Senin, 19 Juli 2021

UANG MASJID DIPINJAMKAN

UANG MASJID DIPINJAMKAN

Kebiasaan di masjid-masjid, setiap hari jumat, sebelum khatib naik mimbar, panitia masjid mengumumkan beberapa pengumuman, diantaranya laporan keuangan kas masjid.

Disebagian masjid kadang laporan tidak sesuai kenyataan. Dilaporkan kas masjid 50 jt, tetapi kenyataannya uang yang ada tidak sesuai yang dilaporkan. Uangnya kadang kurang dari itu, bahkan mungkin tidak ada sama sekali.

Kemana tuh uang? Salah satu sebabnya adalah uang masjid tersebut dihutangkan kepada salah satu pengurus, jamaah atau pengusaha untuk modal usaha dengan harapan uang masjid bertambah. Namun kenyataannya, tidak sedikit uang pokok tidak kembali, apalagi ada tambahan.

Hal seperti ini terlarang dalam islam. Tidak boleh meminjamkan uang masjid kepada seseorang.

Syeikh Muhammad Munajed hafidzohullôh ditanya :

ما هو حكم من يقترض أو يُقرض أحداً من المال المتعلق بالمسجد والذى يُجمع للقيام بما يحتاجه المسجد ؟ .

Apa hukum meminjamkan atau meminjami seseorang dari dana yang terkait dngan masjid dan dikumpulkan untuk keperluan masjid?

Beliau menjawab :

الحمد لله
الأموال التي تُجمع للقيام على المساجد بما تحتاجه هي أموالٌ وقفية لا يحل للقائم عليها أن يقترض منها لنفسه ، ولا أن يُقرض منها أحداً ، فهو مؤتمن على هذا المال لإنفاقه في المصرف الذي حدده المتبرع ، وهو – هنا – احتياجات المسجد .
ولا يجوز له التصرف فيه بغير ذلك .

Alhamdulillah

Dana yang dikumpulkan untuk operasional keperluan masjid adalah dana wakaf tidak diperkenankan pelaksana meminjam untuk dirinya dan tidak boleh dipinjamkan kepada seorang pun. Pelaksana diamanahkan oleh penderma untuk keperluan masjid. Tidak diperkenankan dialokasikan untuk selain dari itu. (Al Islam Suaal Wa Jawab No 158131).

Petugas atau panitia masjid yang menghutangkan uang masjid tersebut harus bertanggungjawab untuk menggantinya.

Berkata Syekh Zakariya Al-Anshori rahimahullah :

"ليس للناظر أخذ شيء من مال الوقف على وجه الضمان ، فإن فعل ضمنه ... ولا يجوز له إقراضه إياه ، أي : مال الوقف ، كإقراض مال الصبي" انتهى بتصرف .
" أسنى المطالب في شرح روض الطالب " ( 2 / 472 ) .

“Petugas tidak diperkenankan mengambil sedikitpun dari dana wakaf ini, dengan tuntutan ganti. Kalau dia lakukan, maka dia harus menggantinya. Dia tidak dibolehkan meminjamnya, maksudnya dana wakaf. Seperti halnya uang anak kecil.” (Asna Al-mathalib Fi Syarh Raudh At-Thalib, 2/472).

Harta masjid hanya digunakan untuk kepentingan dan operasional masjid. Seperti untuk pembangunan masjid, pembayaran listrik atau air, pembelian pengeras suara, untuk syiar dakwah di masjid dan sarana masjid lainnya dalam rangka untuk memakmurkan masjid.

Dalam fatwa islam disebutkan :

الأموال التي تُجمع للقيام على المساجد بما تحتاجه هي أموالٌ وقفية لا يحل للقائم عليها أن يقترض منها لنفسه ، ولا أن يُقرض منها أحداً ، فهو مؤتمن على هذا المال لإنفاقه في المصرف الذي حدده المتبرع

Harta yang diserahkan untuk mengurusi kebutuhan masjid adalah harta wakaf. Tidak boleh bagi pengelola untuk meminjam harta itu, baik untuk kepentingan pribadi, maupun diutangkan ke orang lain. Pengelola harta masjid mendapat amanah untuk menjaga harta ini, agar dialokasikan untuk kepentingan yang diinginkan orang yang infaq. (Fatwa Islam, no. 158131)

Bahkan uang kas atau uang wakaf masjid tidak boleh diberikan walaupun kepada  fakir miskin.

Ulama Al Lajnah Ad Daimah ditanya :

هل يجوز أخذ الوقف ‏(‏إكمال المسجد مثلا‏)‏ وصرفه على المساكين، مع العلم أن هذا الوقف مخصص لبناء المسجد‏؟‏

Bolehkah mengambil uang wakaf masjid dan diberikan kepada fakir miskin. Sementara perlu diketahui bahwa uang wakaf ini khusus untuk pembangunan masjid.

Mereka menjawab :

الوقف إذا كان على معين- كالمسجد مثلا- لا يجوز صرفه إلى غيره إلا إذا انقطعت منافع المسجد الموقوف عليه، فصار لا يصلى فيه لعدم السكان حوله، فإنه ينقل إلى مسجد آخر بواسطة المرجع الرسمي المختص في ذلك‏.‏ وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Uang wakaf, jika ditujukan untuk program tertentu, misalnya masjid, tidak boleh digunakan untuk selain masjid. Kecuali jika masjid yang menerima infak ini sudah tidak berfungsi. Tidak ada yang shalat di sana, karena penghuni di sekitarnya tidak ada. Sehingga infak bisa dipindahkan ke masjid yang lain, melalui rekomendasi resmi yang menanngani masalah terkait.

Segala taufiq hanya milik Allah. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa aalihi wa shahbihi wa sallam. (Fatwa Lajnah no. 15920).

Meminjamkan uang masjid tidak boleh, apatah lagi mencuri,  mengambil uang atau tidak mengembalikan uang masjid.

AFM