Senin, 19 Juli 2021

KETIKA MATI AKU TIDAK PEDULI DENGAN KONDISI JASADKU SELAMA AKU MATI DALAM KONDISI MUSLIM

*KETIKA MATI AKU TIDAK PEDULI DENGAN KONDISI JASADKU SELAMA AKU MATI DALAM KONDISI MUSLIM*

Abul Abbas Thobroni
(Mudir Ma'had Nida'us Salam Pekalongan)

Bismillah,
Ada seorang sahabat berucap Sya'ir sebelum meninggal di tiang gantungan :

ولست أبالي حين أقتل مسلماً
على أي جنب كان في الله مصرعي

Selama aku mati dalam kondisi muslim maka Aku tidak peduli 
Mau dibunuh dengan cara apa pun selama matiku di jalan Allah

وذلك في ذات الإله وإن يشأ 
 يبارك على أوصال شلو ممزع

Karena itu adalah ketetapan Allah dan jika Allah berkehendak
Niscaya Dia akan memberkahi potongan jasadku yang sudah di sayat sayat.

Dia lah Khubaib bin Ady Al Anshori, dan kalimat tersebut beliau ucapkan di akhir hayat beliau sebelum akhirnya di eksekusi mati oleh orang-orang kafir.

Kisah lengkap nya ada dalam Shohih Bukhori (7 / 378-379 Fathul Bari) dan disebutkan oleh Imam Nawawi dalam Riyadhus Sholihin bab Karomatul Auliya'.

Ringkasan alur ceritanya bahwa Rosulullah mengutus 10 Sahabat sebagai intelijen untuk mempelajari kondisi kafir Quroisy dipimpin oleh Ashim Bin Tsabit Al Anshori.

Di tengah perjalanan rupanya terbongkar rahasia mereka oleh Qobilah Hudzail, akhirnya 100 orang kafir ahli panah keluar dan mengepung para sahabat sampai akhirnya Ashim dan enam sahabat terbunuh, sedangkan tiga orang tertawan diantaranya adalah Khubaib.

Ashim ketika terbunuh jasad beliau mau dicincang oleh orang-orang kafir, namun Allah Ta'ala menjaganya dengan diutus lebah seperti awan yang menutupi jasadnya.

Sedangkan Khubaib ketika sudah mau di eksekusi mati dengan cara di salib, maka beliau minta izin untuk sholat 2 rekaat, kemudian beliau berdoa :

اللهم أحصهم عدداً، واقتلهم بدداً، ولا تغادر منهم أحدا

"Wahai Tuhanku hitunglah jumlah mereka, dan bunuhlah semua mereka, dan janganlah engkau sisakan seorang pun dari mereka".
Setelah itu beliau melantunkan sya'ir tersebut.

Dan disebutkan dalam beberapa riwayat bahwa orang-orang kafir takut terhadap do'a Khubaib akhirnya mereka berkata: "Wahai Khubaib apakah engkau mau jika seandainya Muhamad sekarang di posisimu..?

Maka beliau menjawab: "Tidak, aku tidak ingin Nabi Muhammad menggantikan ku walaupun cuma sekedar satu duri yang mengenai kaki beliau".

Akhirnya beliau dilempari dengan anak panah, tombak, dan pedang sampai akhirnya beliau mati syahid di atas kayu salib. Dan Khubaib adalah orang muslim pertama yang mati dengan cara di salib.

Sahabatku, selama kita bisa Istiqomah di atas Islam dan iman sampai datang ajal menjemput kita, maka ini adalah karunia terbesar yang Allah berikan kepada kita.

Sedangkan bagaimana kondisi mati kita dan kondisi jasad kita, maka itu bukanlah hal yang penting bagi kita. Mau mati di Rumah Sakit karena sebab Corona, mati di jalan karena kecelakaan, mati di ranjang rumah karena sakit, atau bahkan mati dengan dicincang jasad kita oleh orang kafir di Medan pertempuran itu tidaklah penting. Yang terpenting adalah ketika mati kita dalam kondisi Husnul Khotimah, kita mati ditengah ibadah, kita mati ketika sujud, mati ketika berdzikir, mati ketika membaca Alquran.

Oleh sebab itu maka mari kita kuatkan imunitas Iman dan ketaqwaan kita, setelah kita kuatkan imunitas jasad dan protokol kesehatan kita.

Jangan sampai gara-gara sibuk menjaga kesehatan badan dan jasad, akhirnya kita lupa dengan kesehatan hati dan ruh.

Jangan sampai tenggelamnya kita dalam membaca berita-berita tentang Covid membuat kita lupa untuk membaca Kalamullah, jangan sampai ribut pro kontra nya kita tentang vaksin membuat kita lupa untuk diskusi dan mempelajari ilmu agama, jangan sampai habisnya energi kita untuk membicarakan aib dan keburukan pemerintah dalam penanganan pandemi melalaikan dari aib dan dosa kita di hadapan Allah.

Sahabatku, perjuangan kita masih panjang dan selama ruh masih di kandung badan maka seorang muslim tidak pernah merasa aman. Musuh kita bukan hanya Corona dan pandemi, namun ada musuh yang paling bahaya yaitu syaithon dan hawa nafsu kita yang terus akan menyesatkan kita apalagi di saat-saat akhir kehidupan kita.

Semoga Allah Ta'ala mematikan kita di atas Islam dan Sunnah, dan Allah Ta'ala memudahkan kita untuk membaca kalimat Tauhid yaitu Lailahailallah sebagai penutup ucapan kita. Amin..
Di share oleh ustadz Abdurrahman patri