Sabtu, 18 Agustus 2018

Tabiat buruk wanita pemicu perceraian

TABIAT BURUK WANITA PEMICU PERCERAIAN
Zainal Abidin Syamsuddin

Wanita memiliki peran strategis dan pengaruh besar bagi perbaikan individu, masyarakat dan negara, dunia resah karena tingkah wanita begitu pula dunia damai karena kesalihan wanita, sehingga Islam sangat memerhatikan keshalihan mereka, bahkan syariat Islam banyak memuat ketetapan untuk menjaga harkat dan martabat mereka, serta menempatkan mereka pada tempat yang sangat mulia.   
Sayang sekali, ajaran Islam yang begitu indah untuk kebaikan wanita sering diabaikan kaum wanita muslimah, bahkan mereka lebih memilih jalan hidup bengkok dan gaya hidup kotor, sehingga menjadi tawanan hawa nafsu dan mangsa setan, yang pada akhirnya mereka terjebak pada pelangggaran dan kenistaan, sementara pembiaran pelanggaran dan kenistaan pasti akan membentuk tabiat buruk dan perangai tercela.                                                                                                                                                                       
Bila tabiat buruk dan perangai tercela dibiarkan maka lambat laun akan merusak keharmonisan rumah tangga, bahkan bisa memicu perceraian. Sedangkan tabiat buruk dan perangai tercela wanita yang sering merusak keharmonisan rumah tangga dan memicu perceraian sebagai berikut:
1. Bersikap acuh, lancang dan kasar terhadap suami, dan tidak memiliki pendirian serta tidak pernah merasa puas dengan keadaan yang ada.
2. Bersikap manja dan selalu merengek bila mengajukan berbagai tuntutan di luar kebutuhan yang wajar dengan meniru gaya wanita lain.
3. Bersikap melawan dan melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginan suami  dan menjadikan keinginan dirinya dan keluarganya di atas keinginan suami dan anak-anaknya.
4. Bersikap sombong dan congkak terhadap suami dan keluarganya, bahkan terkadang mencaci tanpa alasan yang jelas. Suka menyulut pertikaian dengan keluarga suami dengan berbagai tindakan dan kedustaan.
5. Tidak pandai memerhatikan keadaan suami. Apakah sedang santai, istirahat, atau terlalu capek, karena tuntutan di saat yang tidak tepat hanya akan memperbesar masalah.
6. Suka menyakiti suami dengan sikap bakhil dan sembrono di hadapannya atau di hadapan orang lain. Selalu mengeluhkan kekurangan dan kesengsaraan, padahal rumahnya penuh dengan kenikmatan dan kemewahan.
7. Sering keluar rumah untuk berkunjung kepada teman atau tetangga dan jarang berada di rumah. Sehingga tugas dan pekerjaan rumah tidak terselesaikan  begitu pula dengan anak-anaknya tidak terurus.
9. Kurang bersyukur dan tidak tahu balas budi, ia selalu mengganggap bahwa hidup itu mulia dan bahagia bila telah tuntutannya dipenuhi. Jika tuntutannya tidak terpenuhi maka ia akan berontak dan memaki-maki serta merasa seperti orang yang bernasib malang dan sial.
10. Sering membuat sang suami lalai dan patah semangat serta teledor terhadap hak-hak suami sementara sang suami membiarkan hingga mengetahui hakekat sebenarnya ternyata sang isteri semakin parah akhirnya thalakpun jatuh dan dia tidak tanggap kecuali setelah problem semakin kronis.
11. Suka menghina dan merendahkan sang suami baik dari sisi penampilan, pekerjaan, profesi atau ilmunya sehingga bersikap masa bodoh terhadap hak-hak suami bahkan untuk menangkal tuduhan buruk dari suami selalu menggunakan senjata utama yaitu pengajuan thalak.
12. Lemah akal dan tenggelam dalam perasaan, sehingga mudah terpengaruh ketika mendengar bisikan dari wanita lain yang mampu memperlakukan suaminya secara tidak wajar, maka boleh jadi seorang wanita datang kepada sang isteri seakan memberi nasihat dan penuh kasih sayang berkata kepadanya: Suamimu itu banyak kekurangannya dan dia sebetulnya tidak sederajat denganmu. Atau berkata: Sebetulnya statusmu lebih tinggi atau kamu memiliki kelebihan banyak yang sangat jauh dari suamimu. Dia memercayai para penghasut dan pengadu domba serta bersikap sombong dan angkuh akhirnya meminta talak atau selalu menyakiti suaminya.
13. Sebagian wanita ketika melihat sang suami berperangai buruk maka ia membalas sikap buruk itu dengan keburukan serupa, bersikap kasar, tidak sopan dan keras hati tidak mau berbuat kebaikan kepada suaminya. Suasana pun semakin keruh dan bisa jadi menjadi sebab percekcokan dan berakhir dengan perceraian.
14. Terlalu percaya kepada orang lain sehingga semua rahasia rumah tangga dibuka di hadapan orang tersebut kemudian hal itu sampai kepada sang suami.
15. Tidak tabah dan sabar menghadapi tabiat dan perangai laki-laki dan dia menyangka bahwa semua rumah tangga sepi dari percekcokan, perselisihan dan problem rumah tangga.
16. Bersikap sederhana di hadapan suami dalam berpakaian dan penampilan namun bersolek dan berdandan di hadapan laki-laki lain.
17. Bersikap dingin, tidak bisa bercanda, bercumbu dan berseda gurau dengan suami bahkan ketika berada di ranjang bersikap dingin dan menutup segala penglihatan dan pendengaran yang bisa menambah gairah dan cinta sehingga sikap itu menjadi penyebab sang suami bersikap acuh dan menikah dengan wanita lain.
18. Menganggap bahwa pendapatnya yang paling benar dan suaminya selalu berada di pihak yang salah. Jika suami berusaha untuk memahamkan maka pasti terjadi salah paham dan berakhir dengan percekcokan. Hal itu karena wanita terlalu dikuasai hawa nafsu dan perasaan sementara ia tidak menyadari bahwa sikapnya menyulut api perceraian.
19. Selalu menjauhi suami dalam pertemuan-pertemuan keluarga bahkan boleh jadi menjauhi sang suami dari tempat tidur.
20. Boleh jadi umur isteri lebih tua dari suami atau bekas isteri orang lain atau mempunyai anak banyak maka ia merasa sombong dengan kecantikan atau bekas suami yang dahulu sehingga tidak ingin suaminya memiliki isteri lain. Sementara suaminya ketakutan karena usia isterinya lebih tua atau dia memang sudah menikah sebelumnya maka kehidupan rumah tangga dirundung kegelisahan dan kekhawatiran dan pada akhirnya sang suami menikah lagi atau berakhir dengan perceraian.
21. Suka berbicara dan membuka obrolan dengan laki-laki lain sehingga membangkitkan cemburu atau marah sang suami.
22. Sering curiga dan sangat perasa, selalu curiga terhadap setiap ucapan yang didengarnya dan perbuatan yang dilihatnya sehingga dia selalu menaruh curiga terhadap suaminya atau orang yang hidup di sekitarnya bahkan selalu ingin tahu apa yang diperbuat oleh suaminya.
23. Cemburu dan hasad terhadap kerabat suami, tidak mau bersilaturrahmi dan berbuat baik kepada mereka bahkan ia hanya ingin mengutamakan diri sendiri dengan segala sesuatu dan menjadi orang yang paling diperhatikan.
24. Kurang memerhatikan suami karena terlalu mencurahkan perhatian kepada anak-anak, atau sibuk berkunjung dan menelpon teman-teman atau sanak kerabat sehingga hak dan kebutuhan serta kewajiban terhadap suami terlantar. Demikian itu bisa menjadi sebab sang suami menikah dengan wanita lain lalu menjauhinya atau menceraikannya.
25. Memiliki tabiat dan perangai yang suka berubah-ubah dan sulit dikendalikan, terkadang bersikap murung dan bermuka masam namun seketika berubah menjadi ceria dan berseri-seri.
26. Sebagian isteri kurang bersyukur kepada Allah yang telah memberi nikmat suami yang shalih, sering menciptakan suasana yang memicu percekcokan dengan suami, susah menerima nasihat dan pengarahan hingga suami terpaksa menikah dengan wanita lain. Akhirnya suasana semakin keruh dan tidak bisa dikendalikan serta berakhir dengan perceraian.
27. Terkadang seorang wanita terkena penyakit was-was yang selalu menguji kecintaan suami dan memojokkan dengan berbagai macam permintaan, atau berpaling dan membangkang atau berpura-pura sakit atau kalut pikiran lalu meminta diajak keluar atau jalan-jalan yang mengeluarkan biaya besar sehingga permasalahan menjadi semakin ruwet dan sering menimbulkan percekcokan lalu berakhir dengan kebencian atau perceraian.
28. Terpengaruh oleh sinetron murahan dan film-film cengeng yang merusak akhlak rasa malu sehingga membuat sang isteri berani melawan dan menentang sang suami serta meminta berbagai macam model pakaian.
29. Boleh jadi seorang isteri mandul atau sakit sehingga tidak mampu memenuhi hak-hak suaminya namun ia juga menolak suaminya menikah lagi akhirnya sang suami berada dalam posisi serba sulit, antara menceraikan sang isteri sehingga menambah parah penyakitnya atau terus-menerus hidup seperti itu.
30. Mempermahal mahar, banyak tuntutan materi, senang hidup boros dan mubazir. Gemar membeli berbagai macam pakaian dan perabot rumah tangga yang kurang bermanfaat akhirnya terbuang di tong sampah dengan sia-sia, atau membeli berbagai perhiasaan emas di luar kebutuhan, kemudian dijual lagi dengan harga yang sangat murah sehingga sang suami mengalami kerugian dan kehabisan harta dan tidak mampu lagi menanggung beban kebutuhan rumah tangga dan tuntutan sang isteri akhirnya muncul percekcokan dan perselisihan.
Wahai saudariku wanita muslimah, jauhkanlah diri kalian dari tabiat buruk dan perangai tercela di atas dan  hiasilah hidupmu dengan akhlak yang mulia, perangai yang terpuji, perilaku yang baik dan kebiasaan terhormat. Karena sebaik-baik manusia adalah orang yang terbaik bagi keluarganya, kemudian lingkungan sekitarnya dan mampu memberi manfaat bagi orang lain.