apalagi disertai dengan obral laqob/julukan buruk : pramuka, atau bunglon, bunglaf, kecebong dan yang serupa.

Yuk kita pikirkan bersama hadits berikut:
(مثل المؤمن كالخامة من الزرع، تفيئها الريح مرة، وتعدلها مرة، ومثل المنافق كالأرزة، لا تزال حتى يكون إنجعافها مرة واحدة)
Perumpamaan orang yang beriman bagaikan sebatang tanaman yang  segar, kadang kala dibuat miring oleh hembusan angin dan kadang kala dibuat tegak berdiri. Sedangkan perumpamaan orang munafiq bagaikan pohon aras (sejenis cemara)  yang selalu kokoh berdiri, hingga ketika tiba saatnya ia diterpa angin besar, pohon aras tercabut sekonyong konyong . (Muttafaqun 'alaih)

Hadits ini menggambarkan bahwa orang beriman tiada henti ditimpa cobaan yang sering kali menyebabkan imannya seakan hampir roboh, namun ketika badai telah berlalu ia kembali seperti sedia kala, alias ringan tangan untuk bertaubat.

Berbeda dengan orang munafik ia kokoh karena tidak pernah ditimpa musibah atau minimal jarang ditimpi, sekali tertimba musibah, maka serta merta terjungkal dan benar benar luntur imannya.

Masalah penggunaan julukan baru, maka para ulama' semisal Ibnu Taimiyyah, Ibnu Al Qayyim, Syeikh Ibnu Utsaimin dan lainnya, menekankan pentingnya berkomitmen dengan istilah istilah yang sudah jelas makna dan dasarnya, guna menghindari penafsiran yang tiada kontrol dan referensinya. Kalau memang menurut anda sudah layak, ya katakan saja munafik, standarnya jelas dan konsekwensinya jelas, tapi bunglon atau kecebong, kokoh, pramuka, danyang serupa apa standar dan konsekwensinya?

Apa anda kira dengan membuat julukan dan sebutan baru, berarti anda bebas tidak akan dihisab di hari qiyamat?

Semoga bermanfaat.
Ustadz Dr arifin badri Ma hafidzahullah

Amalan Setelah Amalan wajib

Amalan wajib, tentu itu no.1, namun setelah itu apa?

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat khusus beliau, kebanyakan  amalan sunnah mereka bukanlah dengan : memperbanyak sholat sunnah dan puasa sunnah!
Namun dengan kebaikan hati mereka, kebersihannya, dan keselamatannya dari penyakit hati, keikhlasan hati mereka serta kekuatan tawakkalnya kepada Allah, rasa takut hati mereka dan cintanya kepada-Nya, mengagungkan-Nya, rasa harap terhadap keridhoan dan pahala-Nya, serta cinta hati mereka terhadap pahala di akherat, kezuhudan hati mereka terhadap dunia, hati mereka menilai kecil amal mereka (tidak ujub dan sombong thdp amalannya), kesungguhan hati mereka dlm menasehati dan menginginkan kebaikan bagi manusia, serta kejujuran hati mereka mencari keridhoan-Nya.

Intinya, setelah amal wajib, amalan specialnya adalah kebaikan dan kebersihan hati mereka.

Dan itu didapatkan dengan ilmu Ma'rifatullah yang melahirkan cinta, takut, dan harap kepada-Nya, serta cinta kepada apa yang dicintai-Nya dan benci kepada apa yang dibenci-Nya! Dan ini menunjukkan keutamaan ilmu Ma'rifatullah wa asma'ihi wa sifatihi wa af'alihi.
Simak ucapan Imam Ibnu Rajab rahimahullah berikut ini:
قال ابن رجب الحنبلي :

لم يكن أكثر تطوع النبي صلى الله عليه وسلم وخواص أصحابه بكثرة الصوم والصلاة

*بل ببر القلوب وطهارتها وسلامتها وقوة تعلقها بالله خشية له ومحبة وإجلالا وتعظيما ورغبة فيما عنده وزهدا فيما يفنى.*

وفي المسند عن عائشة رضي الله عنها أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: "إني أعلمكم بالله وأتقاكم له قلبا".

قال ابن مسعود رضي الله عنه لأصحابه: أنتم أكثر صلاة وصياما من أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم وهم كانوا خيرا منكم

قالوا: ولم؟

قال: كانوا أزهد منكم في الدنيا وأرغب في الآخرة.

وقال بكر المزني: ما سبقهم أبو بكر بكثرة صيام ولا صلاة ولكن بشيء وقر في صدره.

قال بعض العلماء المتقدمين: الذي وقر في صدره هو حب الله والنصيحة لخلقه.

وسئلت فاطمة بنت عبد الملك زوجة عمر بن عبد العزيز بعد وفاته عن عمله؟

فقالت: والله ما كان بأكثر الناس صلاة ولا بأكثرهم صياما ولكن والله ما رأيت أحدا أخوف لله من عمر لقد كان يذكر الله في فراشه فينتفض انتفاض العصفور من شدة الخوف حتى نقول: ليصبحن الناس ولا خليفة لهم.

قال بعض السلف: ما بلغ من بلغ عندنا بكثرة صلاة ولا صيام ولكن بسخاوة النفوس وسلامة الصدور والنصح للأمة.
وزاد بعضهم واحتقار أنفسهم.

وذكر لبعضهم شدة اجتهاد بني إسرائيل في العبادة فقال: إنما يريد الله منكم صدق النية فيما عنده فمن كان بالله أعرف فله أخوف وفيما عنده أرغب فهو أفضل ممن دون في ذلك وإن كثر صومه وصلاته.

وقال أبو الدرداء رضي الله عنه: يا حبذا نوم الأكياس وفطرهم كيف يسبق سهر الجاهلين وصيامهم.

ولهذا المعنى كان فضل العلم النافع الدال على معرفة الله وخشيته ومحبته ومحبة ما يحبه وكراهة ما يكرهه.

لطائف المعارف
Ustadz said abu ukasyah hafidzahullah

Wajib menutup hillah

🍀 Kaidah yang ke 31 🍀
.
👉🏼   Wajib menutup pintu hilah.
.
⚉    Hilah adalah usaha untuk menggugurkan kewajiban atau menghalalkan yang haram dengan cara tersembunyi yang tampaknya boleh padahal tidak. Ini adalah perbuatan kejahatan dalam agama. Karena hakekatnya mempermainkan agama sesuai hawa nafsu.
.
Yang pertama kali menggunakan hilah adalah kaum yahudi. Ketika Allah mengharamkan untuk mereka berburu di hari sabtu, mereka ber-hilah dengan cara memasang jala di Jum’at sore dan mengambilnya di minggu pagi.
.
Ketika Allah mengharamkan untuk mereka gajih sapi, mereka jadikan minyak lalu menjualnya dan memakan harganya.
.
⚉    Contoh hilah misalnya: Orang yang malas pergi ke masjid. Di waktu waktu sholat ia sengaja memakan bawang agar ia punya alasan untuk tidak pergi ke masjid. Maka yang seperti ini diharamkan.
.
⚉    Contoh lain: Seseorang telah memiliki harta yang sampai nishob dan haul. Lalu ia ingin lari dari zakat dengan cara menghibahkannya kepada anaknya. Kemudian suatu ketika ia mengambilnya kembali.
.
.
Wallahu a’lam 🌴
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab “Syarah Mandzumah Ushul Fiqih“, yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al’Utsaimin, رحمه الله تعالى.

Hukum duduk ketika menunggu pemakaman jenazah

Hukum Duduk-duduk Ketika Menunggu Pemakaman Jenazah

Ketika di pemakaman, bolehkah kita duduk menunggu jenazah dimakamkan?

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Terdapat hadis yang melarang kita untuk duduk ketika mengantar jenazah ke kuburan, sampai jenazah diletakkan di tanah.

Disebutkan dalam hadis dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا رَأَيْتُمُ الْجَنَازَةَ فَقُومُوا ، فَمَنْ تَبِعَهَا فَلاَ يَقْعُدْ حَتَّى تُوضَعَ

Apabila kalian melihat jenazah, berdirilah. Dan siapa yang mengikuti jenazah, jangan duduk sampai dia diletakkan. (HR. Bukhari 1310 & Muslim 2265)

Juga disebutkan dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا تَبِعْتُمُ الْجَنَازَةَ فَلاَ تَجْلِسُوا حَتَّى تُوضَعَ

Apabila kalian mengiringi jenazah, jangan duduk sampai jenazah itu diletakkan.

Imam Bukhari mencantumkan hadis ini dalam judul bab

باب من تبع جنازة فلا يقعد حتى توضع عن مناكب الرجال فإن قعد أمر بالقيام

Bab orang yang yang mengiringi jenazah, jangan duduk sampai diturunkan dari pundak pengiring. Jika ada yang duduk maka dia diperintahkan untuk berdiri.

Ibnul Hammam – ulama Hanafiyah – mengatakan,

” وإذا بلغوا إلى قبره يكره أن يجلسوا قبل أن يوضع عن أعناق الرجال”؛ لأنه قد تقع الحاجة إلى التعاون ، والقيام أمكن منه ؛ ولأن المعقول من ندب الشرع لحضور دفنه إكرام الميت , وفي جلوسهم قبل وضعه ازدراء به وعدم التفات إليه , هذا في حق الماشي معها

Ketika sudah sampai di kuburan, makruh untuk duduk sebelum jenazah diletakkan dari pundak-pundak lelaki yang membawanya. Karena terkadang butuh kerja sama dan menangani jenazah semampunya. Dan secara logika, anjuran dari syariat untuk mengiringi pemakaman jenazah adalah dalam rangka memuliakan jenazah. Sementara mengambil sikap duduk sebelum jenazah diletakkan, termasuk penghinaan dan sikap tidak peduli dengannya. Aturan ini berlaku bagi mereka yang mengiringi jenazah. (Fathul Qadir, 2/135)

Al-Buhuti – ulama Hambali – mengatakan,

” ويكره جلوس من تبعها” أي : الجنازة ( حتى توضع بالأرض للدفن ) ، نص عليه

Makruh bagi yang mengiringi jenazah untuk duduk, sampai dia diletakkan di tanah untuk dimakamkan. Demikian yang ditegaskan (dalam madzhab hambali). (Kasyaf al-Qina’, 2/130)

Demikian, Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits

Read more https://konsultasisyariah. com/32333-dilarang-duduk-ketika-menunggu-pemakaman-jenazah.html

Gunakan yufid.com mesin pencarian Islam, jangan sampai Anda tersesat di google
📝📝
🌐 https://konsultasisyariah. com/
✅ https://telegram.me/KonsultasiSyariah
🌐 Twitter: https://twitter.com/Kons_Syariah
📱Download aplikasi KonsultasiSyariah di Android https://goo.gl/Jja8Ee

Ketika fitnah dianggap sunnah

Ketika fitnah dianggap sunnah

ibnu mas'ud radliyallahu anhu berkata:

" كيف أنتم إذا لبستكم فتنة يهرم فيها الكبير ، ويربو فيها الصغير ، ويتخذها الناس سنة فإذا غيرت قالوا : غيرت السنة ؟ قيل : متى ذلك يا أبا عبد الرحمن ؟ قال : إذا كثرت قراؤكم ، وقلت فقهاؤكم ، وكثرت أموالكم ، وقلت أمناؤكم ، والتمست الدنيا بعمل الآخرة .

"Bagaimana jika fitnah telah menerpa kalian. Seseorang menjadi tua di atas fitnah. Anak kecil tumbuh besar di atas fitnah. Hingga orang orang menganggap fitnah tersebut sebagai sunnah. Bila ada fitnah yang dirubah orang orang menyangka ada sunnah  yang telah dirubah?"
Mereka bertanya, "Kapan itu terjadi wahai Abu Abdirrohman?"
Beliau menjawab, "Apabila qori qori telah banyak, tapi ulamanya sedikit. Harta melimpah dan yang amanah sedikit. Dan dunia dicari melalui amalan akherat."
(Diriwayatkan oleh Addarimi dengan sanad yang shahih dan AlHakim dalam mustadroknya no 8617)

Fitnah yang dimaksud disini adalah perkara yang menyimpang seperti syirik, bid'ah dan maksiat.

Bila seseorang tumbuh besar di atas penyimpangan maka ia akan menganggap bahwa itu sesuatu yang sunnah..
Saat ada orang yang mengingkarinya, justeru ia dianggap aneh..

Ustadz badrusalam lc

Kamis, 06 September 2018

Hukum menerima beasiswa lpdp

Hukum Menerima Beasiswa LPDP

Apa hukum beasiswa LPDP? Ada yang mengatakan itu berasal bunga deposito dana abadi APBN. Ada juga yang mengatakan, itu dari pajak rakyat, dst. Kami sendiri ragu mengenai statusnya.

Jawab:

Jika kita sepakat bahwa dana asal LPDP adalah APBN yang ‘dikembangkan’, maka kita bisa memahami bahwa beasiswa LPDP untuk para pelajar adalah pemberian (athiyah) dari pemerintah kepada rakyat.

Pemberian (athiyah) dari pemerintah kepada rakyat memiliki hukum yang berbeda-beda, tergantung sumber harta pemberian itu. Berikut ini kami cantumkan keterangan dari al-Hafidz Ibnu Hajar – ulama ahli hadis bermadzhab Syafii –.

Al-Hafidz Ibnu Hajar membuat kesimpulan mengenai hukum menerima pemberian dari pemerintah. Dalam Fathul Bari Penjelasan Sahih Bukhari,

وكان بعضهم يقول يحرم قبول العطية من السلطان وبعضهم يقول يكره وهو محمول على ما إذا كانت العطية من السلطان الجائر والكراهة محمولة على الورع وهو المشهور من تصرف السلف والله أعلم

Sebagian ulama mengatakan, haram menerima pemberian dari pemerintah. Sebagian mengatakan makruh. Untuk yang mengatakan haram, dipahami pada pemberian dari pemerintah yang dzalim. Sementara untuk yang mengatakan makruh, dipahami sebagai bagian dari sikap wara’. Dan sikap ini sesuatu masyhur bagi muamalahnya para ulama salaf – Allahu a’lam –

والتحقيق في المسألة أن من علم كون ماله حلالا فلا ترد عطيته ومن علم كون ماله حراما فتحرم عطيته ومن شك فيه فالاحتياط رده وهو الورع ومن أباحه أخذ بالأصل

Kesimpulan dari masalah ini, bahwa siapa yang mengetahui status harta itu adalah harta halal, maka jangan ditolak pemberiannya. Dan siapa yang mengetahui bahwa status harta itu adalah harta haram, maka haram pemberiannya. Dan siapa yang ragu, maka sebagai bentuk kehati-hatian, harta itu dikembalikan. Dan itulah sikap wara’. Sementara orang yang membolehkannya (harta meragukan), dia berpijak kepada hukum asal. (Fathul Bari, 3/338)

Maksud kalimat, ‘Sementara orang yang membolehkannya (harta meragukan), dia berpijak kepada hukum asal’ bahwa hukum asalnya harta pemberian itu tidak bercampur dengan sesuatu yang haram.

Diceritakan oleh Syaikh Abdurrahman as-Suhaim bahwa Syaikh Ibnu Baz dalam pelajarannya pernah menyampaikan,

إذا جاءه مال مِن قريبه أو صديقه ، وهو لا يعلم حقيقته ؛ فَلَه أخذه. أما إن عَلِم أنه مال فلان ، أو أنه ثمن خمر ، أو أنه رِبا ؛ فلا يأخذه

Ketika seseorang mendapatkan harta dari kerabat atau teman, dan dia tidak tahu hakekatnya, maka dia boleh menerima harta itu. Namun jika dia tahu, bahwa harta yang diberikan kepadanya adalah harta milik si A atau hasil jualan khamr atau hasil riba, maka dia tidak boleh menerimanya.

Apakah Beasiswa LPDP Halal?

Ini kembali kepada pertanyaan, dari mana asal dana beasiswa ini. Kami sendiri belum mendapatkan informasi yang memadai mengenai asal dana beasiswa LPDP. Namun pada prinsipnya, jika anda yakin dana itu berasal dari riba atau sesuatu yang haram lainnya, maka seharusnya dihindari. Dan siapa yang masih ragu, bisa menggunakan acuan seperti yang dinyatakan al-Hafidz Ibnu Hajar.

Demikian, Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android.

KonsultasiSyariah dot com didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.

Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.

REKENING DONASI : BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID NETWORK
KONFIRMASI DONASI hubungi: 087-738-394-989

Read more https://konsultasisyariah dot com/32338-hukum-beasiswa-lpdp.html

Akibat suka mencaci hilang hapalannnya

Akibat Suka Mencaci

ابن حجر في الدرر الكامنة (6/24 ط.دائرة المعارف) مترجما لابن سند بعد أن ذكر ذكاءه وعلومه :
(في أواخر عمره: تغير ذهنه ونسي غالب محفوظاته؛ حتى القرآن ؛ ويقال: إن ذلك كان عقوبة له لكثرة وقيعته في الناس). !!

Ibnu Hajar Al Asqolani dalam kitab Adduror AlKaminah 6/24 (cet. Dairotulmaarif) menyebutkan beografi ibnu sanad dan menceritakan (hebatnya) kecerdasan dan keilmuannya. Lalu beliau berkata:
"Di akhir hayatnya ia lupa moyoritas hafalannya bahkan alqur'anpun ia lupa. Dikatakan bahwa itu akibat ia seringkali mencaci manusia."

Ustad badrusalam lc

Rabu, 05 September 2018

Orang yg sibuk menolong orang lain

Berikan Pekerjaan kepada Orang yang Sibuk

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
وَاَللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
Allah akan menolong hamba-Nya selama sang hamba membantu saudaranya. (HR. Muslim)

Ibnul Qayim menceritakan,
كان شيخ الإسلام ابن تيمية  يسعى في حوائج الناس سعياً شديداً؛ لأنه يعلم أنه كلما أعان غيره أعانه الله ؛
و لذا تجد ‏الكسالى أكثر الناس هماً وغماً وحزناً، ليس لهم فرح ولا سرور،  بخلاف أرباب النشاط و الجد في العمل – أي عمل كان
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sangat rajin membantu banyak orang. Karena beliau yakin, ketika beliau membantu orang lain, Allah akan menolong beliau.
Karena itu, anda bisa lihat para pemalas adalah orang yang paling sering resah, bingung, sedih… mereka bukan wajah bahagia. Berbeda dengan keadaan mereka yang rajin dan pekerja keras dalam usaha apapun.

__Raudhatul Muhibbin ammy nur baits

Sungai untuk pendosa

Sungai Untuk Pendosa

قال ابن القيم رحمه الله :

"لأهل الذنوب ثلاثة أنهار عظام يتطهرون بها في الدنيا فإن لم تف بطهرهم طهروا في نهر الجحيم يوم القيامة :
نهر التوبة النصوح.
ونهر الحسنات المستغرقة للأوزار المحيطة بها.
ونهر المصائب العظيمة المكفرة.
فإذا أراد الله بعبده خيرا أدخله أحد هذه الأنهار الثلاثة فورد القيامة طيبا طاهرا فلم يحتج إلى التطهير الرابع "اهـ.
"مدارج السالكين"(1/312).

Ibnul Qoyyim mengatakan:

"Para pendosa memiliki tiga sungai besar untuk mensucikan diri mereka di dunia dari dosa.  Dan jika tidak cukup,  maka mereka akan disucikan di sungai neraka pada hari kiamat. 

Tiga sungai besar tersebut adalah:
1. Sungai taubat nasuha
2. Sungai amal shalih yg bisa melebur dosa
3. Sungai musibah besar

Bila Allah menghendaki kebaikan kepada seorang hamba,  maka Allah akan memasukkannya pada salah satu dari tiga sungai tersebut,  sehingga dia datang pada hari kiamat kelak dalam keadaan suci dan tidak butuh pada sungai keempat".

(Madarij Salikin 1/312)
Abu ubaidah as sidawi